Bangkitkan Pertanian Organik di Tengah Pandemi Covid-19

(Baliekbis.com), Kebun yang mengoleksi ratusan jenis tanaman obat organik itu tertata apik di atas hamparan lahan yang berundag-undag (terasering) seluas 8 hektar di Desa Bengkel, Kecamatan Busungbiu, Kabupaten Buleleng, Bali. Kebun di daerah berhawa sejuk dengan penorama pemandangan alam, perpaduan antara lembah, bukit dan hamparan sawah itu menghasilkan bahan baku memproduksi Minyak Oles Bokashi (MOB) dan belasan jenis produk lainya yang dapat dinikmati konsumen lokal Bali, nasional dan mancanegara.

Kebun organik yang mengoleksi 315 jenis tanaman obat didukung sistem pengairan tradisional bidang pertanian (subak) dipelihara secara khusus dengan menggunakan pupuk organik Bokashi Kotaku dan pupuk cair teknologi Effective Mieroorganisme (EM4). Pertanian organik yang dirintis sejak tahun 1997 atau 23 tahun yang silam  kini telah mampu memberikan hasil untuk kesejahteraan maupun  usaha bisnis yang menyerap ratusan tenaga kerja yang tidak kalah dengan sektor pariwisata yang selama ini menjadi unggulan di Bali, tutur Direktur  PT Songgolangit Persada (SLP) Dr. Ir. Gede Ngurah Wididana, M.Agr.

Berbagai jenis tanaman obat yang didatangkan dari berbagai daerah di Bali, Indonesia maupun luar negeri, kini juga dikembangkan sebagai agro industri dan agrowisata dengan harapan bisa menjadi proyek pertanian organik bagi daerah lain di Indonesia maupun mancanegara. Hamparan kebun organik itu menyatu dengan dua parbik yakni industri obat tradisional (IOB) dan pabrik pupuk EM4, satu-satunya di Indonesia yang produksinya menjangkau hampir seluruh daerah di Indonesia.

Pengembangan pertanian organik hasil kerja keras Gede Ngurah Wididana yang akrab disapa Pak Oles sempat menarik perhatian dua  guru besar dari Tokyo University of Agriculture (Tokyo Nogyo Daigaku) yakni  Prof. Dr. Yamaguchi (Emeritus Prof) dan Prof. Dr. Rie Miyaura dari Faculty of International Agriculture and Food Studies, pada akhir Agustus tahun lalu. Pertanian organik yang terbukti  mampu ,meningkatkan kesejahteraan masyarakat, menghasilkan bahan makanan yang sehat, ,maupun mendukung usaha  agro industri dan agrowisata perlu digarap secara lebih intensif.

Menurut Pak Oles pandemi Covid-19  dapat dijadikam momentum bagi Bali untuk mengintensifkan pengembangan pertanian organik, mengingat Bali memiliki keunggulan untuk menghasilkan produk yang berkualitas menjadi merk menarik bagi pasar nasional dan ekspor. Hasil pertanian Bali  telah dikenal secara meluas di pasaran nasional dan dunia antara lain sapi bali, jeruk bali dan salak Bali. Jika semua komoditas  itu kembali dikembangkan secara intensif lalu diproses menjadi  matadagangan siap ekspor tentu mampu memberikan nilai ekonomis dan  meningkatkan kesejahtrean petani.

Pak Oles alumnus program S-2 Faculty Agriculture University of The Ryukyus Okinawa Jepang mengajak petani dan masyarakat luas di Indonesia, khususnya Bali untuk menggeluti pertanian organik yang dapat dimulai dari usaha skala kecil yang dilakukan di pekarangan, halaman rumah, di atas atap maupun menggunakan pot.

Pertanian organik itu sangat murah dapat menggunakan tanah yang subur, endapan selokan, saluran pembuangan limbah (got), kotoran sapi, maupun jenis ternak lain atau membeli tanah subur di toko pertanian. Mengembangkan pertanian organik dalam skala kecil dapat menggunakan pot, atau barang bekas  seperti  ban bekas, kaleng, botol, galon dan ember untuk mengembangkan tanaman cabai, sayur mayur, rempah-rempah, tanaman obat, tanaman bunga dan berbagai jenis kebutuhan sehari-hari lainnya.

Media untuk menanam diisi degan pupuk organik bokashi, kompos, kotoran hewan yang kemudian  disiram  secukupnya setiap hari.  Limbah organik dapur juga bisa ditanam di perakaran tanaman, atau di dalam pot, kemudian diurug dengan tanah. Selanjutnya disiram menggunakan  larutan pupuk cair  Effective Microorganisme (EM4) dengan air 1:20 (5%).

Air cucian beras juga bisa disiramkan langsung ke perakaran tanaman, setiap pagi.  Air cucian beras ditaruh ke dalam 1 liter botol, diisi gula merah/h dan EM4 masing masing 3 sendok makan, kemudian botolnya ditutup dan dibiarkan selama 4 hari (difermentasi). Larutan ini bisa digunakan untuk menyiram perakaran tanaman atau menyemprot daunnya dengan cara melarutkan ke dalam air 1: 20 (5%). Kembangkan kesenangan (hobi)  bertani dalam skala kecil di rumah tangga menjadi skala yang lebih besar, untuk hobi dan bisnis.

Pengalaman bertani organik di rumah tangga bisa menjadi modal untuk membuat bisnis pertanian dalam skala usaha yang lebih serius.
Ayah dari dua putra dan dua putri yang sukses dalam mengembangkan pertanian organik yang menjadi cikal bakal usaha bisnis yang berbasis obat-obatan tradisional dan memproduksi pupuk organik  itu mengajak anak-anak muda untuk mencintai dan menggeluti pertanian organik. Jika pertanian organik digeluti dengan iklas, serius dan sungguh-sungguh akan memberikan hasil yang sangat menjanjikan,  tidak kalah dengan  sektor pariwisata maupun  jasa usaha lainnya. Banyak peluang dalam sektor pertanian organik yang bisa dikembangkan, antara lain mengembangkan ternak ayam kampung organik maupun ternak kambing yang hasilnya bisa dikonsumsi.

Bisnis sektor pertanian organik sangat luas misalnya pembibitan aneka jenis tanaman bunga khas Bali, buah-buahan maupun tanaman hias khas Pulau Dewata. Anak-anak muda yang tertarik mengembangkan sektor pertanian dalam skala kecil dapat menjadi  modal, asal memiliki visi, misi sehingga modal uang  bisa mengikuti sesuai perkembangan usahanya.

Karena itu pemerintah dan semua pihak  harus eksis membina generasi muda sejak kecil untuk  cinta terhadap lingkungan pertanian sehingga bisa melekat dalam kehidupannya. Dengan demikian setelah besar lebih mudah mengarahkan terhadap kegiatan sektor pertanian yang telah menjadi kesenangan. Banyak peluang  yang bisa dijual ke pasaran nasional dan ekpor menggunakan khasiat Bali, sehingga konsumen yang membeli betul-betul tertarik dan dapat menikmatinya dengan enak.

“Untuk itu diperlukan peran pemerintah untuk membina, mendidik, memproduksi hingga sukses dalam pemasaran hasil-hasil pertanian organik. Hal itu merupakan rantai insutri yang harus digarap secara serius dan sungguh-sungguh, karena usaha  berbasis pertanian organik  yang telah ditekuni selama puluhan tahun telah terbukti eksis yang pemasarannya secara meluas di pasaran Bali, nasional dan pasaran ekspor,” ujar Pak  Oles.