Bangkitkan Potensi, Pengerajin Perak Celuk Diberi Pelatihan

(Baliekbis.com), Disperindag Gianyar Gandeng BBPPEI, Beri Pelatihan Bagi Pengerajin Perak Celuk. Industri kerajinan perak di Desa Celuk Sukawati Gianyar menjadi sentral kerajinan perak terbesar setelah di Kotagede Yogyakarta. Salah satu keunggulan perhiasan perak celuk, adalah dari segi desain yang unik dan masih dilakukan secara handmade. Namun 5 tahun belakangan ini nilai eksport perhiasan perak belum menunjukkan tren positif. Mengantisipasi hal tersebut, Pemkab. Gianyar bekerjasama dengan Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Ekspor Indonesia (BBPPEI), mengadakan pelatihan bagi para UKM perak dan ASN yang membina, di Hotel Santi Mandala Villa dan Spa, di Br. Bucuan Desa Batuan, Sukawati Gianyar, Kamis (1/3).

Berdasarkan data di Disperindag Kabupaten Gianyar, saat ini jumlah perajin perak di Desa Celuk sekitar 300 perajin. Namun dari jumlah tersebut tidak semuanya berkembang, tidak sedikit yang mati suri akibat tingginya harga bahan baku dan kalah saing dari daerah maupun negara lain. Tapi meski begitu, ikon perhiasan perak di Bali masih tetap dipegang oleh Desa Celuk Gianyar. Untuk membangkitkan inilah serta mempertimbangkan potensi yang ada, pihak BBPEI khusus memberikan materi pelatihan tentang peningkatan daya saing dan pemasaran ekspor produk kerajinan perak di kabupaten Gianyar.

Kepala BBPPEI Kementerian Perdagangan RI, Iriana Trimurty Ryacudu saat membuka pelatihan ini mengatakan, dipilihnya tema pelatihan ini adalah untuk memberikan dan meningkatkan pengetahuan praktis pada para peserta mengenai gambaran umum produk kerajinan perak, peluang dan tren produk kerajinan perak di pasar ekspor, standar mutu dan persyaratan pasar untuk produk kerajinan perak, pengembangan desain produk kerajinan perak, pengalaman ekspor produk kerajinan perak dan pemasaran ekspor produk kerajinan perak.

“ Saya harap para perajin mampu menangkat peluang, trend, peningkatan standar mutu, pengembangan desain dan pemasaran eksport,” tegas Iriana Rycudu. Menurut Iriana, materi pelatihan akan diberikan selama 3 hari meliputi gambaran umum produk kerajinan perak, peluang dan trend produk kerajinan perak di pasar eksport, standar mutu dan pesyaratan ekspor. Materi ini diberikan oleh Prieyo Pratomo dari BBPPEI. Selain itu Nunik Anurningsih juga membekali para perajin dengan materi pengembangan desain produk kerajinan perak.

Pada kesempatan itu juga hadir Vice President CSR PT Antam Tbk, dr. Sudarmanto, AAK. Menurutnya PT Antam Tbk adalah BUMN yang bergerak dibidang mineral dan hasil tambang di Indonesia. Perkembangan kerajinan perak di Bali khususnya Gianyar juga tidak lepas dari perhatian PT Antam sebagai penghasil perak di Indonesia. Meski tidak melakukan eksplorasi di Bali, tapi menurut Sudarmanto Antam merasa ikut bertanggung jawab. Sebagai salah satu perusahaan milik pemerintah, ada suatu amanah regulasi yang diatur yang memungkinkan pihak PT. Antam untuk ikut berpartisipasi terhadap perkembangan UKM di Indonesia.

Sementara itu sambutan Pj. Bupati Gianyar yang dibacakan sekretaris Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kab. Gianyar, Made Mirnawati mengatakan pelatihan tidak hanya diikuti oleh pelaku UKM perak saja tapi juga ASN yang membina para perajin tersebut. Menurutnya, dalam upaya membangkitkan kembali idustri perak di Desa Celuk peran pemerintah dan stakeholder terkait sangat diperlukan untuk meningkatkan daya saing. Selain itu yang terpenting adalah kolaborasi lintas unit terkait seperti Kementerian Perdagangan untuk meningkatkan nilai ekspor. (eni)