Desa Kerthih dalam Rangkaian Abiseka Ratu di Puri Ageng Sibang

(Baliekbis.com), Puri Sibang (Puri Ageng Anglurah Mambal Sakti) merupakan perpindahan resmi puri ketiga, yaitu Mambal, Ubung, dan Sibang (sekarang), mengusung dua amanah keprabon. 

Yaitu. Amanah Ide Dalem Sri Aji Segening pada masa Puri Lingarsa Suweca Pura di Gelgel pada abad ke-16. Kedua memegang amanah kewilayahan Rakriyan Punta yang memegang wilayah Abiansemal sejak masa Ida Dalem Sri Aji Kresna Kepakisan di Samprangan, setelah Ide Anglurah pertama mempermaisuri putri semata wayangnya Ide Rakreyan Punta yang berkedudukan di sebelah utara Mambal sekarang.

Melewati masa Kolonial Belanda, Sibang masuk dalam wilayah Kabupaten Badung, dan sudah mengalami pemekaran pada masa kolonial. Situs Puri yang berdiri sejak abad ke-17 ini mendapatkan perhatian dari Bupati Badung melalui Dinas Kebudayaan dan memasukkannya program kegiatan Cagar Budaya.

Demikian diungkapkan oleh pewaris Puri Sibang I Gusti Ngurah Agung Gde Watusila saat acara Nebes Pusaka dan Tapakan Sesuhunan yang merupakan rangkaian dari Karya Abiseka Ratu yang ke-12 di Puri Ageng Sibang pada Senin (1/8/2022)

Soma Wage Tambir hari ini, dipilih sebagai dewasa ayu atau hari baik untuk ritual nebes Pusaka dan Tapakan Sesuhunan ring Merajan Agung Anglurah Mambal Sakti. Ritual penting ini serangkaian dengan Karya Abiseka Ratu pewaris atau penyenengan puri yang ke-12, sejak berdiri puri di Mambal (abad ke-16), dan perpindahan puri di Sibang (1691 Caka).

Yajamana karya sekaligus Bagawanta Puri Ida Pedanda Gede Anggusta Lor Magelung menyebut hari ini sebagai dewasa ayu untuk ritual nebes rambut tapakan sesuhunan dan pusaka, yaitu untuk ‘nuntun’ atau memindahkan kekuatan dan spirit magis pusaka dan tapakan sesuhunan pada daksine sementara menunggu proses pembersihan pusaka dan perbaikan rambut tapakan sesuhunan.

Ida Dalem Semara Putra menyampaikan untuk kerabat Ksatriya Dalem dan krama Bali pada umumnya untuk menyambung benang sejarah dan garis pasemetonan untuk meningkatkan rasa bhakti kepada Leluhur dan wirang nindihin jagat, dengan dharma agama dan dharma negara.

Jadwal Dudonan Karya selama 4 bulan, mulai pada 5 Juli s/d 5 November 2022, diawali dengan Nyukat. Puncak karya pada hari penobatan atau Abiseka Ratu pada tanggal 10 September 2022. Dan berakhir tepat pada Hari Tumpek Landep yang akan digelar upacara Piodalan, Pasupati Pusaka, dan Grebeg pusaka dan panji kedaton yang akan dibagikan kepada seluruh dadya yang ada di seluruh kabupaten/ kota hingga di Lombok. (ist)