Danone-Aqua-Circle K dorong Kolaborasi Multipihak untuk Bali Lebih Bersih

(Baliekbis.com),Danone-AQUA, Circle K, Yayasan Bali Wastu Lestari, dan Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Bali meluncurkan program pengumpulan botol dan gelas plastik bekas sebagai upaya mendorong terbangunnya ekonomi sirkular untuk Bali yang lebih bersih.

Menurut hasil riset Waste Flow and Packaging Collection Rate yang dirilis oleh Departemen Teknik Lingkungan, Institut Teknologi Bandung, pada tahun 2017, baru 26% sampah plastik yang didaur ulang di Bali, di mana selebihnya dibawa ke Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) atau terbuang ke lingkungan.

Melalui program ini, masyarakat akan dilibatkan dalam pengumpulan botol dan gelas plastik bekas, untuk digunakan kembali sebagai bahan baku industri daur ulang. Upaya ini pun diharapkan akan mengurangi jumlah kemasan plastik bekas yang berpotensi menjadi sampah yang mencemari lingkungan.

Tujuan utama dari program ini adalah edukasi masyarakat untuk memilah dan mengumpulkan kemasan plastik bekas jenis botol 600ml, 1.500ml, atau gelas untuk kemudian dibawa ke bank sampah yang menjadi mitra program.

Sebagai bentuk insentif, masyarakat yang membawa kemasan plastik bekas yang jumlahnya setara dengan satu kardus minuman kemasan akan mendapatkan kupon. Kupon tersebut dapat ditukarkan dengan produk AQUA LIFE yang terbuat dari 100% plastik daur ulang di seluruh gerai Circle K di Bali.

Dengan begitu, masyarakat akan dapat berpartisipasi secara langsung dalam menciptakan ekonomi sirkular, karena botol dan gelas plastik bekas yang dikumpulkan akan didaur ulang menjadi botol baru atau produk lainnya.

Terkait kerja sama ini, Sr. Sustainable Packaging Manager Danone-AQUA Ratih Anggraeni mengatakan, sebagai merek yang telah hadir selama 46 tahun di Indonesia, Danone-AQUA berkomitmen untuk terus membawa kebaikan bagi Indonesia dengan menyediakan hidrasi sehat dan upaya pelestarian lingkungan.

“Kami telah menetapkan ambisi #BijakBerplastik, salah satunya adalah untuk mengumpulkan lebih banyak sampah plastik dari yang digunakan pada tahun 2025. Saat ini, kami telah mencapai ambisi ini di Bali, tetapi kami menyadari bahwa tidak bisa berhenti di sini,” ujarnya.

Bali menurutnya membutuhkan lebih banyak solusi inovatif untuk mengatasi tantangan sampah plastik yang semakin nyata. Sehingga kolaborasi multipihak untuk membangun ekonomi sirkular ini menjadi target berikutnya.

Menjadi pihak yang menggagas kolaborasi ini, Danone-AQUA bersama Yayasan Bali Wastu Lestari akan mendampingi bank sampah mitra program, untuk dapat menjadi titik pengumpulan sampah dan penukaran kupon, yang dapat diakses dengan mudah oleh masyarakat. Danone-AQUA juga akan memastikan pengangkutan dan pemrosesan daur ulang botol dan gelas plastik bekas tersebut.

Dalam kolaborasi multipihak ini, Circle K sebagai retailer yang telah memulai kampanye pengelolaan sampah sejak tahun 2010, berperan dalam edukasi reduce, reuse, recycle (3R) kepada konsumen yang datang ke gerainya. Di antaranya agar konsumen mulai memilah, mengumpulkan, serta membawa botol dan gelas plastik bekas ke bank sampah agar dapat didaur ulang. Circle K juga akan memperkenalkan produk AQUA LIFE sebagai dukungan terhadap ekonomi sirkular dan praktik bisnis yang berkelanjutan.

“Dengan memberikan akses mudah untuk mendapatkan produk hasil daur ulang, kami juga meningkatkan pengetahuan konsumen bahwa botol dan gelas plastik bekas yang dikumpulkan dapat didaur ulang menjadi produk baru berkualitas,” kata Direktur Corporate Affair Circle K Gunawan Indro Baskoro.

Pihaknya juga akan memberikan informasi tentang lokasi bank sampah yang menjadi mitra program sehingga ke depannya akan mendorong lebih banyak orang membawa kemasan plastik bekas mereka ke bank sampah, untuk terwujudnya Bali yang lebih bersih.

Sementara itu, Ketua Yayasan Bali Wastu Lestari Ni Wayan Riawati menjelaskan bank sampah sebagai bentuk pengelolaan sampah berbasis masyarakat merupakan sarana yang efektif untuk mendorong proses memilah sampah dan memfasilitasi proses daur ulang. “Melalui kolaborasi ini, kami ingin mengenalkan konsep sampah sebagai material yang bernilai jika dikelola dengan baik dan disalurkan melalui bank sampah,” lanjut Ria.

Sampai dengan hari ini, Yayasan Bali Wastu Lestari telah mendampingi 313 bank sampah yang rata-rata mampu mendaur ulang 111 ton sampah per bulan. Kolaborasi multipihak ini juga sejalan dengan pilar kedua dari konsep kehidupan masyarakat Bali, Tri Hita Karana, yang menekankan pentingnya menjaga harmoni antara manusia dan alam. “Ini sebabnya kami mendukung kolaborasi ini,” kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Bali yang diwakili Kabid Pengelolaan Sampah, Limbah B3, dan Peningkatan Kapasitas I Made Arbani. (ist)