BBPOM Surabaya Rekomendasi Pro EM One di Malang

(Baliekbis.com), Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan Surabaya, Jawa Timur telah memberikan rekomendasi persetujuan pendaftaran produk pangan berupa Pro EM One kepada PT Agro Matra Alimantara di Jl Raya Pakis Jabung, Kelurahan Pakis Jajar, Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang. Rekomendasi yang ditandatangani Kepala BBPOM Surabya Drs. I Made Bagus Geramertta, APT didasarkan hasil pemeriksaan Sarana produksi dalam rangka pendaftaran produk pangan yang dilakukan 11 Februari lalu, kata Direktur Utama PT Karya Pak Oles Tokcer Dr. Ir. Gede Ngurah Wididana, M.Agr di Denpasar, Sabtu (15/2).

Pihaknya bekerja sama dengan PT Agro Matra Alimantara untuk memproduksi minuman  Pro EM One dan sudah menerapkan Cara Produksi Pangan Olahan yang Baik (CPPOB) dengan nilai yang baik, sehingga telah mendapat rekomendasi persetujuan pendaftaran produk pangan.

Mita kerja yakni PT Agro Matra Alimantara menyiapkan sarana pendukung dan telah memiliki sarana dan prasarana yang memadai untuk menembangkan unit usaha baru yakni produk  Pro EM One, sejenis penerapan Effective Microorganisme (EM4) yang khusus untuk minuman yang mampu menambah kesegaran dan kesehatan tubuh yang prima.

Proses produksi yang telah mulai melakukan ujicoba itu pemasarannya akan dilakukan ke seluruh daerah di Indonesia, sambil mengurus perizinan dan kelengkapan administrasi lainnya, karena menyangkut berbagai hal mulai dari proses pendaftaran produk, kelancaran administrasi, uji teknis laboratorium, nomor registrasi, produksi, promosi dan izin edar.

Semua proses perizinan yang dikawal dengan baik itu diharapkan rampung  tahun 2020, sehingga proses produksi dapat dilakukan. Mitra perusahaan yang diajak kerja sama tersebut adalah  PT Agro Mitra Alimentare (AMA) yang beralamat di Jl Raya Patis Jabung RT04 RW02 Kecamatan Pakis Jajar, Pakis, Malang, Jawa Timur.

Perusahaan yang memiliki luas bangunan 5.938 meter persegi di atas lahan seluas 32.084 meter persegi serta prasarana pendukung berupa 16 jenis mesin yang siap beroperasi. Perusahaan tersebut sebelumnya untuk memproduksi ceri  peper dan mengolah berbagai jenis buah-buahan yang terakhir beroperasi pada Oktober 2015. Saat itu, di Italia yang dilanda krisis perokonomian,  akhirnya pabrik di Malang itupun tutup alias tidak lagi berproduksi. Hal itu jelas berpengaruh terhadap kelangsungan perusahaan di Malang, Jawa Timur.

Kerja sama dengan berbagai pihak dan persiapan operasi pabrik sudah dilakukan dengan baik. Pembukaan pabrik Pro EM one itu menuntut untuk melakukan penelitian dan pengkajian menyangkut kesehatan perut guna mencegah penyakit yang bisa menyerang tubuh. Upaya tersebut didukung dengan adanya perkebunan tanaman obat seluas 8 hektar di Desa Bengkel, Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali yang mengoleksi sekitar 350 jenis tanaman obat.

Hamparan lahan yang sangat luas didukung sistem pengairan yang memadai itu ditata sedemikian rupa untuk dikembangkan ratusan jenis tanaman obat. Tanaman obat yang tertata apik itu selain memberikan manfaat untuk meningkatkan taraf kesehatan masyarakat juga mampu menciptakan lingkungan yang hijau dan lestari.

Konsep perkebunan dengan tanaman obat di Desa Bengkel, Kabupaten Buleleng, pesisir utara Pulau Bali itu berada dalam satu kawasan dengan pabrik EM yang setiap tahun bisa produksi 700 ton untuk mendukung pengembangan sektor pertanian yang pemasarannya telah menjangkau seluruh daerah di Indonesia. Di dalam kawasan perkebunan tersebut juga terdapat pabrik Minyak Oles Bokashi  yang produksinya dipasarkan ke berbagai daerah di Indonesia dan luar negeri.

Gede Ngurah Wididana yang akrab disapa Pak Oles menjelaskan, pembangunan pabrik EM one di Malang, Jawa Timur itu khusus memproduksi minuman yang segar, meningkatkan kesehatan dan ketahanan tubuh dari serangan berbagai jenis  penyakit. Sedangkan pabrik EM di Desa Bengkel, Buleleng diarahkan untuk memproduksi EM untuk mendukung pengembangan sektor perikanan, peternakan dan menangani limbah. Sementara pabrik EM di Desa Bantas, Kabupaten Tabanan memproduksi EM untuk mendukung pengembangan sektor pertanian, ujar Pak Oles. (ist)