Bangkit dari Covid-19, Inilah Kolaborasi Baru Pak Oles – Kang Zanger

(Baliekbis.com), Dua sosok yang sukses dalam bisnis usaha masing-masing yakni usaha herbal dan kuliner yakni Dr. Ir. Gede Ngurah Wididana, M.Agr dan Ir. Doddy Mulyadi sepakat berkolaborasi menggarap proyek Bokashi Farm Pak Oles Green School menjadi tempat edukasi pertanian organik dan menyajikan kuliner cita rasa yang khas dengan harga yang terjangkau. Dua keunggulan telah bersatu, sebagai awal kebangkitan  di tengah pandemi Covid-19 ditandai dengan peluncuran Warung Sunda Kang Zanger  ke-10 cabang Bokashi Farm Jln Waribang 27 X Kesiman, Denpasar, Senin (22/6).

Direktur Utama PT Karya Pak Oles Tokcer, Dr. Ir. Gede Ngurah Wididana, M.Agr yang sukses dalam mengembangkan pertanian organik dengan hamparan kebun seluas 8 hektar memiliki koleksi 315 jenis tanaman obat di Desa Bengkel, Buleleng sebagai penghasil bahan baku untuk memproduksi Minyak Oles Bokashi (MOB), Minyak Tetes Bokashi dan belasan jenis produk lainnya yang telah menembus pasaran lokal Bali, nasional dan mancanegara.

Bokashi Farm dibangun di atas lahan seluas 40 are (4.000 meter persegi)  di tempat strategis yang mudah dijangkau merupakan kebun percontohan ratusan jenis tanaman obat yang ditata menjadikan lingkungan yang  hijau, lestari, bersih dan nyaman. Di tengah pepohonan yang rimbun dilengkapi fasilitas panggung untuk berbagai kegiatan yang melibatkan orang banyak, serta warung yang berkapasitas ratusan tempat duduk kini pengelolaannya dipercayakan kepada  Ir. Doddy Mulyadi (56), pria kelahiran Bandung, Jawa Barat yang beristrikan wanita Bali,  Desak Putu Sucahya Ningsih.

Kang Zanger, ayah dari dua putra dan putri  merupakan seorang pengusaha kuliner yang sukses  dengan sepuluh warung di berbagai tempat di Bali dan Bandung, Jawa Barat. Kuliner cita rasa khas Sunda dalam berbagai menu hidangan selama ini sangat diminati wisatawan mancanegara, nusantara dalam menikmati liburan di Bali. Menu hidangan dengan cita rasa yang memenuhi selera setiap konsumen juga sering dipercaya untuk menyajikan menu makan kepada  peserta pertemuan dan konferensi. Yang melibatkan utusan dari berbagai negara yang berlangsung di sejumlah hotel di Nusa Dua, Jimbaran, Kuta dan Sanur.

Dari sepuluh rumah makan yang dikelola ayah dari Glen (24) dan Dara (13) menampung 63 karyawan, namun yang dipekerjakan sekarang hanya 24 orang, sisanya  39 orang terpaksa dirumahkan akibat kondisi sepi pada pandemi Covid-10. “Semoga kerja sama dengan Pak Oles menjadi sebuah kebangkitan memasuki masa new normal, sehingga puluhan karyawan yang dirumahkan dapat dipekerjakan kembali,” ujar alumnus Institut Teknologi Bandung (ITB).

Ia bertekad mengelola dan mengembangkan warung cabangnya yang baru  secara baik, memanfaatkan potensi daya tarik kebun percontohan tanaman obat lewat pertanian organik. “Kami akan merangcang paket menu makan kepada rombongan anak-anak sekolah mahasiswa  dan masyarakat lokal dengan harga yang terjangkau sanbil pengenalan lingkungan serta pertanian organik,” ujar Kang Zanger yang mengembangkan usaha kuliner sejak tahun 2000.Ia mengaku, memanfaatkan kepercayaan yang diberikan Pak Oles untuk mengelola warung kuliner di Bokashi Farm, meski  lokasinya  tidak terlalu ramai dari aktivitas orang maupun pusat pariwisata.

Pak Oles mengatakan, kerja sama kemitraan mengelola Bokashi Farm merupakan  sama-sama mencari bentuk  dalam perjalanan mencapai sukses masa sekarang dan mendatang. “Mudah-mudah dengan kerja sama,  warung yang dikelola oleh orang profesional Kang Zanger bisa berkembang ke arah yang lebih maju, dengan menanfaatkan keunggulan dan potensi yang dimiliki Bokashi Farm,” ujar Pak Oles.

