Delapan Peselancar Dunia Adu Kelihaian di Ajang Red Bull Night Riders

(Baliekbis.com), Kompetisi surfing tow-at Red Bull Night Riders kembali ke tempat gaul Bali yakni Finn’s Beach Club digelar Sabtu (2/9) malam. Delapan peselancar dunia akan adu kelihaian di Ajang Red Bull Night Riders yang disaksikan ribuan penonton baik domestik maupun turis mancanegara. Di ajang ini akan ada satu pemenang yang berhak membawa pulang uang senilai Rp15 juta.

Rio Waida
Rio Waida

Red Bull Night Riders adalah kompetisi surfing tow-at yang pertama di Asia. Tidak saja kompetisi ini sangat menantang para surfer profesional, tetapi kompetisi ini juga telah menjadi atraksi yang ditunggu-tunggu turis lokal dan internasional. Tahun 2016 lalu, kompetisi ini berhasil menyedot perhatian lebih dari tiga ribu penonon.Tahun ini juga tidak akan berbeda, setelah pemenang diumumkan, pesta ber!anjut dengan dentuman musik dari DJ Hedspin asal Kanada. Kompetisi surfing two-at Red Bull Night Riders menghadirkan enam peselancar top seperti Marlon Gerber, Raju Sena, Bronson Meidy, Lempog Jackson, Wayan “Betet” Merta dan Rio Waida. Sedangkan dua peselancar dunia lainnya akan diumumkan malam harinya guna menggenapi pertandingan. Yang menarik, tampilnya  peselancar belia Bronson Meidy (13 tahun) yang akan bersaing dengan lawan-lawannya yang lebih tua. “Bronson hampir menjuarai Red Bull Night Riders tahun lalu dengan selisih angka sangat kecil,” ujar Rizal Tanjung, salah satu juri kejuaraan saat jumpa pers, Sabtu (2/9) sore di Finn’s Beach Clubs. Tahun lalu, yang menjuarai ajang surfing langka itu peselancar asal Indonesia, Lee Wilson.

Menurut Rizal yang telah malang melintang di dunia surfing itu, pada kejuaran yang digelar malam hari ini memiliki perbedaan dari sisi tantangan. Pasalnya peselancar harus mampu menjaga keseimbangan karena ditarik jetski yang berkecepatan tinggi, dia juga harus bisa melihat ombak di tengah terpaan sinar lampu. “Kalau siang hari ada cahaya matahari. Sekarang mau cari cahaya sorot lampu, ini lebih susah juga sebagai surfer, berdiri mata gelap ada lampu itu menyorot kita, kan susah juga mencari ombak,” tuturnya. Pada kejuaraan ini, selain Rizal dihadirkan juri pelopor selancar Indonesia Ketut Menda. Adapun kriteria penilaian dilakukan berdasar style atau gaya, loncatan dan pendaratan. “Yang menjadi juara adalah peselancar yang mampu melompat dan mendarat sempurna,” ujarnya. Saat ini dikatakan cuaca baik,  angin dan ombak bagus sehingga layak digelar kompetisi surfing yang kian menjadi gaya hidup wisatawan asing yang berlibur ke Bali. Salah satu peserta, Rio Waida mengaku siap untuk berkompetisi meski saingan cukup berat. (bas)