Demer Ajak Mahasiswa Berani Berbisnis

(Baliekbis.com), Awal tahun merupakan awal yang tepat untuk melihat atau mengevaluasi kondisi yang sebelumnya dan untuk melangkah ke depan sehingga tepatlah pada saat awal tahun itu memotivasi untuk mahasiswa yang mana selama ini mahasiswa itu lebih banyak kepada tujuannya menjadi pegawai, dan di sini diberikan motivasi bagaimana memasuki dunia usaha baik dari segi teoritis maupun dari segi pengalaman yang telah dilakukan Gde Sumarjaya Linggih, termasuk juga nanti apa faktor keberhasilan dan faktor kegagalannya. Sehingga minat, bayangan serta wawasan dari generasi muda khususnya mahasiswa dalam mencoba menjadi pengusaha akan lebih terbuka lebih luas sehingga timbul keberanian untuk menanggung resiko. “Karena ketika resiko semakin mengecil maka keberanian akan muncul semakin tinggi. Negara kita memerlukan sekali dunia usaha, dimana kita semakin tertinggal jauh dengan tetangga kita. Dimana seharusnya minimum biaya persen dunia usaha akan tetapi Indonesia baru 1,2%, sedangkan di negara lain sudah 7 sampai 8% dan negara ASEAN 7-10%,” ujar Sumarjaya Linggih, seorang pengusaha sukses yang kini terjun ke dunia politik saat berbicara di hadapan mahasiswa di Kampus Alfa Prima belum lama ini.

Oleh karena itu, tambah Sumarjaya Linggih yang kerap disapa Demer ini  di awal tahun yang biasanya juga merupakan awal yang lebih mudah dan sangat tepat untuk merencanakan sesuatu. Ada beberapa hal yang sering dijumpai di kalangan mahasiswa/i yaitu belum mereka menentukan tujuan hidupnya, kemudian belum lagi mereka mengerti bagaimana cara menuju atau menggoalkan tujuannya. Oleh karena itu melalui seminar di awal tahun inilah Gde Sumarjaya Linggih berbagi ilmu kepada mahasiswa/i mengenai hal utama yang menghambat seseorang untuk memulai suatu usaha yaitu sering terkendala modal. Modal dalam arti uang, padahal modal itu tak selalu uang, bisa modal sosial, spiritual, dan intelektual, selain modal uang. Melalui seminar inilah diharapkan kendala dan mitos itu bisa diminimalisir atau dihilangkan. “Itulah perlu adanya penyaluran kreativitas dari mahasiswa yang positif, karena pada usia golden age (usia keemasan) yang penuh kreatif dan inovatif jika salah maka kreatif dan inovatif itu justru menjadi negatif, misalnya kreativitas yang akhirnya kebut-kebutan di jalan, itu sebenarnya ungkapan daripada kreativitas yang tidak tersalurkan,” jelas Sumarjaya Linggih yang juga anggota DPR-RI. (ist)