Belum Banyak Dilirik, Ketut Jaman: Bali Perlu Intensif Garap Wisata MICE

(Baliekbis.com),Bali memiliki Fasilitas MICE (Meeting, Incentive, Convention and Exhibition) yang boleh dibilang paling lengkap di Indonesia. Bahkan tak kalah dengan negara Asia lainnya.

“Namun dari segi pemanfaatannya masih kecil. Kita bahkan kalah bersaing dengan Singapura, Malaysia atau Thailand yang sudah membidiknya sebagai wisata MICE,” ujar praktisi sekaligus pelaku MICE Ketut Jaman, Senin (14/10/2019) saat ditemui di sela-sela Konferensi Internasional APQO ke-25 dan Konvensi Kualitas dan Produktivitas Internasional (IQPC) 2019 di Hotel The Stone Kuta.

Konferensi yang berlangsung dari tanggal 14-16 Oktober ini diikuti sekitar 800 peserta dari 19 negara Asia Pasifik. Hadir pula saat pembukaan President of APQO Harnek Singh. Para peserta selain mengikuti konferensi juga akan melakukan semacam technical visit ke lapangan serta sejumlah objek wisata.

Padahal tambah Jaman yang juga Direktur Utama Melali MICE ini, dengan fasilitas yang ada, sesungguhnya peluang menjual MICE ini sangat besar. Apalagi Bali sudah dikenal dunia dan dalam sejumlah event besar berskala internasional yang digelar berjalan sukses. Seperti Annual Meeting IMF-World Bank yang mendatangkan puluhan ribu peserta dari hampir seluruh dunia.

“Jadi dengan melihat moment-moment besar itu, ke depan para stake holder pariwisata di Bali khususnya perlu bersatu untuk membidik wisata MICE ini,” jelas Jaman.

Upaya itu sebenarnya tak terlalu sulit, sebab Bali juga memiliki kualitas SDM yang profesional di bidang itu. “Mungkin karena belum terlalu diatensi dengan maksimal saja sehingga potensi MICE kita belum begitu banyak mendatangkan turis,” tambah Jaman saat ditanya kendala selama ini.

Selain itu Bali selama ini juga banyak melirik turis leisure. Padahal dari sisi bisnis, wisata MICE tak kalah dibandingkan yang leisure itu. Sebab peserta MICE biasanya dalam jumlah besar serta mengeluarkan belanja yang juga banyak. “Peserta MICE ini kalau mereka senang dan nyaman, biasanya datang lagi mengajak keluarganya,” ujar Jaman.

Untuk menggarap wisata MICE ini selain perlu lebih sering melakukan bidding, juga penting ada semacam badan atau biro khusus untuk menangani hal itu. Sehingga kerjanya lebih profesional dan terukur. “Yang penting ada yang khusus untuk ngurus MICE ini sehingga fasilitas yang ada di hampir semua hotel ini tak mubazir,” paparnya.

Ditanya jumlah wisatawan MICE selama ini, Jaman mengatakan belum mengetahui data pastinya. Sebab belum ada bidang yang secara khusus menangani soal ini. Jaman berharap ke depan ada kerja sama untuk menggarap wisata MICE ini sehingga kunjungan wisatawan bisa meningkat.

Dalam sebuah acara FGD Pariwisata “Synergy and Harmony in One Island-One Management-One Voice” yang digelar di Kantor BI Provinsi Bali belum lama ini, masalah MICE menjadi salah satu topik penting yang dibahas. Bahkan Ketua GIPPI Bali IB Agung Partha menegaskan wisata MICE ini bisa menjadi salah satu upaya menarik wisatawan ke Bali pada saat low season. (bas)