Dampak Pengalihan Bus, Rasmiyasa: Perekonomian di Terminal Ubung Memprihatinkan

(Baliekbis.com), Pengalihan
bus angkutan antar Provisni dari Ubung, Denpasar ke Terminal Mengwi, Badung mulai dirasakan sepi oleh para pedagang dan sopir angkutan umum yang sering mangkal di Terminal Ubung, Denpasar.

“Kondisi ini memang cukup memprihatinkan terutamanya bagi para pedagang dan sopir angkutan umum yang menyebabkan pendapatannya mengalami penurunan cukup signifikan setelah dipindahkannya angkutan bus ke Terminal Mengwi,” ucap I Ketut Rasmiyasa yang akrab disapa Rasmiyasa, Selasa (18/9) ketika mengunjungi Terminal Ubung, Denpasar yang keadaannya begitu sepi.

Dikatakan, pada saat masih beroprasinya bus antar Provinsi di Terminal Ubung, Denpasar perekonomian dirasakan sangat lancar dan transaksi jual beli maupun aktivitas lainnya sangat bagus. “Sekarang yang dirasakan jauh berbeda. Terminal ini tambah sepi yang berdampak pada omzet parkir, penjualan tiket, dan pedagang yang hampir tidak ada pemasukan,” terang calon legislatif (caleg) nomor urut 8 DPRD Bali dapil Kota Denpasar dari Partai Gerindra ini.

Salah seorang sopir bus antar Provinsi yang dulunya sering mangkal di Terminal Ubung, Denpasar, Komang Antara mengatakan tidak mengetahui sampai kapan kelesuan perekonomian di Terminal Ubung ini akan berlangsung. “Dengan sepinya penumpang, maka dirasakan sekali kalau perputaran perekonomi di Terminal Ubung, Denpasar tidak berjalan seperti biasanya,” kata Komang Antara.

Selain itu, untuk pembelian tiket sekarang sudah serba online sehingga para penumpang bisa langsung menunjukkan kode tiket dengan menaiki bus yang sudah ditentukan. Memang praktis, namun SDM jadi menganggur akibat digantikan dengan mesin. Ia berharap pemerintah bisa memperhatikan kondisi ini danencarikan jalan keluarnya.

Hal senada juga disamlaikan pedagang di Terminal Ubung, I Made Sukarta. Baginya, pemindahan terminal bus antar Provinsi ke Terminal Mengwi, Badung itu menyebabkan Terminal Ubung bernasib sama dengan Terminal Batubulan di Gianyar yaitu sepi penumpang. “Sebagai seorang pedagang hal ini sangat berpengaruh sekali, kalau sudah sepi penumpang bagaima bisa berjualan. Apalagi bisa menghasilkan pendapatan lebih, jelas sudah tidak mungkin,” jelas I Made Sukarta yang sudah cukup lama berjualan di Terminal Ubung.

Melihat kondisi yang terjadi, Rasmiyasa mengusulkan kepada pemerintah terkait yakni Dinas Perhubungan Kota Denpasar secepatnya bisa melakukan perubahan agar kondisi di Terminal Ubung, Denpasar bisa lebih hidup. “Apakah nantinya dibuatkan menjadi terminal modern atau lainnya yang penting bisa bangkit mengangkat kembali perekonomian warga. Mungkin perlu ada kerja sama dengan pihak Terminal Mengwi agar keduanya bisa sama-sama maju,” jelasnya. (sus)