Deutsche Post DHL Group dan Program Pembangunan PBB (UNDP) Menyelenggarakan Lokakarya Bandara Siaga Bencana di Bali dan Lombok

20160905_100738

(Baliekbis.com), Lokakarya baru diadakan setelah penilaian delapan bandara Indonesia sejak 2009
Deutsche Post DHL Groupdan Program Pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNDP) kembali mengadakan pelatihan kesiapsiagaan bencana, dalam program Bandara Siaga Bencana atau Get Airports Ready for Disaster (GARD), tanggal 5-9 September di Bandara Internasional Ngurah Rai International, Bandara Internasional Lombok dan Bandara Selaparang di Lombok. Indonesia adalah negara percontohan ketika program ini dilaksanakan secara global pada tahun 2009 di Makassar dan Palu. Indonesia terletak di Cincin Api Pasifik tempat beberapa lempeng benua bertemu. Akibatnya, pulau-pulau yang berada dalam rangkaian cincin tersebut rentan terhadap risiko gempa bumi, tsunami dan gunung berapi aktif. Selain itu, Bali dan Lombok dikategorikan sebagai daerah berisiko tinggi dalam Indeks Risiko Bencana Indonesia (2013) yang dikeluarkan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Bandara di kedua provinsi sempat ditutup akibat letusan Gunung Rinjani awal bulan Agustus.

Lokakarya yang berlangsung beberapa hari ini melibatkan lebih dari 50 peserta – termasuk perwakilan dari Angkasa Pura, ahli keselamatan penerbangan, BNPB dan BPBD, Palang Merah Indonesia, otoritas imigrasi, polisi militer dan Polri – yang akan dilatih untuk menangani lonjakan barang bantuan yang masuk dan meningkatnya jumlah penumpang setelah terjadi bencana alam. “Setelah bencana alam, bandara menjadi titik penting untuk penanganan barang bantuan yang masuk,” kata Christof Ehrhart, Kepala Komunikasi dan Tanggung Jawab Korporat di Deutsche Post DHL Group. “Dengan kesiapan proses di bandara dan bersama instansi terkait, barang bantuan dapat disalurkan melalui bandara untuk menjangkau masyarakat yang terkena dampak bencana dengan cepat dan efisien. Program ini terus membantu meningkatkan manajemen bencana di wilayah rentan bencana.”

“Bandara seringkali tidak siap untuk menangani bencana besar atau krisis kemanusiaan dan akibatnya, bantuan terlambat sampai ke mereka yang paling terkena dampak. GARD bekerja secara khusus dengan semua mitra di lapangan untuk memecahkan setiap potensi kemandekan yang bisa menghambat respon yang cepat guna menyelamatkan nyawa. Saya memuji pemerintah Indonesia atas komitmennya untuk siaga dan otoritas bandara untuk manajemen risiko mereka,” Kata Kepala Perwakilan PBB di Indonesia, Douglas Broderick.

Pelatihan meliputi evaluasi kapasitas bandara untuk memproses lonjakan penumpang dan kargo serta penyimpanan barang bantuan. Rencana kesiapsiagaan bencana spesifik secara lokasi juga dikembangkan. Sejak 2009, pelatihan GARD telah diselenggarakan di delapan bandara di Indonesia, yaitu Bandara Sultan Hassanuddin di Makassar (2009), Bandara Mutiara Palu (2009), Bandara Ngurah Rai (bandara lama) di Denpasar (2011), El Tari di Kupang (2011), Bandara Polonia di Medan (2012), Bandara Sultan Iskandarsyah di Banda Aceh (2012), Bandara Fatmawati di Bengkulu (2012) dan Bandara Minangkabau di Padang (2013).

Tentang GARD 
Pada tahun 2009 GARD dikembangkan oleh Deutsche Post DHL Group bekerjasama dengan UNDP untuk mempersiapkan bandara di daerah rawan bencana untuk menangani lonjakan barang bantuan yang masuk setelah bencana alam terjadi. Hal ini juga memungkinkan berbagai organisasi dan lembaga bantuan untuk lebih memahami proses di bandara setelah terjadinya bencana, yang akan membantu memfasilitasi upaya bantuan dan meningkatkan koordinasi secara keseluruhan.

Untuk saat ini, lokakarya GARD telah diselenggarakan di 34 bandara di Armenia, Bangladesh, Republik Dominika, El Salvador, India, Indonesia, Yordania, Lebanon, Makedonia, Nepal, Panama, Peru, Filipina, Seychelles, Sri Lanka dan Turki. Pelatih dan materi pelatihan GARD disediakan secara cuma-cuma oleh Deutsche Post DHL Group sementara UNDP memimpin pelaksanaan proyek dan memfasilitasi koordinasi dengan pemerintah. Biaya penyelenggaraan dan logistik lokakarya pelatihan GARD sepenuhnya ditanggung oleh UNDP dengan kontribusi pendanaan dari Pemerintah Jerman.

GARD merupakan bagian integral dari program GoHelp Deutsche Post DHL Group di mana perusahaan ini memfokuskan semua kegiatan yang berhubungan dengan kesiapan dan penanggulangan bencana. Sebagai bentuk pencegahan krisis, lokakarya GARD digunakan untuk mempersiapkan bandara untuk menghadapi potensi bencana alam. Apabila bencana terjadi, Tim Tanggap Bencana (Disaster Response Teams / DRT) memberikan bantuan darurat dan memastikan bahwa persediaan bantuan dapat diterima secara terkoordinasi dan diteruskan ke lembaga bantuan yang tepat. DRT dibentuk bekerja sama dengan Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (UNOCHA). DRT mencakup jaringan di seluruh dunia dengan lebih dari 400 relawan, semua karyawan Deutsche Post DHL Groupyang dilatih khusus. (ist)