Dek Shaulin: Perlu Sentuhan Politik Kembangkan Seni

(Baliekbis.com),
Nama I Kadek Suryantara Asmara Putra alias Dek Shaulin cukup tenar di dunia karawitan (gamelan) Bali. Jebolan Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar tahun 2017 ini telah melatih sekaa gong di sejumlah kabupaten/kota se-Bali, termasuk ekstra karawitan di berbagai sekolah.

Berbekal keinginan kuat memperjuangkan seni karawitan yang mendarah daging dalam tubuhnya, Shaulin memantapkan diri bertarung memperebutkan satu kursi DPRD Kabupaten Karangasem, daerah pemilihan (dapil) Kecamatan Manggis, lewat Partai Hanura.
Langkah seniman yang belum genap berusia 24 tahun ini, mendapatkan apresiasi khusus dari Waketum Hanura Gede Pasek Suardika (GPS). Ia menilai, Shaulin adalah praktisi seni yang sangat mengerti persoalan di bidangnya. Sehingga jika terpilih nanti, ia tahu apa yang diperjuangakan melalui power politik. Hanura, lanjut GPS, telah mempersiapkan sosok-sosok calon legislatif (caleg) yang variatif. Mulai dari akademisi, seniman, budayawan, olahragawan, ahli hukum, mantan birokrat dan tentunya sosok yang berlatarbelakang politik. “Kami juga banyak memunculkan caleg muda untuk menarik simpatisan kaum milenial. Di Hanura itu banyak pilihan. Yang suka seni, ada seniman. Yang suka olahraga, ada caleg olahragawan, dan seterusnya,” kata GPS di Denpasar, Kamis (2/8).

Lebih lanjut, GPS mengatakan, investasi ‘ngayah’ yang telah ditanamkan Shaulin sejak bertahun-tahun lamanya, akan menjadi nilai ‘plus’ tersendiri di mata masyarakat. Apalagi Shaulin dikenal bukan seniman yang berorientasi pada uang. “Sudah terbukti dia (Shaulin) itu rajin banget ngayah. Itu persembahan tulus ikhlas sebagai kewajiban beryadnya di Bali,” pungkas dia.

Dikonfirmasi terpisah, Shaulin memaparkan, dorongan untuk maju sebagai caleg sangat kuat dari rekan-rekan sejawatnya, serta dari mentor politiknya Gusti Putu Widjera, mantan Wakil Bupati Karangasem dan anggota DPRD Bali yang kini berseragam Hanura.
Diakuinya, untuk menjaga, melestarikan dan mengembangkan kesenian sangat diperlukan sentuhan politik berupa bantuan dana dari berbagai sumber. Baik CSR perusahaan swasta maupun hibah pemerintah dan legislatif. “Jika terpilih nanti, tentu saya berjuang semaksimal mungkin untuk perkembangan kesenian di daerah yang saya wakili melalui kewenangan yang saya miliki,” ujar pemuda kelahiran 15 November 1994 ini, di Karangasem, Kamis (2/8).

Sejauh ini, dirinya mengaku belum mempersiapkan strategi kampanye khusus. Yang ada dalam pikirannya hanya melakukan apa yang menjadi kegemarannya. “Megambel nafas saya. Karena itu yang membesarkan nama saya, bahkan saya sempat dikirim ke luar negeri untuk ‘megambel’. Saya akan terus lakukan sampai kapan pun,” tutup pemuda dari keluarga seniman ini.
Untuk diketahui, Shaulin adalah seniman berprestasi yang telah mengoleksi puluhan piagam penghargaan. Sejak duduk di bangku sekolah dasar, potensi seni, khususnya karawitan telah nampak. Atas kerja kerasnya itu, kini ruang tamu kediamannya disesaki piala dan penghargaan berbagai tingkat. (gpb)