​Bertemu Pelaku Pariwisata, Dr. Mangku Pastika: Harus Berani Melakukan Perubahan

(Baliekbis.com), Anggota DPD RI Dapil Bali Dr. Made Mangku Pastika,M.M. mengajak pelaku pariwisata untuk kembali menghitung pasar yang masih potensial di tengah kondisi krisis global saat ini.

“Pelaku pariwisata harus lebih realistis menghadapi perubahan tren pariwisata karena dampak pandemi Covid-19 dan perang Rusia-Ukraina. Selain itu, harus berani melakukan perubahan,” ungkap Mangku Pastika saat dialog dengan jajaran pariwisata, Jumat (22/7) di Gujji Cafe Jalan Merdeka Renon.

Diskusi serangkaian Reses Mangku Pastika mengangkat tema “Geliat Pariwisata Menjelang G20” yang dipandu Tim Ahli Nyoman Baskara didampingi Ketut Ngastawa dan Nyoman Wiratmaja dihadiri pelaku pariwisata dari unsur PHRI, NCPI, HPI, ASITA, BHA, Desa Wisata, Disparda Bali dan tokoh pariwisata di antaranya Gede Wirata, Al Purwa, dll.

Mantan Gubernur Bali dua periode itu mengapresiasi berbagai upaya yang dilakukan komponen pariwisata untuk bisa bangkit. Namun harus realistis melihat perkembangan yang ada. “Mungkin sebelumnya kita berharap kunjungan dari Cina, tetapi mereka juga sudah melakukan berbagai terobosan agar warganya tidak perlu lagi berwisata ke luar negeri,” ujarnya.

Mangku Pastika juga mengingatkan kalau tren pariwisata telah berubah. Seperti kunjungan ke desa wisata dan ketertarikan wisman untuk mengunjungi wisata spiritual/pura juga tak sebanyak dulu. Sekarang bahkan wisatawan makin sedikit yang  perlu guide dan biro perjalanan karena pesatnya teknologi digital dimana informasi sudah dalam genggaman.

Tantangan juga datang dari daerah pariwisata lainnya di Nusantara. Kalaupun wisdom kunjungannya banyak, tetapi umumnya mereka sedikit mengeluarkan uang.

Sekretaris PHRI Bali Perry Markus mengatakan  permodalan masih menjadi kendala yang dihadapi pihak hotel untuk menata kembali fasilitas yang selama dua tahun tak berfungsi. “Hanya 70 persen yang siap digunakan,” jelasnya.

Ketua BHA Fransisca mengatakan chain hotel international sangat sulit menyiapkan fixed rated dalam kurun waktu yang panjang mengingat dinamika harga regional dan kebijakan kompetisi internasional mereka.

Ketua NCPI Bali Agus Maha Usadha menekankan bagaimana mempertahankan kesehatan usaha dengan memperjuangkan kemampuan menjaga cashflow atas peluang yang ada. Ketua Asita mendapatkan konfirnasi tidak diperpanjangnya kembali fasilitas restukturisasi. Kondisi ini akan menjadi tantangan tersendiri bagaimana pengusaha daerah mempersiapkan pemenuhan kewajiban tahun depan. Perlu upaya bersama yang terstruktur bagaimana mengurai dan mempesentasikan ke pusat agar kondisi struktur keuangan pengusaha daerah mendapatkan perhatian khusus.

Analisa trend pariwisata ke depan juga perlu menjadi bahan pemikiran mendalam dalam tatanan kompetisi yang semakin berat dan diperlukan upaya-upaya mencari alternatif pengembangan produk sehingga mampu memenuhi trend pasar.

Sementara Gede Wirata, pemilik Bounty Cruises mengatakan pariwisata saat ini telah banyak yang berubah. Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali Tjok. Bagus Pemayun mengajak komponen pariwisata Bali agar tidak menonjolkan ego dan pentingnya kolaborasi. (bas)