Damantra: Bali Perlu Dipimpin Seorang Negarawan

(Baliekbis.com), Bali ke depan perlu dipimpin  seorang negarawan  yang memiliki kapasitas yang memadai serta paham terhadap apa yang menjadi tantangan daerah ini ke depan. Ada sejumlah masalah mendasar yang harus bisa dituntaskan pemimpin Bali yakni keterpinggiran orang lokal, penguasaan iptek yang masih rendah  serta tingginya minat masyarakat bertransmigrasi. “Ini aneh sampai terjadi masyarakat Bali begitu besar niatnya bertransmigrasi, padahal ekonomi Bali dikatakan terus bertumbuh. Kemana larinya pendapatan Bali yang begitu besar itu,” ujar  anggota DPR RI Komisi VI asal Bali,  Nyoman Damantra yang ditemui di Damantra Centre Jalan Kenyeri Denpasar, Selasa (1/8/2017).

Ditanya siapa figur yang pas untuk memimpin Bali, Damantra mengatakan cukup banyak tokoh yang mumpuni.  “Kita harapkan lahir pemimpin yang terbaik dari pilihan mayoritas masyarakat Bali. Tak boleh ada rekayasa,” jelasnya. Ia tak memasalahkan apa itu dari akademisi, politisi atau kalangan pengusaha. Yang penting bisa membawa Bali lebih maju, ajeg dan masyarakatnya sejahtera.  Menurut Damantra, secara logika kalau pembangunan meningkat serta ekonomi bertumbuh, biasanya masyarakat sekitar kesejahteraannya akan membaik. Kalau ini terjadi maka masyarakat akan betah di daerahnya. “Namun yang terjadi saat ini justru banyak masyarakat bertransmigrasi. Bahkan hal itu terjadi juga di daerah kaya seperti Ubud,” ujar Damantra. Dikatakan,  orang Bali kalau hidupnya berkecukupan jarang mau meninggalkan kampung halamannya karena kuatnya keterikatan dengan adat dan budayanya. Jadi kalau sampai mereka bertransmigrasi, jelas penyebabnya adalah kemiskinan. Melihat kenyataan ini, tambah Damantra, menjadi salah satu tugas bagi pemimpin Bali nantinya untuk mencarikan solusi agar masyarakat tak sampai jatuh miskin dan memutuskan untuk bertransmigrasi.

Tokoh PDI-P Bali ini mengingatkan  Bali beda dengan daerah lain dalam hal menjaga kelestarian dan potensi daerahnya. Dicontohkan Jakarta bisa dibangun walau pun tanpa harus melibatkan penduduk aslinya. Tapi beda, untuk membangun dan menjaga Bali mutlak harus melibatkan orang Bali. “Tak bisa membangun dan melestarikan budaya dan adatnya tanpa dilakukan oleh orang Bali sendiri,” tegas Damantra. Bali ke depan juga dihadapkan  cukup banyak tantangan yang tidak ringan seperti masalah pendidikan dan iptek serta makin terpinggirnya orang Bali saat ini. Tingkat kompetisi di Bali semakin tinggi. Untuk bisa memenangkan persaingan tambah Damantra maka pendidikan harus  digenjot kualitasnya. Yang terjadi saat ini banyak tamatan sekolah maupun sarjana menganggur. Ini terjadi karena kualitas pendidikan tak mengacu pada kompetisi yang tengah terjadi. “Jadi kualitas saja tak cukup karena harus disesuaikan dengan persaingan yang ada,” tambahnya. Demikian pula dengan pengembangan sektor pertanian yang menjadi salah satu andalan ekonomi Bali dimana sekitar 80 persen masyarakat Bali bekerja di sector ini. Untuk menggarap pertanian agar bisa maju maka iptek harus diprioritaskan. Tak bisa mengembangkan pertanian hanya dengan cara-cara tradisional karena akan semakin tertinggal.  (bas)