BPR Lestari Gelar ‘Bali Business Round Table’, Angkat Masalah “Politik dan Ekonomi Indonesia 2019”

(Baliekbis.com), BPR Lestari kembali menggelar ‘Bali Business Round Table’ yang mengangkat tema “Politik dan Ekonomi Indonesia 2019” dengan menghadirkan pembicara Faisal Basri (Indonesian Economist & Politician) dan Burhanudin Muhtadi (Indonesian Political Analyst).

Menurut Chairman Lestari Group, Alex P. Chandra acara event kali ini ditujukan untuk nasabah BPR Lestari yang sesungguhnya merupakan pemegang saham terbesar. Sebab dari total aset BPR Lestari Group sekitar Rp5 triliun, sebanyak 85 persennya milik nasabah.

“Kita pemilik cuma punya 15 persen. Jadi melalui acara ini sekaligus kita laporkan kepada nasabah perkembangan bank,” jelas Alex P. Chandra di sela-sela acara yang berlangsung, Sabtu (16/3) malam di BNDCC Nusa Dua. Pada acara yang dihadiri sekitar 1.200 peserta itu dimeriahkan penampilan penyanyi ternama Titi Dj.

Menurut Alex Chandra, di sela-sela acara 4th Bali Business Round Table BPR Lestari, dengan event ini pihaknya juga berharap dapat memberikan gambaran kepada nasabah terkait kondisi ekonomi di Indonesia di tahun 2019 ini sehingga ke depannya bisa mengambil langkah inovatif untuk pengembangan usaha masing-masing.

“Dalam 4th Bali Business Round Table BPR Lestari kami juga memperkenalkan transformasi produk baru dengan memperkenalkan aplikasi Mobile Lestari 2.0,” ujarnya.

Lanjutnya, BPR Lestari tahun ini melakukan transformasi besar melalui digitalisasi. Acara 4thBali Business Round Table ini sudah keempat kalinya diselenggarakan tiap tahunnya oleh direksi, dengan mengadakan rapat umum pemegang saham. Ini juga memberikan laporan pertanggungjawaban kepada pihak pemegang saham.

“Setiap tahun direksi itu membuat Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Pemegang saham itu sebenarnya menguasai kurang lebih 13-15 persen dari total asetnya. Jadi 80-85 persennya itu adalah para nasabah,” katanya.

Diakui pertumbuhan kredit di Bali rendah yakni 5 persen hanya setengah dari rata-rata nasional. Biasanya Bali selalu lebih besar atau di atas nasional. Namun mulai 2014 pertumbuhan kredit terus turun.

“Bank Lestari biasanya tumbuh 20 persen, tapi tahun ini cuma 13 persen lebih. Tapi ini masih lebih baik dari pertumbuhan industri lain,” tambah Alex. Aset Lestari Group dari Rp 4,4 triliun tahun 2017 tumbuh jadi Rp 5, 1 triliun tahun 2018. DPK dari Rp 3,168 triliun jadi RP 3,76 triliun. Kredit juga naik dari Rp2,566 triliun jadi Rp2,917. (bas)