Bank Sampah Tegeh Sari Lestari Miliki 1.160 Pelanggan, Dukung Pemanfaatan Sampah Bernilai Ekonomis

(Baliekbis.com), Keberadaan Bank Sampah dinilai produktif dalam mengurangi volume sampah menuju TPS dan TPA. Karenanya, sebagai bentuk program keberlanjutan, Pemkot Denpasar melalui Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) terus menggenjot pertumbuhan bank sampah. Kali ini, pembentukan bank sampah turut menyasar wilayah banjar-banjar di Kota Denpasar, salah satunya adalah Banjar Tegeh Sari, Tonja Kecamatan Denpasar Utara yang telah meluncurkan Bank Samph Tegeh Lestari, Minggu (20/1).

Kelian Adat Banjar Tegeh Sari, Gede Mahntrayasa menjelaskan bahwa yayasan tegeh Sari, Kelurah Tonja telah berdiri sejak tahun 2010 lalu dan memiliki dua unit kerja yakni Sekolah Taman Kanak-Kanak dan Pengelolaan Sampah. Kendati demikian, beragam inovasi terus dimaksimalkan guna mendukung dan memaksimalkan penanganan sampah di Kota Denpasar. Salah satunya adalah dengan pembentukan bank Sampah Tegeh Lestari.

“Keberadaan Bank Sampah di Banjar sangatlah penting, selain memberikan nilai ekonomis terhadap sampah, hal ini juga dapat menjadi wahana edukasi bagi masyarakat tentang pentingnya pemilahan dan pengolahan sampah,” jelasnya.

Menurut Mantrayasa, saat ini sedikitnya terdapat 1.160 pelanggan yang telah terdaftar menjadi anggota Bank Sampah Tegeh Sari Lestari. Kedepan pihaknya mengaku akan terus memaksimalkan sehingga seluruh masyarakat tergabung dalam bank sampah. Sehingga volume sampah yang masuk ke TPA dapat dikurangi. “Terimakasih atas kepercayaan masyarakat yang sudah bergabung dalam bank sampah Tegeh Sari Lestari ini dan bersama-sama mengatasai permasalahan sampah mulai dari tingkat Banjar,” paparnya.

Sementara, Camat Denpasar Utara, I Nyoman Lodra mengatakan bahwa Pemkot Denpasar di awal tahun 2019 ini mendapat dua pnghargaan, yakni sebagai Kota Cerdas dan Sebagai Kota Sehat. Hal ini tentu harus menjadi perhatian bersama untuk mempertahankan predikat ini.

Lodra menekankan bahwa pngelolaan sampah di masyarakat harus diawali dengan perubahan cara pandang kita terhadap sampah. Dimana, saat ini sampah bukan menjadi sesuatu yang harus dibuang begitu saja, melainkan dapat diubah menjadi sesuatu yang bernilai ekonomis. Seperti halnya diolah menjadi kompos dan diolah menjadi kerajinan yang memiliki nilai ekonomis.

“Jadi tidak hanya dibuang begitu saja, melainkan sampah dapat diolah menjadi barang atau kerajinan yang lebih bermanfaat dan bernilai ekonomis,” jelasnya. Lodra juga menekankan bahwa masyarakat hendaknya memahmi sistem pengolahan sampah berbasis 3R yakni Reduce, Reuse, dan Recycle sehingga penanganan sampah dapat dimaksimalkan. Dan pihaknya juga turut mengajak masyarakat untuk mengaplikasikan penerapan Perwali Nomor 36 Tahun 2018 tentang pengurangan plastik. Sehingga volume sampah di masyarakat dapat dikontrol dan diminimalisir bersama. “Permasalahan sampah ini harus kita tangani bersama, mulai dari masyarakat hingga seluruh elemen dan pemangku kepentingan, dan tentunya bagaimana kita memangdang sampah itu sendiri agar lebih bernilai ekonomis,” jelasnya. untuk dikethui saat ini di Kota Denpasar terdapat sedikitnya 128 Bank Sampah yang tersebar di empat kecamatan. (ags)