Besar Peluang Produk Bali Masuk Rusia

 

(Baliekbis.com), Selain pariwisata Bali yang begitu populer di Rusia, sejumlah produk dari Pulau Dewata ini juga memiliki peluang besar masuk ke negara tersebut. Buah-buahan termasuk kopi Bali sangat besar peluangnya diekspor ke Rusia dengan harga yang bagus,” ujar Duta Besar Indonesia untuk Rusia Wahid Supriyadi dalam acara ramah tamah dengan sejumlah pengusaha Bali yang digelar di gedung BI Denpasar, Senin (16/10).

Wahid Supriyadi dan Causa Iman Karana (kanan).

Dari sisi pariwisata Share wisman Rusia sepanjang 2016 sebesar 1,4% (peringkat 15). Sedangkan pada 2017, share Rusia meningkat menjadi 1,6% dan naik 1 peringkat ke posisi 14. Berdasarkan laporan BPS, jumlah wisman dari Rusia mencapai puncak pada 2013 (79 ribu wisman). Jumlah kunjungan wisman sempat turun dan pada 2016 naik sebesar 29% menjadi 67 ribu wisman. Diperkirakan jumlah wisman Rusia tahun 2017 akan mencetak angka record high, karena hingga Agustus 2017, jumlah wisman telah mencapai 95% jumlah total 2016. Meskipun share jumlah wisman Rusia hanya 1,8%, namun total pengeluaran mereka selama di Bali termasuk peringkat keempat (Rp 15,4 juta). “Wisman Rusia ini sangat berkualitas, banyak belanja dan mereka berani membeli dengan harga tinggi,” ujar Ketua Kadin Bali AA Alit Wiraputra, S.H. yang hadir dalam acara tersebut. Karena itu potensi ini harus bisa dimanfaatkan dengan baik. Wisman Rusia menginap selama 12,6 hari di Bali, terlama kedua setelah wisman Jerman (13,2 hari). Mereka membelanjakan rata-rata Rp 1,2 juta per hari, sedikit di bawah rata-rata (Rp1,51 juta/hari) karena durasi menginap wisman Rusia termasuk lama.

Selain sisi pariwisata, Bali memiliki peluang dalam memasarkan buah-buahan termasuk kopi ke negara Beruang Merah tersebut. “Ada potensi pasar sekitar 13,5 miliar dolar AS, sebagian besar makanan dan buah. Itu potensi yang bisa digarap,” jelas Wahid Supriyadi. Pelaku usaha dari  Bali harus memanfaatkan peluang bisnis tersebut, apalagi saat musim dingin nyaris tidak ada pasokan buah yang memenuhi pasar negeri tersebut. Dikatakan buah tropis sangat diminati di negara itu dengan harga yang mahal, satu buah rambutan  harganya bisa Rp20 ribu, satu buah mangga mencapai Rp150 ribu hingga Rp200 ribu serta manggis harganya Rp48 ribu per biji. Tingginya harga tersebut sangat menjanjikan bagi pelaku usaha dari Bali untuk memperluas komoditas ekspor utamanya buah tropis ke pasar Rusia.

Untuk membuka lebih besar akses ke pasar negara dengan ibu kota di Moskow itu, pihaknya intensif memperkenalkan potensi Tanah Air melalui Festival Indonesia yang rutin digelar setiap tahun pada bulan Agustus. Pada festival yang bertemakan “Visit Wonderful Indonesia Bali dan Beyond” tahun 2016, Festival Indonesia menarik 68 ribu pengunjung. Jumlah tersebut kemudian meningkat pada Agustus 2017 mencapai 91.600 kunjungan yang digelar di Taman Krasnaya Presnya Moskow yang memiliki luas sekitar enam hektar.

Ia mengharapkan pada pelaksanaan Festival Indonesia yang dijadwalkan berlangsung 3-5 Agustus 2018 lebih banyak pelaku usaha dari Bali yang ikut terlibat untuk membuka pasar internasional. Untuk itu pihaknya berencana memperluas arena pameran dari enam hektar menjadi 18 hektar mengingat tingginya animo pengunjung dengan target kunjungan mencapai sekitar 120 ribu orang. Wahid mengharapkan pelaku usaha dan pemerintah daerah harus memanfaatkan potensi itu karena negara di kawasan ASEAN seperti Thailand dan Vietnam juga mengambil langkah cepat dalam memasarkan potensi buah tropisnya meskipun produk dari Bali tidak kalah saing. Meski demikian kendala utama dalam perdagangan ke Rusia adalah belum adanya penerbangan langsung ke negeri itu padahal Thailand dan Vietnam sudah membuka penerbangan langsung.

Sementara itu Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Causa Iman Karana mendorong perkembangan ekonomi Bali termasuk pelaku usahanya. Permintaan sangat tinggi. Pada Festival Indonesia bulan Agustus lalu, pihaknya juga memfasilitasi beberapa pelaku usaha binaan dengan membawa produk unggulan di antaranya kopi yang menarik perhatian pelaku usaha di sana. “Terbukti dalam waktu singkat kopi yang dipajang sebagai display habis terjual,” jelas Causa Iman Karana. “Dalam pameran itu pihaknya memfasilitasi pelaku usaha untuk mendorong ekonomi daerah yang berorientasi ekspor dan mengundang investor luar ke Bali,” ucapnya. Dikatakan Bank Indonesia Bali memiliki pengembangan ekonomi daerah dengan mendukung pelaku usaha binaan dalam bentuk klaster seperti sapi, cabai, bawang merah, kopi, beras dan tenun. (bas)