‘Bebean Big Size’ di Sanur Kite Festival

(Baliekbis.com), Sanur International Kite Festival kini kembali digelar di Pantai Mertasari, Sanur dan dibuka langsung Walikota Denpasar, IB. Rai Dharmawijaya Mantra pada Sabtu (17/8) didampingi Camat Densel, Wayan BudHa, Kepala Desa Sanur Kauh, Made Ada serta OPD terkait lainnya di lingkungan Pemkot Denpasar.

Sejak sore hari antusias para peserta Sanur International Kite Festival bersiap untuk menerbangkan layangannya. Lomba kali ini dibuka Walikota Rai Mantra ditandai dengan ikut serta menerbangkan salah satu layangan saat lomba dimulai. Walau cuaca panas, tidak mempengaruhi semangat para peserta untuk memainkan layangan serta gemuruh sorak-sorak para Rare Angon (penghobi layangan) ditambah lantunan gambelan rindik dari sekeha rindik Sanggar Maruta yang mengiringi para peserta lomba layangan ini. “Layang-layang merupakan salah satu atraksi budaya yang sudah ada sejak dulu. Diharapkan kegiatan ini terus dilaksanakan agar dapat mewadahi inspirasi dan ide-ide kreatif para undagi serta pecinta layangan di Bali dan khususnya yang ada di Kota Denpasar,”ujar Rai Mantra.

Sementara Ketua Panitia Sanur Kite Festival, Kadek Dwi Armika mengatakan Sanur Kite Festival ini dimulai dari tanggal 15 – 18 Agustus 2019, yang diawali dengan Nasional dan Internasional Kite Festival, workshop dan pengajaran untuk anak-anak sekolah. Sedangkan untuk pagi tanggal 17 dan 18 Agustus dilaksanakan terbang bersama Nasional dan Internasional kreatif kite kontes lalu dilanjutkan lomba layang-layang lokal Bali yang diikuti sebanyak 636 peserta dari seluruh Bali, untuk malam hari mulai pukul 19.00 – 21.00 Wita dilaksanakan terbang malam untuk peserta nasional dan internasional yang bertajuk “Dharmaning Gesing” yang berarti memuliakan bambu dan diiringi musik tradisional rindik dan dalang cilik dari sekeha rindik Sanggar Maruti. Untuk hari terakhir pada tanggal 18 Agustus ini diikuti sebanyak sekitar 760 peserta.

Peserta nasional diikuti dari berbagai daerah di Indonesia antara lain Jakarta, Bandung, Pangamdaran, Cilacap, Surabaya, Blitar, Bandung, Ponorogo dan berbagai daerah lainnya. Sementara untuk Internasional diikuti dari 23 negara yaitu Colombia, Australia, Italy, Jerman, Francis, Thailand, Philipina, dan lainnya dengan membawa layangan khas daerahnya tersendiri. (arm)