Beragam Pernyataan Miring Sikapi Mahayastra Mundur dari Ketum Porprov

(Baliekbis.com), Beragam pernyataan bernada miring bermunculan menanggapi sikap Made Agus Mahayastra yang mendadak mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Ketua Umum Porprov Bali XIII 2017 di Gianyar. Padahal even akbar dua tahunan di Bali ini, tinggal sekitar sebulan lagi dimulai.

Meski dalam surat pengunduran dirinya disebutkan, bahwa Mahayastra ingin lebih fokus menghadapi Pilkada Gianyar dimana dirinya mencalonkan diri menjadi bupati, ternyata alasan tersebut tidak membuat puas terutama kalangan masyarakat olahraga. Lebih ironis lagi, sejumlah pembina atau pelatih cabor-cabor Gianyar tidak tahu bahkan tidak percaya Mahayasatra yang juga Wakil Bupati Gianyar ini mengundurkan diri secara mendadak. ”Beginilah kalau olahraga bersentuhan langsung dengan politik. Yang jadi korban adalah para atlet, pembina dan pelatih cabor di Gianyar,” sergah salah satu pelatih cabor Gianyar yang tidak ingin namanya ditulis. Sikap pengunduran diri Mahayastra sepertinya menjadi pukulan telak bagi warga Gianyar. Rasanya tidak mungkin hal itu dilakukan jika tidak terjadi apa-apa di internal panitia induk di Gianyar. Memang dalam statemen kepada media, Mahayasatra menegaskan pihak tetap mendukung Porprov XIII berjalan sukses meski dirinya tidak lagi menjabat Ketua Panitia Induk Porprov. ”Sebagai warga Gianyar, aku malu persiapan Porprov XIII latig,” guman salah seorang wartawan dari media elektronik yang kebetulan kawitannya di Gianyar.

Pernyataan rekan media dari Gianyar itu kemudian dikompori temannya dari Jembrana yang dengan bangganya dia mengatakan ”sudah kukatakan bahwa Kabupaten Jembrana dan Buleleng paling siap menggelar Porprov.” Memang terpilihnya Kabupaten Gianyar sebagai tuan rumah Porprov XIII terkesan dipaksakan atas keinginan oknum tertentu di Kota Seni itu. Bahkan, Ketua Umum KONI Gianyar Nyoman Arjawa saat itu dalam pemaparannya di Buleleng pada Porprov XII  tahun 2015, ditegaskan sejak awal Gianyar sangat tidak siap sebagai tuan rumah Porprov. Arjawa pun akhirnya memilih mengundurkan diri, lalu digantikan Jagrasunu sebagai Ketua Umum KONI Gianyar saat ini. Sebelum diputuskan jadi tuan rumah Porprov XIII,  sempat terjadi proses tarik ulur dalam mencari rekomendasi Bupati dan Ketua DPRD Gianyar hingga sampai berlarut-larut. Dari proses ini, tampaknya puncaknya diwarnai dengan mundurnya Mahayastra. Sebab, dari informasi yang digali di rumah rakyat (DPRD Gianyar) Jumat (04/08/2017), memang ada semacam ‘ketegangan’ dengan pihak eksekutif. Bahkan ada salah seorang wakil rakyat Gianyar menyebutkan, pengunduran diri Mahayasa karena ada ketakutan anggaran Porprov tidak bisa didapatkan sesuai yang diharapkan. ”Apalagi kami sekarang ini di legislatif, kini sedang membahas anggaran,” bisiknya.

Jajaran DPRD Gianyar juga merasa tersinggung, karena selama ini tidak pernah diajak rembuk alias tidak dilibatkan sampai Porprov Bali XIII tinggal sebulan lagi. ”Nah, kalau sekarang dia (Mahayastra) mundur, sikap itu tak lebih dari keinginan dia lepas dari tanggung jawab,” imbuh wakil rakyat Gianyar lainnya yang terkenal vocal ini. Yang jadi pertanyaan, apakah orang yang menggantikan posisi Mahayastra (Asisten II Setda Gianyar) mampu mengemban tugas berat ini? Terlebih sejumlah venue yang belum rampung sampai Agustus ini, dipertanyakan cabor-cabor kontingen peserta. Sesuai kesepakan bersama, semua venue untuk 34 cabor yang dipertandingkan sudah rampung Agustus ini. Tujuannya agar kontingen peserta bisa melakukan uji coba venue (test venue), tetapi nyatanya sampai saat ini belum ada kejelasan soal venue itu rampung seratus persen. (ibg)