Coklat “POD” Makin Mendunia, Jadi Oleh-oleh Wisatawan

(Baliekbis.com), Bali ternyata memiliki potensi besar dalam pemasaran coklat. Sebab tanaman kakao sebagai penghasil bahan baku coklat cukup banyak dikembangkan petani. Pun SDM di bidang pengembangan kakao juga sangat memadai.

“Tinggal memberi sentuhan teknologi dan manajemen maka Bali ke depan akan mampu menambah alternatif income dari coklat selain yang sudah ada seperti pariwisata dan kerajinan,” ungkap IGA Inda Trimafo Yudha, owner True Bali Experience yang mengelola sejumlah bisnis di antaranya POD (coklat), Selasa (13/3) di Dusun Antap Carangsari Petang.

Keyakinan IGA Inda yang akrab disapa Gek In terhadap masa depan coklat bukan tanpa alasan kuat mengingat ke depannya komoditas ini mampu memberikan pendapatan yang menjanjikan. Sebab dari sejumlah perjalanannya ke beberapa negara Eropa produk coklat ini sangat digemari. Selain rasa juga manfaatnya yang bagus bagi kesehatan. Bahkan beberapa negara seperti Swiss yang terkenal dengan branding coklatnya ternyata tak memiliki tanaman kakao. “Ini membuktikan coklat banyak penggemarnya dan sangat menjanjikan,” tambah Ketua PUTRI (Pengusaha Taman Rekreasi Indonesia) Bali yang juga sempat memimpin di HIPMI dan JCI ini.

Dikatakan Gek In usaha coklat ini awalnya dikembangkan sang ayah IGN Alit Yudha setelah selesai bertugas sebagai anggota DPR RI di Jakarta. Ketertarikan pengembangan kakao selain karena Carangsari sesuai dengan potensi kawasan sebagai pengembangan agro juga melihat saat itu biji kakao belum mendapat perhatian serius. Bahkan harganya sangat murah. Peduli dengan kondisi itu serta ingin membantu pendapatan petani maka pihaknya lantas mengembangkan produk ini sekitar tahun 90-an. “Dan ternyata respon dari berbagai pihak sangat bagus. Bahkan produk yang dihasilkan berupa coklat sangat diminati berbagai kalangan termasuk turis mancanegara,” ujar Gek In yang cukup lama mengenyam pendidikan di Australia ini. Dengan branding “POD”, produk coklat yang dihasilkan kini merambah berbagai sentra pasar seperti mal, hotel, bandara dan toko-toko besar lainnya.

“Bahkan POD yang banyak digemari turis mancanegara sering dijadikan oleh-oleh ketika mereka pulang ke negaranya, ” jelas Gek In. Melihat tingginya peminat POD maka Gek In kini berupaya terus mengembangkan usaha coklat ini di antaranya mengadopsi teknologi agar menghasilkan kualitas produk yang semakin bagus juga mengembangkan varian dan rasa coklat dengan memadukan berbagai bahan lokal lainnya. “Kita saat ini ada 20 varian produk coklat dengan aneka rasa. Hanya coklat rasa cranberry yang bahannya diimpor,” jelasnya. Tamu yang datang yang umumya menikmati wisata gajah, rafting dan cycling di kawasan itu bisa menikmati aneka sajian coklat di POD Cafe yang cukup luas seraya melihat proses pembuatannya. (bas)