Aneka  jenis tanaman obat ditata apik dalam hamparan  lahan yang cukup luas, menghijau  memberikan kesan nyaman dan damai. Bokashi  Farm Pak Oles Green School mengoleksi ratusan jenis tanaman obat  di atas hamparan  seluas 4.000 (40 are) yang lokasinya  berbatasan kawasan wisata Sanur itu. Selain  warung kuliner Kang Zanger khas Sunda  juga  dilengkapi ruang pertemuan, fasilitas ruang terbuka hijau yang dapat digunakan sebagai  tempat pertemuan, pelaksanaan pameran maupun acara perkawinan yang melibatkan banyak orang.

Menurut Penanggung Jawab Kebun Percontohan Tanaman Obat tersebut,  Ir Koentjoro Adijanto, Bokashi Farm telah  dimasukkan dalam kalender kunjungan wisata Pemerintah Kota Denpasar. Pria kelahiran Denpasar tahun 1967 itu menjelaskan, objek wisata baru berbasis pertanian organik itu selain mengoleksi ratusan jenis tanaman obat juga  memelihara empat ekor sapi yang tentu menarik perhatian  anak-anak usia taman kanak-kanak (TK) dan sekolah dasar (SD) di perkotaan.

Kebun Percontohan Tanaman Obat Bokashi Farm PT. Karya Pak Oles Tokcer (KPOT), sebuah kawasan terpadu yang fungsinya satu sama lain saling mendukung  itu  sebelum pandemi Covid-19 hampir tidak pernah sepi dari kunjungan masyarakat, pelajar maupun wisatawan karena tempat itu berfungsi ganda, selain rekreasi juga untuk studi banding bagi pelajar dan mahasiswa.  Fungsi utama sebagai kebun percontohan tanaman obat mendapat perhatian sekolah dari berbagai jenjang pendidikan yang mengajak siswa-siswinya berkunjung ke tempat tersebut untuk mengenal aneka jenis tanaman.  Hal itu sejalan dengan usaha Bokashi Farm yang lebih mengintensifkan usaha dengan program pendidikan berbasis lingkungan  yakni Pak Oles Green School (POGS) yang  menjadi pusat perhatian sebagai studi banding para pelajar dan mahasiswa dari berbagai sekolah maupun perguruan tinggi di Indonesia. Dengan demikian, Kebun Percontohan Tanaman Obat bisa dimanfaatkan berbagai kalangan  yang tertarik dengan sektor lingkungan organik, termasuk mengetahuai pengembangbiakannya.

Bokashi Farm sebelum pandemi Covid-19 dikunjungi rombongan dari sekolah dan perguruan tinggi  yang mengadakan studi banding ke sini. Sekolah dan perguruan tinggi yang mengadakan studi banding tersebut umumnya terkait bidang farmasi dan pengembangan kesehatan masyarakat, sehingga kebun percontohan tanaman obat Bokhasi Farm mampu memberikan inspirasi untuk mencontoh dan mengembangkan tanaman serupa.Kebun tanaman obat dan Pak Oles Green School (POGS)  beroperasi sejak tahun 2014 itu  menyatu dengan pelayanan  Warung Kang Zanger  yang menyajikan makanan dan minuman cita rasa khas Sunda dengan harga yang terjangkau mulai dari Rp 15.000 hingga Rp 55.000 per porsi.

Kawasan terpadu untuk pengenalan aneka jenis tanaman obat, mempelajari pengembangan tanaman secara vegetatif dan generatif maupun mengetahui cara membuat biogas dan pupuk Bokashi  merupakan   gagasan  yang kreatif dan kerja keras Dr. Ir. Gede Ngurah Wididana. Pak Oles alumnus Fakultas Pertanian Universitas Udayana, program S-2 Faculty Agriculture Universitas Of The Ryukyus Jepang dan Program S-3 Institut Hindu Dharma Negeri (IHDN) Denpasar yang kini berubah menjadi  Universitas Hindu Negeri I Gusti Bagus Sugriwa Denpasar itu  juga produksi  pupuk organik padar Bokashi Kotaku  dan pupuk cair Effective Microorganism (EM4) untuk mempercepat mengembalikan kesuburan tanah. (ist)