Desa Tembok Jadi Sasaran Program Pengembangan Literasi Digital

(Baliekbis.com), Akses internet saat ini bisa dijangkau oleh semua warga melahirkan peluang dan tantangan. Akses komunikasi yang mudah mendorong pengembangan ekonomi berbasis digital hingga proses Pendidikan bisa berjalan efektif dan efesien. Namun ancaman lainnya juga tak kalah mengkhawatirkan. Seperti keamanan, fenomena hoaks, hingga etika di ruang digital menjadi persoalan yang belakangan menjadi sorotan. Perlu ruang edukasi yang baik dan berkelanjutan dalam merespon kondisi tersebut.

Hal tersebut tercermin dari kegiatan pelatihan literasi digital yang digagas oleh jaWAra Internet Sehat bekerjasama dengan Desa Tembok, Buleleng dan STAHN Mpu Kuturan Singaraja dalam membangun pemahaman literasi digital di kalangan remaja dan pelajar. Kegiatan yang mengusung tema Desa Tembok Cakap, Tangguh dan Berdaya di Era Digital tersebut telah berlangsung sejak 29 Agustus hingga 5 September 2022.

“Kegiatan literasi digital sangat penting agar masyarakat paham dan bijak dalam mengakses layanan informasi seperti media sosial, aktivitas belanja daring hingga menyebarkan data pribadi di ruang maya. Karena keamanan dunia maya sedang tidak baik-baik saja,” kata Fasiliator Kegiatan dan Relawan jaWAra Internet Sehat Wilayah Bali I Komang Agus Widiantara disela evaluasi kegiatan Rabu (7/9/2022) di Desa Tembok Kecamatan Tedjakula, Buleleng.

Secara garis besar kegiatan yang digelar dibagi dalam 4 agenda. Pertama, pelatihan literasi digital yang memberikan pengenalan peserta agar bijak bermedia sosial dan kritis terkait informasi di media sosial, kiat menghindari berita hoax, aman dalam menggunakan platfoam media sosial, hingga menumbuhkan sikap etika dan budaya digital yang produktif.

Kedua, pelatihan konten kreatif. Kegiatan ini mendorong para peserta untuk belajar membuat konten secara dasar dengan memanfaatkan perangkat komunikasi yang dimiliki, mengenalkan ragam aplikasi pembuatan konten dan menumbuhkan mindset ‘konten kreator’ sehingga para peserta tidak saja sebagai konsumen informasi namun juga produsen informasi yang kreatif dan inovatif.

Ketiga, Jurnalisme warga. Kegiatan ini melatih para peserta untuk belajar menjadi seorang pewarta ala warga dengan membangkitkan rasa ingin tahu, mengasah kepiawaian dalam menulis dan bisa menceritakan aktivitas dan potensi desa. Hal yang tidak kalah penting, pelatihan ini mendorong budaya baca dan kultur kritis dalam merespon fenomena di lingkungan.

Keempat, dialog dan deklarasi moderasi beragama di Desa Tembok. Kegiatan ini membangun persamaan persepsi antar umat beragama di Tembok agar tetap bisa membangun kehidupan yang rukun, saling menghargai dan menghormati di tengah perbedaan. Yang tidak kalah penting, agar antar umat beragama tidak mudah terprovokasi dengan ragam berita hoaks di media sosial yang berpotensi menyebarkan kabar intoleran dan permusuhan.

“Kegiatan ini sangat edukatif dan penting. Kolaborasi ini bagus dilakukan. Kami berharap bisa terlibat dalam kegiatan serupa lagi. Peran Perguruan tinggi sangat strategis dalam pemberdayaan dan pencerdasan masyarakat, “kata Ketua STAHN Mpu Kuturan Singaraja Dr I Gede Suwindia, S.Ag., M.A

Pelatihan literasi digital yang digelar juga dirangkai dalam program Pengabdian Masyarakat dari Prodi Ilmu Komunikasi STAHN Mpu Kuturan Singaraja. Sehingga menjadi atensi khusus bagi pihak Desa Tembok.

Sementara itu Kepala Desa Tembok Dewa Komang Yudi mengapresiasi kegiatan yang digagas oleh jaWAra Internet Sehat dan STAHN Mpu Kuturan Singaraja. Menurutnya pelatihan tersebut penting dan relevan dalam membuka wawasan dan pemahaman digital khususnya anak-anak muda di Desa Tembok yang saat ini sudah terakses Internet secara merata.

“Kegiatan ini penting dalam memberikan pemahaman dan daya kritis mereka dalam merespon segala informasi di dunia maya. Jadi warga kami kita harapkan tidak lagi jadi korban hoaks ataupun beragam penipuan yang marak terjadi, ” ucap pimpinna Desa dua periode tersebut. Pihaknya berharap kegiatan ini tidak berhenti disana saja. Kedepan pihaknya akan berupaya menggelar kegiatan serupa dengan para milineal di desanya. Misalnya dengan menyiapkan pojok kreatif dan taman baca sehingga masyarakat bisa mengasah literasi dengan baik.

Adapun para narasumber yang terlibat dalam kegiatan tersebut diantaranya I Gusti Aan Darmawan ( Konten Kreator), Roni Han Wasisto ( Dosen STAHN Mpu Kuturan Singaraja) Wiwik Eka Putri ( penggiat literasi), Ketut Yuni ( STAHN Mpu Kuturan Singaraja), I Putu Mardika ( jurnalis) dan Made Bagus Andi Purnomo (jurnalis). Selama kegiatan acara berlangsung di wantilan Desa setempat yang diikuti 30 peserta. (ist)