BUMD Catu Kwero Sedana Olah Sampah dengan EM4

(Baliekbis.com), Sampah selama ini menjadi barang tidak berguna dan dibiarkan mencemari lingkungan, ternyata bisa memiliki nilai jual. Itulah yang terekam dari Badan Usaha Milik Desa (BUMD) Catu Kwero Sedana, Desa Pecatu, Uluwatu. BUMD itu berhasil mengolah sampah menjadi pupuk kompos dan menjadi pupuk organik dan tanah yang tandus itupun kembali terlihat subur dengan menggunakan Effective Microorganisme (EM4).

“Pengolahan sampah BUMD Catu Kwero Sedana dilakukan sejak 2017 dengan tujuan menjadikan desa yang memiliki objek wisata yang  selalu ramai dikunjungi wisatawan nusantara  dan mancanegara itu jadi bersih, indah dan lestari,” ujar Kris, penanggung jawab pengolahan sampah BUMD Catu Kwero Sedana, ketika bertemu Kepala Pemasaran PT Songgo Langit Persada (SLP) Cabang Bali, Ir. Irkham Rosidi dan Staf Ahli SLP, Ir I Gusti Ketut Riksa di Uluwatu.

Kris mengatakan, pengolahan sampah yang berlokasi di bekas galian C tersebut setiap hari mendatangkan sampah 8 truk. Sampah  itu berasal dari sampah rumah tangga, pasar, restoran, villa dan hotel. Usai dipilah, sampah organik difermentasi menggunakan produk EM4. Selama sebulan, sampah yang telah difermentasi dengan EM4 tersebut dicacah atau diayak mengunakan mesin agar menjadi kecil dan dikemas dalam karung yang siap digunakan untuk memupuk tanaman. Pupuk kompos selanjutnya dijual ke sejumlah hotel  di sekitarnya untuk menyuburkan tanaman.

Mengolah sampah dengan menggunakan produk EM4 tidak mengeluarkan bau. Selain itu, fermentasi untuk menjadi pupuk kompos lebih cepat dan hasil pupuk juga tidak terlalu ringan. “Saya sudah banyak mengunakan cara untuk mengolah pupuk organik dengan microorganisme lokal, namun dengan EM hasilnya sangat cepat dan bagus,’’ ujarnya.

Sementara itu Kepala Pemasaran PT Songgo Langit Persada (SLP) Cabang Bali, Ir. Irkham Rosidi berpendapat, pihaknya selama ini sudah menjalin kerja sama dengan berbagai pihak agar dapat menggunakan salah satu produk EM4  buat proses fermentasi sampah jadi pupuk. Pihaknya sudah banyak melakukan kerja sama produksi pupuk organik di sejumlah tempat, salah satunya Rumah Kompos Desa Padangtegal di Monkey Fores, Ubud, Gianyar. Dengan menggunakan cairan EM4, proses fermentasi sampah jadi pupuk organik lebih maksimal dan hanya membutuhkan waktu satu bulan. (ist)