Delapan Jam dalam Manuskrip Klinik bersama M.Tanzil Multazam

(Baliekbis.com), Sekitar 18 akademisi dari berbagai daerah serius memandangi layar laptop dan layar slide pemateri. Mereka adalah peserta workshop Manuskrip Klinik atau Academic Writing yang diselenggarakan RJI (Relawan Jurnal Indonesia) Jumat (23/11/2018) bertempat di Hotel Puri Nusa Indah.

Acara yang merupakan salah satu rangkaian dari 1st Annual Meeting Crossref Sponsored Organization ini menjadi kelas yang paling berkesan di dalam benak para peserta workshop. Tidak kurang dari delapan jam para peserta dengan khusyuk dan intensif mendengarkan dan mengikuti workshop manuskrip klinik ini.

Masing-masing peserta juga membawa draft artikel yang mereka persiapkan jauh-jauh hari. Jumlah peserta memang sangat dibatasi, karena manuskrip klinik akan menyesuaikan kebutuhan peserta. Beberapa item materi mengalami penambahan karena diskusi dan pertanyaan peserta terkadang bersifat sangat personal berdasarkan pengalaman dan kebutuhan mereka.

Materi Manuskrip Kliniik yang disajikan sangat berbobot dengan banyak sekali empirical facts yang hanya bisa diceritakan di kelas semacam ini. Muhammad Tanzil Multazam, dosen Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Sidoarjo menjadi pemateri utama dalam kelas workshop penulisan artikel ilmiah kali ini.

Selain berpengalaman sebagai editor dan pengelola jurnal ilmiah, Tanzil juga menjadi ambassador Open Researcher and Contributor ID atau disingkat sebagai ORCID adalah kode alfanumerik noneksklusif yang dipergunakan untuk pengidentifikasian ilmuwan dan akademisi lainnya.

Karena pengalaman dan sepak terjang selama bertahun-tahun inilah yang membuat materi Manuskrip Klinik yang diselenggarakan RJI kali ini berbeda. Tidak hanya evaluasi draft peserta namun juga lebih banyak memberika masukan bagaimana memahami belantara publikasi ilmiah di dunia akademis.

Sebagai negara yang berkembang, publikasi ilmiah Indonesia masih jauh tertinggal dibandingkan dengan negara-negara tetangga. Hal inilah yang mendasari RJI untuk menyelenggarakan acara manuskrip klinik dalam acara tahunan bertajuk Annual Meeting Crossref Sponsored Organization ini

“Para akademisi tidak hanya membutuhkan pengetahuan bagaimana bentuk belantara publikasi ilmiah saat ini. Namun juga membutuhkan arahan atau guidance yang jelas untuk menapaki path/jalan publikasi ilmiah hasil penelitian mereka,” kata Anak Agung Ayu Putri, M.T, perwakilan dari RJI Koordinator Daerah (Korda) Bali.

Jangan sampai kesalahan-kesalahan seperti etika dalam publikasi ilmiah terciderai hanya karena ketidaktahuan penulis. Kelas-kelas menulis semacam ini sangat dibutuhkan dalam dunia akademisi sebagai katalisator publikasi ilmiah di Indonesia.

“Apalagi kultur budaya Indonesia yang cenderung didominasi oleh tradisi lisan, sehingga sebagai pengelola jurnal edukasi bagi penulis juga harus digalakkan,” pungkas Putri yang juga merupakan dosen aktif di STMIK Primakara. (wbp)