Dari Dialog Reses Mangku Pastika: Bali Perlu Punya Dana Darurat dan Hidupkan Kembali Sapta Pesona

(Baliekbis.com),Bali saat ini mendapatkan pujian dari pemerintah pusat karena dinilai berhasil menekan penyebaran Covid-19. Ini tentu prestasi bagus, namun di sisi lain menjadi tantangan karena wabah ini belum berakhir, dan dampak yang ditimbulkannya sangat parah.

“Kita jangan sampai terlena dengan pujian itu dan jadi over confidence. Kita harus tetap waspada dan disiplin ikuti anjuran pemerintah dalam memerangi wabah yang sampai saat ini belum ditemukan vaksinnya,” ujar Anggota DPD RI Dr. Made Mangku Pastika,M.M. saat dialog interaktif via vidcom, Sabtu (16/5/2020) sore.

Dialog serangkaian reses Mangku Pastika tersebut mengangkat tema “Paradigma Baru Pariwisata dalam Kondisi Pandemi Covid-19” yang dipandu
Nyoman Baskara didampingi Ketut Ngastawa dan Wayan Wiratmaja. Pada dialog tersebut tampil pula narasumber Kadisparda Bali Putu Astawa, seniman patung Nyoman Nuarta dan Ketua NCPI (Nawa Cita Pariwisata Indonesia) Bali Agus Maha Usadha.

Mangku Pastika mengingatkan dampak Covid-19 ini harus menjadi perhatian ke depannya, apa yang mesti dilakukan Bali untuk memasuki era baru -new normal. Sebab akibat wabah ini, ekonomi Bali yang dominan bergantung dari pariwisata kini anjlok. Laporan BI setempat bahkan menyebutkan pertumbuhan ekonomi minus 1 persen lebih.

Kondisi masih diperparah dengan terancamnya 1,1 juta pekerja yang selama ini terjun di industri pariwisata. Mereka kehilangan pekerjaannya. Puluhan ribu PMI (Pekerja Migran Indonesia) Bali juga akan pulang karena tidak lagi bekerja di tempatnya semula. “Alam Bali juga mengalami kerusakan parah akibat eksploitasi,” tambah mantan Gubernur Bali dua periode ini.

Namun Mangku Pastika mengingatkan agar warga Bali tak harus menyerah dan panik dengan situasi ini. “Kita sudah biasa hidup sederhana dan menyama braya. Saya yakin kita bisa atasi ini bersama-sama,” tambah mantan Kapolda Bali ini.

Apalagi Presiden telah mengeluarkan ajakan “berdamai dengan Covid-19” ini. “Ini artinya kita bisa hidup berdampingin dengan Covid, apa maunya Covid ini, kalau harus pakai masker dan jaga jarak kita lakukan saja,” pesan Mangku Pastika.

Dalam dialog interaktif yang berlangsung sekitar dua jam itu sejumlah masukan mengemuka seperti jaga alam Bali sesuai Tri Hita Karana, kepedulian kepada pelaku budaya karena pariwisata Bali adalah pariwisata budaya hingga perlunya dana darurat untuk mengantisipasi kejadian seperti sekarang. Pertanian juga mesti dikedepankan sebab merupakan potensi utama Bali. “Pariwisata itu kebutuhan tersier,” jelas Agung Santos.

“Bali mestinya belajar dari kasus sebelumnya seperti Bom Bali. Dengan kontribusi Bali dari pariwisata yang mencapai Rp116 triliun, mestinya masalah yang dihadapi saat ini bisa diantisipasi lebih baik,” tambah Nyoman Nuarta dari Bandung dan Agung Santos.

Sejumlah peserta juga mengingatkan apa yang akan dilakukan setelah wabah ini bisa dikendalikan. Seperti apa polanya, mulai dari kedatangan di bandara, memasuki hotel, kunjungan ke objek hingga turis meninggalkan Bali.
Kadisparda Bali Putu Astawa mengatakan kesiapan Bali ke depan saat ini tengah digodok. Ia optimis pariwisata bisa bangkit. “Sudah banyak travel agent luar negeri yang menanyakan kondisi Bali,” ujarnya.

Dalam waktu dekat menurut Astawa tamu domestik dan lokal yang paling berpeluang untuk menggerakkan ekonomi lokal. “Pariwisata itu bisnis, sudah banyak pihak travel luar negeri yang tanya Bali. Mereka ingin ke Bali seperti India, Australia, Cina, dll.,” ujarnya. Dalam reses tersebut Mangku Pastika juga menyerahkan bantuan 50 paket sembako melalui NCPI Bali kepada pecalang di tiga banjar Desa Pemogan. (bas)