Berdayakan Eks Pencari Batu Sikat, Dwi Yustiawati: Perlu Pelatihan dan Dukungan Modal Usaha

(Baliekbis.com), Kebijakan menghentikan pencarian batu sikat di Klungkung seperti di sekitar pantai Watu Klotok harus dibarengi dengan upaya memberi solusi agar warga tersebut tak kehilangan mata pencahariannya.

Tokoh masyarakat Klungkung yang juga caleg DPRD Bali dapil Klungkung nomor urut 3 dari PDI Perjuangan Ni Luh Kadek Dwi Yustiawati S.E., mendukung langkah Bupati Klungkung menyetop pencatian batu sikat itu. Namun Pemkab Klungkung juga harus serius mencari solusi dan memberdayakan para mantan pencari batu sikat ini agar mereka tidak kehilangan mata pencaharian.

“Penghentian pencarian baru sikat di sekitar pantai Watu Klotok dan kawasan lainnya di Klungkung ini kami dukung untuk menyelamatkan lingkungan. Tapi nasib warga juga harus tetap diperhatikan,” kata Dwi Yustiawati kepada wartawan saat ditemui di sela-sela simakrama bersama warga di Klungkung, Rabu (13/2).

“Warga sudah mau menghentikan pencarian batu sikat sesuai imbauan Bupati. Ini bagus, artinya mereka sudah sadar untuk tidak ikut merusak lingkungan. Kesadaran mereka harus diapresiasi dengan mencari solusi dan pengganti atas mata pencarian mereka yang hilang,” kata tokoh muda cerdas dan dikenal berjiwa sosial tinggi itu.

Untuk itu tokoh perempuan kelahiran 11 Desember 1992 ini berharap Pemkab Klungkung segera menyiapkan sejumlah progam pemberdayaan bagi ratusan pencari batu sikat. Misalnya dengan melatih mereka untuk berwirausaha di sektor UMKM atau ekonomi kreatif sesuai potensi dan kemampuannya. Juga harus ada bantuan modal usaha yang juga dananya bisa disinergikan dengan CSR (Corporate Social Responsibility) perusahan yang ada di Klungkung bahkan Bali secara umum.

Ia juga sepakat solusi lainnya bagi para eks pencari batu sikat ini diberdayakan untuk membentuk kelompok peternak/memelihara sapi atau babi atau juga kelompok usaha bersama (Kube).

“Intinya harus ada solusi bagi warga untuk meningkatkan kesejahteraan mereka,” kata tokoh perempuan yang bersama suaminya Ketut Leo dikenal sebagai sosok yang dermawan dan sejak lama membantu pembangunan banyak pura khususnya di kawasan Nusa Penida.

Pasca penghentian pencarian baru sikat ini, Dwi Yustiawati juga berharap segera ada langkah riil dari instansi terkait di Pemkab Klungkung untuk melakukan penataan kawasan pantai di Watu Klotok Klungkung dimana juga di kawasan ini ada Pura Watu Klotok sebagai kawasan suci.

Diharapkan di kawasan ini segera dibangun fasilitas penunjang untuk para pemedek atau umat Hindu yang sembahyang ke pura. “Perlu juga dikaji dan dipikirkan apakah kawasan ini bisa dikembangkan lebih jauh sebagai wisata spiritual tapi juga merusak kesucian dan kelestarian lingkungan,” tegas caleg perempuan yang juga aktif di Kaukus Perempuan Politik Indonesia (KPPI) Provinsi Bali itu.

Seperti diberitakan sebelumnya penghentian pencarian batu sikat ini ditegaskan Bupati Klungkung, I Nyoman Suwirta saat menggelar tatap muka dengan pencari batu sikat di Wantilan Pura Watu Klotok, Rabu (13/2).

Pencarian batu sikat dalam skala besar atau menggunakan kampil (karung plastik) dihentikan. Pencarian hanya dapat dilakukan dengan memilih langsung batu-batu kecil jenis tertentu. Tetapi hal ini tidak berlaku lama. Bupati membatasi pengambilan secara keseluruhan hingga akhir tahun 2019 ini. “Pengambilan dalam skala besar kami hentikan karena berdampak terhadap abrasi,” ujar Suwirta.

Bupati Suwirta selanjutnya menawarkan solusi kepada para pencari batu sikat ini untuk membentuk kelompok peternak/memelihara sapi atau babi. Jika sudah terbentuk, di tahun 2020 Pemkab akan menggelontor bantuan tersebut.

Selain itu, beberapa dari mereka yang memenuhi syarat akan diangkat menjadi tenaga kontrak yang akan ditempatkan sebagai petugas kebersihan, tukang kebun, petugas pembibitan dan petugas balawista. Sementara terhadap salah seorang pencari batu sikat yang tergolong lansia dan hidup sebatang kara akan diupayakan bantuan rutin dari pemerintah.

Sementara itu sejumlah warga pencari batu sikat menyatakan siap mematuhi imbauan Bupati. Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Pertanahan Kabupaten Klungkung, A.A Ngurah Kirana menyebutkan ada  160 orang menjadi pencari batu sikat. (lmc)