Cegah Penyebaran Covid-19, Tim Satgas Siapkan Tempat Karantika bagi Warga Migran

(Baliekbis.com),Sekda Bali Dewa Made Indra mengklarifikasi jumlah positif Covid-19 di Bali. Sebelumnya diumumkan berjumlah 4 orang (2 WNA dan 2 WNI) menjadi 3 orang positif Covid-19 yakni 2 WNA meninggal dan 1 WNI masih dalam perawatan.

“Dua yang meninggal, satu sudah dikremasi dan satu lagi jenasahnya masih di RS. Saat ini pihak rumah sakit dan pemerintah sedang melakukan koordinasi dengan pihak Konsulat Jenderal Negara WNA dan keluarganya untuk mendapat kesepakatan penanganan jenasah selanjutnya,” ujar Sekda dalam penjelasan perkembangan kasus Covid-19 di Bali, Sabtu (21/3/2020) sore di Dinas Informasi dan Komunikasi Provinsi Bali.

Sedangkan 1 orang positif Covid-19 (dari data sebelumnya 4 orang) merupakan seseorang yang sebelumnya sempat bertugas di Bali, dan saat ini sudah kembali ke daerahnya. Yang bersangkutan mengalami gejala demam dan memeriksakan diri di rumah sakit tempat tinggalnya (daerahnya), sehingga dari hasil swab yang didapat positif maka dia masuk ke daftar kasus Covid-19 di daerahnya.

Adapun sample yang belum keluar sebanyak 24 orang menunggu uji laboratorium dan pasien masih dirawat di RS. Jika hasil laboratorium keluar dan dinyatakan negatif, maka mereka akan diperbolehkan pulang.
Sekda menjelaskan perkembangan kasus Covid-19 di Bali hingga Sabtu (21/3/2020), kasus pasien dalam pengawasan (PDP) yang ditangani berjumlah 95 orang ditambah 5 orang (melapor ke RS dan sudah mendapat perawatan sesuai prosedur penanganan).
Sampel yang sudah keluar dari hasil uji laboratorium sebanyak 71, dimana 68 orang dinyatakan negatif dan sudah keluar dari rumah sakit, dan tiga (3) orang positif ini adalah klarifikasi dari pernyataan kemarin.

Terkait pasien positif Covid-19 (WNA yang meninggal), dijelaskan yang bersangkutan pada waktu kejadian menaiki kendaraan dan berhenti di pinggir jalan. Kemudian diantar ke rumah sakit dan dilakukan pemeriksaan dengan hasil awal pasien menderita sakit jantung. Tim dokter juga melakukan test berkelanjutan, samplenya diambil dan diuji laboratorium dengan hasil positif Covid-19.

Dari penelusuran, yang sempat kontak dekat dengan pasien Covid-19 WNA yang meninggal ini, sebanyak 199 orang (pada tanggal 20 Maret), dan jumlah ini bertambah 18 orang pada tanggal 21 Maret. Sehingga total kontak yang pernah dekat dengan pasien positif Covid-19 (WNA) menjadi 217 orang dan saat ini Tim Dinas Kesehatan terus melakukan pemantauan berkelanjutan kepada orang-orang hasil penelusuran tersebut. “Bekerja sama dengan pihak Tim Dinas Kesehatan dari kabupaten juga sudah melakukan komunikasi, edukasi dan isolasi sekaligus karantika di rumah masing-masing dan mengikuti protokol isolasi diri,” tambah Sekda.

Tim Satgas Covid-19 Provinsi Bali juga sudah bersurat kepada Kodam IX-Udayana, Polda Bali dan Korem 163 Wirasatya serta Kabupaten/Kota se-Bali untuk mengaktivasi seluruh desa agar aktif terlibat memberikan edukasi dan koordinasi kepada masyarakatnya untuk turut melindungi diri dan melakukan upaya-upaya pencegahan penularan Covid-19 di daerahnya masing-masing yang dimulai dari lingkungan rumahnya dengan sebaik-baiknya.

Satgas Covid-19 juga sudah bersurat kepada Majelis Desa Adat (MDA) dan Bendesa Adat se-Bali untuk melakukan disinfeksi massal serentak pada hari pangerepukan Nyepi (24 Maret mendatang) tepat pada sore hari, sekaligus mengimbau untuk turut mengaktivasi posko penanganan virus corona di desanya masing-masing.

Selanjutnya, Tim Satgas Covid-19 juga menyiapkan tempat karantika bagi warga migran (tenaga kerja luar Bali yang kembali ke daerahnya) terutama yang berasal dari negara yang terjangkit, dan Bali berupaya menyiapkan tempat karantina di UPT Balai Pelatihan Kesehatan Masyarakat Provinsi Bali. Selain itu, juga diberlakukan jalur khusus domestik di Bandara Ngurah Rai bagi PMI dan pelaut-pelaut yang pulang dari luar negeri.

Sekda Dewa Indra juga mengimbau agar semua pihak tidak menyebarkan berita yang tidak jelas asal usulnya yang datang dari sumber tidak resmi, agar tidak membuat panik banyak orang dan mengganggu ketenangan masyarakat luas.

Semua pihak diharapkan berkontribusi untuk mengikuti arahan Pemerintah Provinsi Bali, Pemerintah Pusat, Pemerintah Kabupaten dan Kota untuk belajar, bekerja dan melakukan aktivitas dari rumah saja serta mengurangi aktivitas di luar rumah. Hal ini sebagai salah satu upaya untuk memotong penyebaran virus Covid-19. Dengan sikap tenang dan melaksanakan pola hidup bersih dan sehat (PHBS) sekaligus menjaga kebugaran tubuh, niscaya semua akan mampu melewati serangan virus corona ini.

Terkait Rapid Test dijelaskan bukan saja menjadi kepentingan masyarakat namun juga Pemerintah Provinsi Bali untuk Satgas dalam penanganan virus corona. Tim sedang bekerja terus mencari alat pendukungnya yang berfungsi untuk melakukan rapid test, dan hingga saat ini belum ada di Indonesia. Pihaknya sudah bekerja sama dan berkoordinasi dengan Pemerintah Pusat baik BNPB dan Kementerian Kesehatan RI, dan sedang berupaya menghubungi dan mencari penyaluran alat melalui distributor yang menyalurkan alat kesehatan ataupun farmasi dan agen untuk mendapatkan alat tersebut, termasuk pengadaan APD.(ist)