Desa Sanur Kaja Tampilkan Inovasi Program Dharma Hingga Penerapan Desa Digital

(Baliekbis.com), Sebagai perwakilan Kota Denpasar, Desa Sanur Kaja dinilai Tim Penilai Lomba Desa dan Kelurahan Provinsi Bali Jumat (31/5) di Wantilan Pura Dalem Kedewatan Sanur Kaja. Tim Penilai yang dipimpin Kabid Keswadayaan dan Lembaga Kemasyarakatan  DPMD   Provinsi Bali, I Nengah Suta Maryana disambut hangat Wakil Walikota Denpasar IGN Jaya Negara di dampingi Wakil Ketua PKK Kota Denpasar Ny. Antari Jaya Negara, Kadis DPDM  Kota Denpasar IB Alit Wiradana dan Camat Denpasar Selatan Wayan Buda di Wantilan Pura Dalem Kedewatan, Desa Sanur Kauh, Jumat (31/5).

Dalam kesempatan itu Jaya Negara mengatakan, lomba desa dan kelurahan tingkat Provinsi Bali ini disambut antusias masyarakat Desa Sanur Kaja, bahkan Sekaa Teruna hingga para lansia ikut aktif dalam mempersiapkannya. ‘’Maka dari itu saya memberikan apresiasi dan mengucapkan terima kasih atas semua hal yang telah disiapkan,’’ungkap Jaya Negara.

Lebih  lanjut  Jaya Negara mengatakan, pogram Pesiden Joko Widodo dalam Nawacitan pada poin ketiga membangun Indonesia dari pinggiran dari daerah-daerah desa-desa sangat dirasakan nampaknya bagi masyarakat di desa yang ada di Kota Denpasar. Menurutnya, anggaran desa yang dialokasikan pemerintah secara nasional itu dari tahun 2015 sampai 2019 ini mencapai Rp 247 triliun.

Selain itu, di Kota Denpasar anggaran desa tahun 2019 mencapai Rp 34,705 miliar tersebar di 27 desa yang ada di Kota Denpasar. Jumlah anggaran itu pengalokasiannya beragam. ‘’Dapat kami rata-ratakan alokasinya mencapai Rp 1.2 miliar per desa. Sehingga dari dana itu pengalokasian dana dan penyerapan dana desa itu benar-benar dapat dirasakan oleh masyarakat,’’ ungkapnya.

Selain itu penyerapan dana desa dan pemanfaatan dana desa yang efektif di 27 desa yang ada di Kota Denpasar  sangat mendorong indek pembangunan manusia bahkan mencapai nilai 82,5 ini ideks pembangunan yang paling tinggi di Provinsi Bali.

Dengan pengalokasian dana ke desa-desa, Jaya Negara mengatakan, Desa Sanur Kaja mampu berinovasi dengan membuat Program Dharma. Program Dharma ini adalah sebuah inisiatif berbentuk kemitraan bertujuan untuk mengontrol dan membasmi penyakit rabies di Denpasar. Program ini dirancang untuk mengurangi ancaman rabies di kalangan manusia serta anjing di 28 Banjar yang ada di tiga Wilayah yakni Desa Sanur Kaja, Desa Sanur Kauh dan Kelurahan Sanur.

Dengan dilaksanakan lomba Desa dan Kelurahan Tingkat Provinsi Bali ini Jaya Negara berharap Desa dapat   terus berinovasi dan berkomitmen di dalam menata administrasi Pemerintahaan dan kewilayahan serta peningkatan partisipasi masyarakat yang sudah berjalan dalam aspek kegiatan dilaksanakan oleh desa di Kota Denpasar.

Perbekel Sanur Kaja I Made Sudana menambahkan, Desa Sanur Kaja memiliki beberapa inovasi seperti Tentang Tata Cara Pemeliharaan dan Penanganan Anjing Di Wilayah Sanur Kaja, Program Dharma yang bertujuan untuk mengontrol dan membasmi penyakit rabies. Selain itu Pemerintah Desa Sanur Kaja juga bekerjasama dengan Gringgo di bidang Pengelolaan Sampah berbasis Teknologi ( Desa Digital = DEDI ) .’’Gringgo adalah Jasa layanan pengangkutan Sampah. Dari aplikasi gringgo juga bisa membuat penggunanya dapat memantau secara real time mengenai proses pengangkutan sampah hingga ke tempat pembuangan akhir dan pendauran ulang,’’ ujarnya

Selain itu Desa Sanur Kaja menuju Desa Layak Anak ( DELA ) serta sebagai PATBM (Perlindungan Anak Terpadu Berbasis Masyarakat) yang terbentuk sejak bulan Maret Tahun 2018. Tidak hanya itu Sanur Kaja juga memiliki Inovasi Desa Form Online  tentang alur penanganan atau pengaduan kasus kekerasan pada anak.  Sanur Kaja juga memiliki banyak potensi dan produk unggulan dalam memajukan sumber daya manusia.

Pimpinan Tim Penilai Lomba Desa dan Kelurahan Provinsi Bali I Nengah Suta Maryana mengatakan, lomba ini dilaksanakan untuk mengevaluasi tingkat perkembangan masyarakat, mendorong penguatan peran lembaga pemerintahan dan kemasyarakat. Serta memberikan penghargaan dan apresiasi kepada masyarakat Desa atas prestasi yang telah diraih dalam proses pemerintahaan da partisipasi dalam pembangunan serta inovasi-inovasi sebagai langkah untuk mewujudkan “Bali Smart Island”.

Maka dari itu menurutnya lomba ini tidak semata-mata hanya untuk mengejar target juara. Namun yang paling penting adalah sebagai evaluasi perkembangan desa dalam rangka mewujudkan kemandirian desa sesuai dengan indikator pembangunan, diantara aspek pendidikan, kesehatan, ekonomi masyarakat, kemanan dan ketertiban termasuk partisipasi masyarakat.

Disamping itu lomba ini juga sebagai upaya untuk mengukur keberhasilan aparatur yakni sejauh mana perangkat desa mampu bersinergi dengan masyarakat dalam mencapai tujuan pembangunan desa yang direncanakan dan disepakati bersama-sama melalui proses Musrenbang Desa yang pada akhirnya selaras dengan tujuan pembangunan desa.  (ayu)