Benturan dengan Popnas, KONI Gianyar Tolak Cabor Ubah Jadwal

(Baliekbis.com), Panitia Pelaksana Pekan Olahraga Provinsi  (Porprov) Bali XIII tidak dapat memenuhi permintaan sejumlah cabor yang minta penyesuaikan jadwal dengan jadwal Pekan Olahraga Pelajar Nasional (Popnas) 2017.

Ketua Umum Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Gianyar Ketut Jagrasunu mengatakan, bila jadwal pertandingan dipindah akan berdampak signifikan terhadap pelaksanaan Porprov Bali.  Alasannya  akomodasi  bagi atlet sudah dipesan dan tidak dapat dibatalkan. Selain itu, bila jadwal dipindah otomatis akan menimbulkan protes dari kontingen lainnya. “Kita selaku Panpel tidak memenuhi ada perubahan jadwal sehubungan dengan penyelenggaraan Popnas. Pertama dalam hal ini ada hubungannya dengan akomodasi yang sudah kami block, dan kami tidak jamin di waktu lain masih bisa tersedia. Kedua, para kontingen yang ada akan protes, karena mereka sendiri juga sama sudah memblock akomodasi, maupun kontrak-kontrak yang lainnya seperti konsumsi maupun transportasi,” tegasnya disela-sela rapat Koordinasi, Sabtu (5/8/2017).

Jagrasunu mengatakan, solusi terbaik yang dapat diambil dengan melibatkan atlet pelapis kedua untuk dikirim ke Popnas, sementara untuk pelapis satu tetap dapat bertanding di Porprov. Hal tersebut sekaligus memberi kesempatan bagi atlet pelapis kedua yang  merupakan calon regenerasi bagi atlet pelapis satu. Sementara itu Ketua Umum KONI Bali Ketut Suwandi mengatakan, hingga kini pihaknya belum menerima jadwal pasti pelaksanaan Popnas, termasuk cabor-cabor yang akan dikirim Dispora Bali pada event tingkat pelajar Nasional tersebut. Namun sebagai langkah antisipasi jadwal yang berbenturan, KONI Bali sudah berupaya untuk berkoordinasi dengan Gianyar sebagai tuan rumah Porprov Bali. Bila  permintaan tersebut tidak dapat dipenuhi panpel Porprov, KONI Bali menyerahkan sepenuhnya kepada Pengprov dan Dispora untuk menentukan pilihan. “Waktu ini sangat singkat. Sistemnya sudah berjalan sedemikian rupa, ada pemesanan, dan kontrak-kontrak, sehingga terpaksa nantinya kami serahkan kepada Pengprov atau Dispora yang memilih siapa yang bertanding di Nasional dan bertanding di sini, termasuk KONI Kabupaten/kotanya, itu pilihannya saja sekarang,” tegasnya. Terkait kekhawatiran akan menurunnya kualitas Porprov, bila  atlet pelapis satu lebih banyak dikirim ke Popnas, menurut Ketut Suwandi kecil kemungkinan hal tersebut akan terjadi. Terlebih saat ini, pola pikir atlet lebih condong memilih tampil di Porprov lantaran bonus yang dijanjikan lebih besar, dan juga menyangkut gengsi daerah dimana juara-juara Porprov akan diproyeksikan untuk persiapan Bali menuju PON 2020 di Papua. (ibg)