Denpasar Jadi Tempat Uji Coba Biosilika

(Baliekbis.com), Untuk mengurai biaya produksi para petani Balai Besar Penelitian Pengembangan Pertanian Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kementerian Pertanian memanfaatkan sekam padi menjadi Teknologi Biosilika. Hal ini disampaikan Kepala Balai Besar Penelitian Pengembangan Pertanian Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kementerian Pertanian Prof (Riset) Dr.Ir. Risfaheri, M.Si  saat beraudensi dengan Sekda Kota Denpasar AAN Rai Iswara di Kantor Walikota Denpasar Selasa (29/9).

Prof Risfaheri  mengatakan, sekam padi di Indonesia sangat besar, dari produksi padi sebesar 79 juta ton gabah kering giling pada tahun 2016 diperkirakan terdapat limbah sekam padi sekitar 15 juta ton (kandungan sekam padi kurang lebih 20%GKG). Bahkan kandungan silika dalam sekam padi sekitar 20% yang berarti terdapat potensi silica sekitar 3 juta ton (4%GKG). Namun selama ini sekam padi belum banyak dimanfaatkan, walaupun ada namun baru sebagian kecil. Yang dimanfaatkan untuk bahan bakar pengeringan maupun untuk pembakaran batu dan genteng.

Pembakaran sekam padi banyak mengandung silika sebagai unsur penting bagi tanaman. Menurutnya, pemberian silika pada tanaman bermanfaat untuk memperkuat batang dan daun sehingga meningkatkan ketahanan terhadap hama penyakit dan kerebahan. Memperkuat akar tanaman dan meningkatkan ketahanan terhadap keracunan besi. ‘’Untuk peningkatan nilai ekonomi dari limbah sekam padi kami dari Balai Besar Penelitian Pengembangan Pertanian Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kementerian Pertanian  memanfaatkan sekam padi menjadi biosilika atau pupuk biosilika,’ ’ujarnya.

Lebih lanjut dikatakan, pengelolahan sekam padi menjadi biosilika sangatlah mudah yakni dengan membakar sekam padi dan pengambilan abunya lalu ekstrak silikanya dan digunakan menjadi biosilaka. Untuk uji coba di Bali pihaknya memilih Kota Denpasar namun sebelumnya juga sudah di uji coba di Lampung. Dengan teknologi ini ia berharap petani bisa melihat hasil  menggunakan pupuk biosilaka. Dengan melihat secara langsung otomatis petani mau menggunakan teknologi ini. Selain menggunakan pupuk, petani juga bisa memproduksi dan memanfaatkan menjadi peluang bisnis.

Sementara Sekda Kota Denpasar AAN Rai Iswara  atas nama pemerintah dan mewakili Walikota Denpasar menyambut baik kehadiran Prof (Riset) Dr.Ir. Risfaheri, M.Si karena telah membawa membawa pemahaman baru kepada petani-petani yang ada di Kota Denpasar. terutama untuk managemen pertanian yang modern namun sandarannya dari akar budaya. Walikota Denpasar selalu meminta khususnya  Pertanian Kota Denpasar untuk bersandar kepada kemajuan teknologi dalam menggarap pertanian.

Rai Iswara mengaku teknologi diberikan Balai Besar Penelitian Pengembangan Pertanian Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kementerian Pertanian akan dikembangkan dan diolah serta menularkan dengan petani yang lainnya, sehingga hasil pertanian menjadi subur. ‘’Pemerintah Kota akan mencoba mengetok tularkan kepada seluruh petani dengan koordinasi komunikasi melalui Kadis Pertanian Kota Denpasar sehingga apa yang dituangkan tentang teknologi tani ini bisa dikembangkan sebaik mungkin,’’ ungkapnya.

Lebih lanjut Rai Iswara mengatakan, Kota Denpasar memang luas wilayahnya relatif kecil, dengan luas pertanian 2.500  hetar. Namun dilihat hasil dari petani perhetarnya menghasilkan 10 ton gabah per ton. ‘’Perbandingan seluruh Bali kita tertinggi, dengan adanya teknologi baru ini semoga hasilnya lebih maksimal,’’ harap Rai Iswara. (ayu)