Dampak Pandemi Corona, I Nengah Muliarta Ikuti Ujian Terbuka Doktor  Secara Online di FP Unud

(Baliekbis.com),Akibat pandemi virus Corona atau Covid-19 yang masih berlangsung, Fakultas Pertanian, Universitas Udayana (Unud) beradaptasi cepat dengan menyelenggarakan ujian terbuka atau promosi doktor secara online.

Pelaksanaan ujian promosi doktor secara online ini sejalan dengan Instruksi Rektor Universitas Udayana Nomor 2 Tahun 2020 yang mewajibkan kegiatan pembelajaran dilaksanakan dalam bentuk online. Dalam instruksi rektor tersebut juga mengharuskan seminar, ujian disertasi, tertutup dan terbuka dilaksanakan secara online atau ditunda pelaksanaannya.

Ujian promosi doktor secara online pada Fakultas Pertanian, Unud salah satunya dilakukan pada mahasiswa atas nama I Nengah Muliarta. Dengan disertasi berjudul “Inovasi Pengelolaan Limbah Jerami Padi Untuk Meningkatkan Kesuburan Tanah dan Hasil Padi Sawah”.

Pelaksanaan ujian promosi doktor secara online ini menjadi yang pertama kalinya dilakukan di Fakultas Pertanian, Unud. Langkah ini menjadi bukti bahwa pandemi Covid-19 tidak menjadi penghalang dalam proses belajar mengajar di Fakultas Pertanian, Unud.

“Ini merupakan konsekuensi logis dari pandemi Covid-19, dimana proses belajar diharapkan tetap berjalan dari jarak jauh demi keselamatan para pihak dan dengan teknologi yang juga mendukung tidak ada alasan jadwal belajar kita untuk terganggu oleh Covid-19. Unud juga jauh-jauh hari sudah mempersiapkan perangkat sarana prasarana pembelajaran online yang mendukung baik dosen dan mahasiswa,” kata Dekan Fakultas Pertanian, Unud, Dr. Ir. I Nyoman Gede Ustriyana, MM. saat dikonfirmasi di Denpasar pada Selasa (21/4/2020).

Menurut Ustriyana, yang terpenting dari pelaksanaan promosi doktor yaitu temuan dari peneliti atau calon doktor tersebut dapat diketahui oleh kalangan luas. Namun, dalam pelaksanaannya, Ustriyana tidak menampik bahwa akan ada beberapa keterbatasan dibandingkan ujian terbuka pada umumnya. Dalam ujian terbuka secara online karena keterbatasan teknologi maka promosinya terbatas pada lingkup kalangan akademisi.

Selain itu, misalnya akibat keberagaman provider yang digunakan kualitas suara dan gambar juga berbeda. Keterbatasan lainnya adalah keterbatasan aplikasi yang digunakan dalam menampung jumlah peserta.

“Oleh sebab itu maka dalam ujian ini tentu undangannya juga undangan yang terbatas, tetapi di luar itu tentu kita juga tidak menutup peluang untuk memanfaatkan media secara luas sehingga temuan-temuan yang sangat akademis ini bisa secara cepat diterima oleh masyarakat luas” jelas Ustriyana.

*Menanggapi proses belajar online sejauh ini, Dekan Fakultas Pertanian Unud ini mengakui salah satu kendala dalam pembelajaran online adalah kesiapan SDM. Mengingat belum semua tenaga pengajar mampu mengikuti perkembangan teknologi yang sangat cepat.

“Tidak semua SDM kita melek dengan teknologi, meskipun sosialisasi telah diberikan oleh universitas, karena kemunculannya tidak berbarengan dengan kelahiran para dosen, itu wajar, manusiawi. Yang terpenting adalah para dosen kami tetap terbuka untuk mempelajari hal baru ini,” ungkap Ustriyana.

Ustriyana menambahkan ujian terbuka secara online untuk pertama kalinya ini merupakan awal dan akan terus dikembangkan. Kedepan dengan penerapan blended learning maka dosen dituntut untuk mencoba menghasilkan pola pembelajaran yang tidak 100% dengan muka.

Dalam situasi saat ini, apabila dilihat dari sisi positif maka pademi Covid-19 secara tidak langsung telah mempercepat penerapan teknologi di perguruan tinggi. Universitas Udayana sendiri sejak Januari 2019 lalu telah memperkenalkan pelaksanaan kuliah yang berbasis teknologi digital. (mul)