Desa Pakraman Panjer Dievaluasi Tim Sabha Upadesa Kota Denpasar

 

Evaluasi Pembinaan Penataan Desa Pakraman dan Taman Gegirang Tingkat Kota Denpasar, Senin sore (27/9) di Wantilan Desa Pakraman Panjer.
Evaluasi Pembinaan Penataan Desa Pakraman dan Taman Gegirang Tingkat Kota Denpasar, Senin sore (27/9) di Wantilan Desa Pakraman Panjer.

(Baliekbis.com), Denpasar – Setelah Kecamatan Denpasar Barat, Denpasar Utara dan Denpasar Timur, kini giliran Kecamatan Denpasar Selatan yang di evaluasi oleh Tim Sabha Upadesa Kota Denpasar, yang mana pada kesempatan ini Desa Pakraman Panjer yang menjadi duta Kecamatan Denpasar Selatan dalam Evaluasi Pembinaan Penataan Desa Pakraman dan Taman Gegirang Tingkat Kota Denpasar, Senin sore (27/9) di Wantilan Desa Pakraman Panjer.

Evaluasi Desa Pakraman ini di hadiri dan disaksikan langsung Walikota Denpasar IB Rai Dharmawijaya sekaligus membuka evalusi dengan penerimaan awig-awig Desa dari Jro Bendesa Desa Pakraman Panjer I Nyoman Budiana. Hadir juga dalam evaluasi ini  Plt. Kebudayaan Kota Denpasar Ni Nyoman Sujati, Camat Denpasar Selatan AA Gde Risnawan, Ketua Tim Panureksa Sabha Upadesa Kota Denpasar I Wayan Meganada, Kades, Lurah, Tim Sabha Upadesa dan Krama Desa Pakraman Panjer. Dimana dalam evaluasi pembinaan penataan Desa Pakraman Kota Denpasar ini, Desa Pakraman Panjer mengikutkan 9 Banjar Adat.

“Peninaian Evaluasi Pembinaan Penataan Desa Pakraman ini janganlah dijadikan suatu beban, akan tetapi jadikanlah suatu kebutuhan untuk masyarakat semua, dikarenakan kebudayaan adalah sebuah kebutuhan di Bali. Yang merupakan ini salah satu cara mengangkat harkat dan martabat atau harga diri kebudayaan kita sebagai orang Bali, sebab kebudayaan itu di dunia adalah sebuah harga diri. Dimana kebudayaan ini sangat dekat dengan Desa Pakraman, disinilah bibit-bibit kebudayaan harus terus di kembangkan dan dipertahankan,” kata Walikota Rai Mantra.

Di era globalisasi ini tantangan sebuah Desa Pakraman dalam mempertahankan kebudayaan harus di dasari oleh konsep Tri Hita Karana didalam menjalaninya dengan Tri Hita Karana yang meliputi Parahyangan yang merupakan kepercayaan terhadap Tuhan, Pawongan merupakan perwujudan antar sesama manusia dan Palemahan perwujudan alam semesta atau lingkungan/wilayah yang merupakan inti dari sebuah kebudayaan yang harus di jalani. Oleh sebab itu diperlukan strategi kegiatan kebudayaan dalam sebuah obyek sebagai unsur-unsur sebuah kebudayaan, dimana unsur kebudayaan ini terdiri tujuh unsur yang meliputi Agama, Aksara, Seni, Organisasi Sosial, Pendidikan, Ekonomi dan Teknologi, ketujuh unsur ini lah yang disebut dengan Ketahanan Desa Pakraman.

Sementara Ketua Tim Panureksa Sabha Upadesa Kota Denpasar I Wayan Meganada mengatakan, Lomba Pembinaan Penataan Desa Pakraman dan Taman Gegirang Tingkat Kota Denpasar di masing-masing Kecamatan ini guna memberikan pembinaan kepada Desa Pakraman untuk meningkatkan peran sertanya dalam menggali, melestarikan dan mengembangkan adat dan budaya Bali.

Denpasar merupakan tempat sebagai titik pertemuan masyarakat Bali untuk mencari nafkah, jadi dengan pembinaan ini kebudayaan di Denpasar bisa tetap di pertahankan. Selain juga untuk meningkatkan ketahanan sebuah Desa Pakraman, dimana indentitas budaya yang ada tidak  akan hilang begitu saja jika sebuah ketahanan pelestarian budaya daerah terus di jaga, di rawat, dipertahankan dan di teruskan oleh generasi muda sekarang ini. (ays’/ist)

pembinaan-desa-panjer-4