Bekraf Dorong Pelaku IKM Gianyar Jadi Digital Entrepreneur

(Baliekbis.com), Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) Pusat melalui Deputi Infrastruktur menggelar Bekraf Digital Enterpreneurship di Ballroom Hotel Sens, Ubud, Gianyar. Sebanyak 175 orang pengusaha muda antusias mengikuti pelatihan ini. Hal tersebut diungkapkan Advisor Bidang Administrasi dan Manajemen Bekraf, Mesdin Kornelis Simarmata, Jumat, (26/10).

Lebih lanjut, ia mengatakan peningkatkan kesadaran wirausaha warga lokal, terutama generasi muda terhadap perkembangan informasi teknologi dan komunikasi serta tren perkembangan teknologi dan pasar ekonomi kreatif sangat mendesak. Pada era kekinian dunia digital akan mampu meningkatkan aktifitas serta omset Pelaku UKM Ekraf. Pelatihan yang dilaksanakan sehari tersebut diisi pelbagai narasumber, diantaranya pendiri Aksi Nusantara, Firstman Marpaung yang mengisi sesi Workshop Digital mengangkat tema Mindset e-commerce menjelaskan bahwa Era kreatif telah tiba dan produk yang sudah ketinggalan zaman harus berevolusi, bersintesis, revolusi, dan reaplikasi agar bisa sesuai dengan permintaan pasar.

Bekraf bertugas membantu Presiden RI dalam merumuskan, menetapkan, mengoordinasikan, dan sinkronisasi kebijakan ekonomi kreatif di bidang aplikasi dan game developer, arsitektur, desain interior, desain komunikasi visual, desain produk, fashion, film animasi dan video, fotografi, kriya, kuliner, musik, penerbitan, periklanan, seni pertunjukan, seni rupa, dan televisi dan radio.

Bekraf juga membangun ekosistem kewirausahaan digital yang akan mendorong tumbuh dan berkembangnya ekonomi kreatif di Indonesia dan khususnya Gianyar.“Penghasilan dari internet itu sebuah kenyataan, sudah banyak orang yang berhasil meggunakan sarana Internet untuk transaksi jual beli. Kuncinya adalah manajemen distribusi dan promosi,” papar Mesdin.

Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Gianyar,  AA Bagus Ari Brahmanta, menyampaikan bahwa Gianyar sudah ikut uji petik dari Bekraf. Ia juga mempresentasikan kuliner Gianyar ke dunia, chrispy duck, kriya dan seni pertunjukan, nilai warisan leluhur yang bisa dikembangkan, mulai dari pengolahan perak, kayu tarian dan sebagainya.

Senada yang diungkapkan, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Propinsi Bali, Putu Astawa yang menegaskan entrepreneurship digital pada era globalisasi ekonomi merupakan upaya potensi peningkatan dan pemasaran produk industri di Bali. Peluang pasar digital ini  sangat besar karena semakin banyaknya pengguna smartphone dan ketepatan dalam menangkap peluang pemasaran. “Globalisasi juga harus  menciptakan pertumbuhan dan lapangan pekerjaan, tidak merusak budaya dan tatanan masyarakat”, imbuh Putu Astawa. (suar)