BI Perkaya Wawasan Insan Media tentang Presidensi G20 Indonesia

(Baliekbis.com),Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Bali Rizki Ernadi Wimanda  menyampaikan G20 (Group of Twenty) merupakan forum kerja sama multilateral yang terdiri dari 19 negara utama dan Uni Eropa (EU). G20 mempresentasikan lebih dari 60% populasi bumi, 75% perdagangan global, serta 80% PDB dunia.

“Tujuan diselenggarakannya G20 adalah untuk mewujudkan pertumbuhan global yang kuat, berkelanjutan, seimbang, dan inklusif,” ujar Rizki selaku narasumber pada kegiatan Capacity Building Media dengan tema “Presidensi G20 Indonesia” yang digelar BI Provinsi Bali, Rabu (26/1).

Dikatakan saat ini, G20 memiliki dua kelompok kerja, yaitu Jalur Keuangan (Finance Track) dan Jalur Sherpa (Sherpa Track). Jalur Keuangan terdiri atas Kementerian Keuangan dan Bank Sentral masing-masing negara anggota. Sementara, Jalur Sherpa terdiri atas kementerian/lembaga lain yang relevan dengan pembahasan terkait hal-hal umum di luar topik ekonomi dan keuangan, seperti kesehatan, green economy, perubahan iklim, dan lainnya.

Pada tahun ini, terdapat 6 (enam) agenda prioritas Jalur Keuangan yakni (1) exit strategy to support equitable recovery, (2) addressing scarring effect to secure future growth, (3) payment system in the Digital Era, (4) sustainable finance, (5) financial inclusion, serta (6) international taxation.

Di samping itu, juga terdapat legacy agenda yang merupakan agenda lanjutan dari penyelenggaraan presidensi sebelumnya yang pembahasannya belum selesai.

Peran nyata G20 telah terlihat di beberapa momentum, seperti penanganan krisis moneter tahun 1997/1998, krisis keuangan global tahun 2008, serta krisis ekonomi tahun 2020/2021 akibat pandemi Covid-19.

“G20 dianggap telah membantu dunia kembali ke jalur pertumbuhan, serta mendorong beberapa reformasi penting di bidang ekonomi dan keuangan,” jelasnya.

Tema presidensi G20 Indonesia adalah “Recover Together, Recover Stronger” di mana melalui tema ini Indonesia ingin mengajak seluruh dunia untuk bahu-membahu dan saling mendukung untuk bersama mencapai pemulihan ekonomi dan keuangan yang lebih kuat dan berkelanjutan.

Tema ini dipilih karena Indonesia menilai seluruh negara perlu bergerak bersama mencapai pemulihan dunia, khususnya akibat pandemi Covid-19 ini.

Rizki menyampaikan beberapa nilai strategis presidensi G20 bagi Indonesia, yakni (1) menjadi sarana untuk mendapatkan persepsi yang baik atas resiliensi ekonomi Indonesia terhadap krisis; (2) pengakuan atas status Indonesia sebagai salah satu negara dengan perekonomian terbesar di dunia, (3) memberi nilai tambah bagi pemulihan ekonomi Indonesia, (4) dapat mengorkestrasi agenda pembahasan, (5) menunjukkan kepemimpinan Indonesia, (6) Indonesia menjadi fokus perhatian dunia, dan (7) menjadi sarana untuk memperkenalkan pariwisata dan produk unggulan Indonesia kepada dunia internasional.

Rizki mengajak masyarakat untuk bersikap lebih optimis terhadap pelaksanaan KTT G20 yang akan dilaksanakan di Bali pada November tahun ini. Tidak hanya rangkaian pertemuan di tingkat menteri dan deputi, tetapi juga pertemuan di tingkat working group akan dilaksanakan sepanjang tahun ini.

Begitu pula dengan beberapa side events, seperti seminar dan showcasing. Rizki meyakini bahwa kegiatan-kegiatan tersebut akan berdampak positif bagi perekonomian Indonesia, khususnya Bali. (ist)