CIK: Bali Bisa Garap Potensi Pasar Jepang

(Baliekbis.com),Saat ini banyak negara maju mengejar devisa dari sektor pariwisata. Bahkan Jepang, yang sangat maju juga melirik pariwisata ini sebagai salah satu sumber pendapatannya. Hal serupa juga dilakukan Arab Saudi, dan negara tetangga seperti Thailand, Vietnam serta Malaysia.

“Melihat begitu pentingnya pariwisata bagi kekuatan ekonomi suatu negara, maka Indonesia yang sangat kaya dengan potensi pariwisata juga harus bisa memanfaatkan peluang ini,” ujar Kepala Bank Indonesia Tokyo Causa Iman Karana yang akrab disapa CIK, Senin (4/11/2019) siang di Renon Denpasar.

Mantan Kepala KPw BI Bali yang baru beberapa bulan bertugas di negeri Sakura ini mengatakan untuk meningkatkan kunjungan pariwisata, pemerintah Jepang bahkan melakukan terobosan di bidang maskapai. “Sekarang ini pesawat komersial bisa terbang di atas langit kota Jepang. Tujuannya untuk meningkatkan frekuensi penerbangan dari dan ke negara tersebut,” ujar CIK.

Peningkatan sarana dan prasarana untuk mendatangkan wisatawan juga dilakukan. Ini menggambarkan betapa seriusnya pemerintah Jepang untuk menggarap sektor ini.

Bagi Indonesia, khususnya Bali, menurut CIK yang sekitar tiga tahun memimpin BI Bali, peluang untuk menggarap potensi Jepang ini sangat luas. Bukan saja pariwisatanya, juga dari sisi produk pertaniannya. Dikatakan warga Jepang yang melakukan kegiatan wisata sangat besar.

“Orang Jepang juga fanatik dengan makanan berbahan organik. Jadi ini bisa digarap Bali yang bukan saja menarik pariwisatanya, juga menghasilkan produk organik seperti kopi Kintamani yang sudah sangat terkenal di mancanegara,” ujar CIK.

Untuk itu, berbagai sarana dan prasarana pendukung harus disiapkan dengan baik. CIK melihat, masalah kebersihan (sampah), kemacetan harus menjadi perhatian. Juga dari segi kualitas layanan serta komitmen dalam kegiatan bisnis dengan orang Jepang.

“Jadi semuanya harus pasti, terukur dan sesuai kesepatan. Kalau ini bisa dilakukan saya optimis Bali bisa mendapat banyak kontribusi dari sana,” jelas CIK seraya menggambarkan BI juga bertugas ikut berperan membantu dalam hal promosi dan investasi perdagangan.

Ditambahkan CIK, salah satu yang sangat penting adalah bisa dijalinnya penerbangan langsung ke Bali. Karena dinilai lebih murah dan efisien bagi wisatawan. Untuk itu seluruh stakeholder pariwisata harus bersatu dan sejalan untuk memajukan pariwisata. “Kalau perlu ada semacam desk khusus yang menangani bidang ini,” ujar CIK.

Berdasarkan data 2018, dari 18 juta orang Jepang yang berpergian ke luar negeri, hanya 250 ribu saja yang ke Indonesia/Bali. “Sedikit sekali. Sedangkan orang Indonesia yang outbond ke Jepang 350 ribu orang. Jadi masih selisih 100 ribu,” ujar Ketua BPPD Badung IGN Rai Suryawijaya dalam sebuah kesempatan.(bas)