Dewa Ayu Mirah Dewayanti : Pariwisata Bali Masih Menjanjikan

Dewa Ayu Mirah Dewayanti
Dewa Ayu Mirah Dewayanti

(Baliekbis.com), Meski sebagai pendatang baru di dunia pariwisata dan minim pengalaman, namun gebrakan yang dilakukan Dewa Ayu Mirah bersama suami Dewa Gede Anom Wibawa membangun bisnis vila terbilang mulus. Bahkan bisnis yang baru dirintis tahun 2014 lalu itu mendapat respons positif di kalangan wisatawan. “Baru buka vila kami sudah terisi dan sampai sekarang tetap penuh,” ujar Dewa Ayu Mirah di kantornya di bilangan Jalan Raya Celuk Gianyar.

Membuka usaha vila tambahnya selain memang ingin mencari terobosan baru juga karena melihat peluang yang cukup bagus di bisnis ini. “Peluangnya besar jadi kami ingin memanfaatkannya,” tambah Mirah didampingi sang suami, Dewa Anom.

Pasangan yang selalu kerja bareng saling mengisi ini memilih sektor pariwisata tidak terlepas dari kondisi Bali yang memang sangat potensial di bidang pariwisata. Apalagi kunjungan wisatawan ke Pulau Dewata ini terus meningkat setiap tahunnya. Menurut Mirah, pariwisata Bali akan tetap menarik sepanjang potensi lokal yang menjadi unggulan bisa tetap dipertahankan. Budaya, seni dan adat menjadi unggulan yang perlu dijaga selain keindahan alamnya dan SDM krama Bali yang dikenal ramah dan kreatif. Karena itu ia optimis pariwisata akan bisa menjadi tumpuan pembangunan ekonomi masyarakat dan daerah ini sepanjang Bali masih bisa dijaga dan dipertahankan keasriannya.

Diakui memang ibarat gula selalu dirubung semut, pariwisata juga tak luput dari persaingan yang begitu ketat. Banyak pebisnis yang terjun di sektor ini sehingga membuat persaingan makin tajam. Belum lagi daerah lain juga menggarap sektor ini. Untuk itu pelaku bisnis pariwisata perlu menyiapkan diri dengan baik sebelum terjun ke sini mengingat investasinya cukup besar. Namun ia optimis bisa berkembang di bisnis ini sepanjang potensi lokal yang ada bisa dikelola dengan baik.

Kini dengan langkah awal 10 unit vila (empat private pool dan enam building) di bawah bendera Tapa Kawi Villa serta didukung manajemen pengelolaan yang melibatkan operator berpengalaman, seluruh kamar terisi penuh. “Astungkara sejak buka sampai sekarang semuanya berjalan dengan lancar,” jelasnya. Soal harga, diakui cukup bersaing dan disesuaikan dengan fasilitas yang tersedia yakni dipatok mulai dari Rp 1 juta hingga Rp 1,6juta. (bas)