BI Bali Bantu Sembako dan Tabung Oksigen di Gianyar

(Baliekbis.com), Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali menyerahkan bantuan Program Sosial Bank Indonesia berupa paket sembako sebanyak 880 paket untuk 4 banjar di Ubud dan 40 tabung oksigen kepada RSUD Sanjiwani, Senin (20/9).

Penyerahan bantuan secara simbolis dilakukan di Puri Kauhan Ubud serta dihadiri Menteri BUMN Erick Thohir; Anggota Komisi XI DPR RI I Gusti Agung Rai Wirajaya dan Bupati Gianyar I Made Agus Mahayastra.

Penyerahan bantuan paket sembako tersebut merupakan hasil sinergi Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali bersama Yayasan Puri Kauhan Ubud.

Ketua Yayasan Puri Kauhan Ubud Anak Agung Gde Ngurah Ari Dwipayana menjelaskan perekonomian masyarakat Ubud sangat terdampak oleh pandemi Covid-19 yang telah berlangsung lebih dari satu tahun.

Apalagi sebagian besar masyarakat Ubud bekerja di sektor pariwisata. Oleh karena itu, bantuan yang diberikan Bank Indonesia akan meringankan beban masyarakat Ubud. Adapun 4 banjar yang mendapat bantuan Bank Indonesia ialah Ubud Kaja, Ubud Tengah, Ubud Kelod, dan Sambahan.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Trisno Nugroho menyambut baik dan mengapresiasi sinergitas Bank Indonesia bersama Yayasan Puri Kauhan Ubud.

“Pemberian bantuan paket sembako dan tabung oksigen kepada RSUD Sanjiwani merupakan wujud nyata kontribusi Bank Indonesia untuk membantu penanganan dampak Covid-19 di Provinsi Bali, selain pelonggaran kebijakan moneter, makroprudensial dan sistem pembayaran yang telah dilakukan di tingkat pusat,” ujar Trisno.

Pada kesempatan tersebut, Menteri Erick juga melakukan demo pembayaran transaksi menggunakan QR Code Indonesian Standard (QRIS) di stand UMKM binaan Bank Indonesia dan BPD Bali.

Kegiatan dilanjutkan dengan meninjau dan berdialog dengan pedagang di Pasar Ubud. Menteri Erick berpesan agar para pedagang tetap bersabar, tidak menyerah dan optimis terhadap pemulihan kondisi ekonomi Bali yang sedang berlangsung seiring dengan terkendalinya kasus Covid di Indonesia dan Bali.

Menteri Erick juga menyempatkan waktu untuk membeli produk-produk kerajinan di Pasar Ubud dan menggunakan QRIS sebagai alat pembayaran karena sebagian besar pedagang di Pasar Ubud sudah mengadopsi QRIS.

Dukungan Menteri Erick terhadap penggunaan QRIS sebagai alat pembayaran nontunai kekinian diharapkan dapat meningkatkan adopsi QRIS oleh pelaku UMKM yang ditargetkan tahun ini sebanyak 12 juta merchant. (ist)