Denpasar Fashion Festival 2020 Digelar Virtual, Kupas Tuntas Harmonisasi Industri Fashion Berbasis Budaya Bali di Era Industri 4.0

(Baliekbis.com), Dalam rangka memeriahkan Denpasar Festival ke-13 Tahun 2020, Dekranasda Kota Denpasar kembali menggelar Denpasar Fashion Festival (DFF) Tahun 2020  secara virtual.

Pada Sabtu (26/12) dilangsungkan Talkshow bertema “Harmonisasi Industri Fashion Berbasis Budaya Bali di Era Industri 4.0” di Dharma Negara Alaya (DNA), Denpasar.

Dalam Talkshow ini mengupas berbagai hal seputar fashion dengan mengusung produk lokal dari perpaduan kreativitas, inovasi, dan bisnis bertema “Harmonisasi Industri Fashion Berbasis Budaya Bali di Era Industri 4.0”

Dalam Talkshow ini menghadirkan  pembicara Ida Ayu Selly Dharmawijaya Mantra selaku Ketua Dekranasda Kota Denpasar serta Ketua Jurusan Desain Mode ISI Denpasar, Dr. Tjokorda Istri Ratna Cora Sudharsana, S.Sn.,M.Si dan Kaprodi Desain Mode IDB Bali, Sri Utami, S.Sn.,M.Sn.

Seluruh rangkaian DFF 2020 dan juga Talkshow ini akan ditayangkan pada Selasa, 29 Desember 2020 pada Pukul: 19.00 WITA di Akun Youtube: Kreativi Denpasar.

Ida Ayu Selly Dharmawijaya Mantra selaku Ketua Dekranasda Kota Denpasar mengatakan Kota Denpasar sebagai Kota Fashion karena dengan Kota Denpasar yang minim Sumber Daya Alam maka dari itu upaya meningkatkan nilai Sumber Daya Manusia melalui kreativitas tanpa batas dan inovasi berkelanjutan.

“Kita boleh mengikuti trend namun jangan sampai melupakan akar budaya. Diangkatnya endek sebagai bahan fashion sudah dilakukan sejak jaman  Prof. IB Mantra sebagai Gubernur Bali, dimana  saat PKB pertama kali digelar mengangkat endek yang dulunya hanya dipakai golongan tertentu. Sementara pada Denfest yang pertama, saya punya keinginan memperkenalkan endek kembali dimana saat itu di era tahun 2000 an justru sempat booming kain jenis songket. Diperkenalkannya endek karena endek adalah kain tradisional yang perlu dikembangkan untuk semakin dikenal luas. Untuk itulah diperlukan terus  inovasi sehingga bisa go internasional.

Lebih lanjut dikatakannya,  dari ribuan UKM yang dibina oleh Dekranasda Kota Denpasar terus mengembangkan ragam motif dan desain  dengan memonitoring dan evaluasi untuk menyelesaiakan permasalahan yang dialami pelaku UKM. Melakukan pendekatan juga dengan Perbankan agar mempermudah pelaku UKM dalam mendapatkan KUR. Diberi juga kesempatan pada pelaku UKM untuk berpameran di daerah hingga keluar negeri menambah wawasan para pelaku UKM.

“Dicetusnya Denpasar Fashion Festival sejak 2018 bertujuan untuk menggali dan mendukung UKM untuk terus berkreativitas dan menjadi kiblat bagi para perancang dan juga mengenalkan endek ke masyarakat agar lebih dikenal. Tidak hanya designer Denpasar tapi kita buka kesempatan untuk designer dari daerah lain di Bali.

Program kami menyasar generasi muda guna memperkenalkan ke teman sebayanya. Dengan pemilihan duta endek juga endek mulai dikenal dan dipakai oleh generasi muda sesuai dengan style anak muda yang casual sehingga menghapus kesan endek yang kaku. Selanjutnya pun designer muda Kota Denpasar diberi kesempatan ikut event- event fashion nasional seperti Jakarta Fashion Week serta event fashion internasional di Paris serta New York untuk memperkenalkan kreasi busana endek disana,” ungkap Selly Mantra. (esa)