Debat Paslon, Amerta: Optimis Wujudkan Perubahan melalui Upaya Efisiensi dan Menggali Potensi Baru

(Baliekbis.com), Tudingan paslon lain yang menilai program Amerta tidak realistis, yaitu terkait dengan program santunan untuk sekaa teruna, banjar, prajuru Desa Adat, PKK, kelahiran dan kematian, dijawab dengan lugas Paslon Amerta (Ngurah Ambara-Bagus Kertha Negara).

Amerta menilai masih banyak potensi yang bisa digali dan ditumbuhkembangkan untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Denpasar sehingga bisa membantu dan mendukung kegiatan masyarakat.

“Seperti mendukung kegiatan pro rakyat dan menghilangkan kegiatan seremonial yang menghabiskan banyak biaya serta langkah efisiensi lainnya,” jelas Paslon Amerta saat debat kandidat pasangan calon (Paslon) Wali Kota dan Wakil Wali Kota periode 2020-2025 yang berlangsung sengit, Sabtu (28/11) malam.

Debat terakhir ini mengangkat tema “Sinergisitas antara Pemerintah Kota dengan Provinsi dan Pusat”. Kesempatan ini dimanfaatkan Paslon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Nomor Urut 2, Gede Ngurah Ambara Putra – Made Bagus Kertha Negara (Amerta) untuk memaparkan sekaligus menjawab terkait programnya yang dituding tidak realistis oleh paslon lawan.

Anggaran bisa diperoleh dari penerapan digitalisasi pendapatan daerah secara terintegrasi. “Mereka (Jaya-Wibawa-red) condong untuk menerima keadaan daripada membangun pendapatan supaya lebih meningkat, seperti memakai digitalisasi yang dilakukan kota-kota lainnya yang bisa meningkatkan PAD. Kami komit memanfaatkan digitalisasi terintegrasi untuk menggali potensi-potensi yang ada di Kota Denpasar untuk meningkatkan PAD,” tegas Ngurah Ambara.

Paslon Amerta yang dikenal Satya Wacana dan Satya Laksana ini menegaskan jika dipercaya memimpin Kota Denpasar, komit akan membuat perubahan lebih baik bagi Kota Denpasar sebagaimana aspirasi dan harapan sebagian besar masyarakat.

Paslon Amerta mengaku prihatin jika Denpasar masih tertinggal dari Kabupaten Gianyar yang Pendapatan Asli Daerah (PAD) lebih besar. Ngurah Ambara menduga telah terjadi kebocoran pendapatan dari seluruh pasar yang dikelola Pemkot selama ini.

“Padahal, dengan 16 pasar tradisional yang ada seharusnya uang Kota Denpasar melimpah. Menurutnya, pasar tradisional menjadi indikator menggeliatnya perekonomian daerah. Apalagi di pasar tradisional terdapat UMKM yang ke depannya harus terus digenjot dan diperhatikan melalui visi misinya untuk bisa mewujudkan Denpasar Berseri (Bersih, Sejahtera dan Indah berlandaskan Tri Hita Karana), Smart City, Berbudaya, dan Berdaya Saing,” ujarnya.

Dengan menggeliatnya UMKM, maka dapat mengurangi jumlah pengangguran di tengah pandemi Covid-19 saat ini. Sementara Calon Wakil Wali Kota Denpasar Made Bagus Kertha Negara menambahkan Kota Denpasar sangat perlu adanya perubahan.

Salah satunya, yakni manajemen tata kelola pemerintahan harus berbasis digital. Karena pemerintahan yang dijalankan dengan model digitalisasi akan berjalan lebih efektif, efisien, akuntabel dan transparan. Apalagi Kota Denpasar menuju Kota Metropolitan berbasis digital, sehingga kota Denpasar bukan saja dikenal sebagai Kota Budaya, namun juga sebagai kota metropolitan.

“Sebagai kota metropolitan, maka tata kelola pemerintahan akan dibangun berbasiskan digitalisasi terintegrasi di semua aspek kehidupan demi meningkatkan kesejahteraan masyarakat termasuk untuk mengurangi kebocoran-kebocoran PAD Kota Denpasar,” pungkasnya. (bas)