Berbaur Bersama Ribuan Warga Hadiri Karya “Maligia Jangkep” di Puri Satria, AMD: Ini Wujud Menyama Braya dan Gotong Royong

(Baliekbis.com),Tokoh milenial asal Puri Tegal Denpasar, Pemecutan Dr. Anak Agung Ngurah Manik Danendra,S.H.,M.H., M.Kn., yang akrab disapa AMD dikenal sebagai sosok calon pemimpin yang dekat dengan rakyat, humanis dan berjiwa sosial tinggi.

AMD (Agung Manik Danendra) juga aktif bersama masyarakat dalam berbagai kegiatan sosial keagamaan. Salah satunya tampak ketika AMD menghadiri Karya Angasti Puja Atma Wedana Maligia Jangkep di Puri Agung (Satria) Denpasar, Sabtu (5/10/2019).

AMD yang memang dikenal punya pergaulan luas ini tampak berbaur dengan ribuan masyarakat Denpasar yang mengikuti upacara. AMD turut memberikan dukungan dan penghormatan terhadap upakara Pitra Yadnya bagian dari Panca Sradha (Lima Keyakinan Umat Hindu) khususnya berkaitan dengan kepercayaan kepada atman (sinar suci Tuhan).

“Astungkara Karya Maligia Jangkep ini labda karya (lancar dan sukses),” kata AMD yang mengusung visi “Membangun Kota Denpasar yang Asri, Mandiri, Damai, (AMD) berwawasan Budaya dan Berintegritas” dengan berbekal “Asta Marga” atau delapan jalan mencapai visi AMD.

AMD yang juga dikenal sangat dekat dengan tokoh dan keluarga Puri di Denpasar ini mengapresiasi antusiasme dan kebersamaan masyarakat Denpasar bersama pihak Puri Satria dalam Karya Maligia Jangkep ini.

“Inilah bentuk nyata menyama braya dan gotong royong masyarakat Denpasar dan Bali umumnya yang harus terus kita pertahankan. Ini modal sosial yang kuat menciptakan kehidupan harmonis di Kota Denpasar sesuai ajaran Tri Hita Karana,” imbuh politisi yang berprofesi sebagai Notaris-PPAT (Pejabat Pembuat Akta Tanah) ini.

Untuk diketahui, Karya Angasti Puja Atma Wedana Maligia Jangkep di Puri Agung (Satria) Denpasar dengan tingkatan utamaning utama telah berlangsung sejak beberapa waktu lalu. Puncak karya berlangsung Jumat (4/10/2019) dan dilanjutkan Sabtu (5/10/2019).

Pada Jumat digelar mapurwa daksina, yaitu berkeliling tiga kali mulai dari tempat upacara di Puri Agung Denpasar menuju Jalan Veteran, Jalan Patimura, Jalan Blimbing, Jalan Kedondong dan kembali ke Jalan Veteran. Puspa lingga dibawa masing-masing anggota keluarga sehingga jumlah yang ngiring mencapai ribuan.

Karya Maligia Jangkep ini merupakan upacara lanjutan yang digelar setelah dilakukan upacara palebon permaisuri Raja Denpasar IX (Ida Tjokorda Ngurah Jambe Pemecutan) Dampati Ida Anak Agung Ayu Oka Pemecutan, pada November 2018 silam.

Panglingsir Puri Agung Denpasar Ida Tjokorda Ngurah Jambe Pemecutan didampingi Dr. A.A. Ngurah Agung Wira Bima Wikrama,ST.,M.Si., sebagaimana dikutip dari balipost.com menerangkan Karya Maligia Jangkep ini merupakan rangkaian dari upacara pelebon yang sebelumnya sudah dilakukan.

Maligia Jangkep ini memiliki makna untuk menyucikan suksma sarira. Hakikat dari upacara maligia itu adalah menyucikan badan halus (suksma sarira) dari berbagai kotoran agar menjadi satu, yakni bersatu kepada Tuhan. Sedangkan pada upacara palebon intinya untuk menyucikan wadah manusia atau badan kasar (stula sarira) yang terdiri atas unsur panca mahabuta, waktu Maligia menyucikan suksma sarira atau badan halus.

Ida Tjokorda Ngurah Jambe Pemecutan menambahkan peserta atau yang ngiring (ikut) pada upacara Maligia Jangkep ini sebanyak 200 lebih. Pihaknya memberikan kesempatan kepada semua semeton yang ingin ngiring dalam karya ini untuk bisa bersama-sama menyukseskan karya ini.

“Dulu saat kami melangsungkan karya palebon, semua ikut beramai-ramai membantu. Karena itu, sekarang saat ada karya Maligia Jangkep, kami siap menerima kembali,” katanya.

Rangkaian karya Maligia Jangkep ini sudah dimulai pada Selasa (10/9) dengan kegiatan matur piuning karya yang dipuput oleh Ida Pedanda Gede Sari Arimbawa. Dilanjutkan Kamis (12/9) dengan kegiatan nyukat genah dan marisuda bumi.

Setelah beberapa rangkaian kegiatan, kembali digelar pada Sabtu (28/9), yakni melaspas payadnyan dan ngangget don bingin. Kemudian dilangsungkan upacara nganyut ke segara. (afd)