Band Renaissance, “Comeback” Karena Hobi

(Baliekbis.com), Band Renaissance merupakan grup musik dari beragam profesi, dan dibentuk di Denpasar. Grup musik ini sendiri masing-masing personelnya mempunyai latar belakang musik yang berbeda- beda, bahkan sudah banyak berkiprah di dunia musik Pulau Dewata mulai awal tahun 1990-an. “Selain itu, grup musik kami ini juga sering mengisi acara manggung seperti di acara festival, café, hotel, restaurant, dan tempat hiburan lainnya,” ujar vokalis Band Renaissance, Made Gde Andy Irawan, Kamis (10/5) di Denpasar.

Dikatakan, ketika memasuki awal tahun 2000-an masing-masing personil mulai sibuk meniti karier di dunia kerja dan industri yang akhirnya memisahkan para personil untuk sementara dari dunia musik. Baru akhirnya di tanggal 9 Maret 2018 mereka berkeinginan, dan kembali memutuskan untuk membentuk sebuah band tetap sebagai wadah menyalurkan bakat dan hobby di bidang musik. “Sebenarnya Band Renaissance asal Denpasar ini berawal dari tiga sahabat yakni I Made Priyana Ginada alias De Pri sebagai pemain bass yang juga guru di SMP Negeri 2 Kuta Selatan, Ketut Sucipta alias Petit pemain gitar adalah seorang kontraktor, dan saya sendiri yang punya nama lengkap Made Gde Andy yang biasa dipanggil Cik  seorang vokalis yang kini sedang menggeluti profesi di bidang tourism,” terangnya.

Merasa terpanggil untuk menciptakan karakter musik yang unik untuk mempertajam kharakteristik musiknya, maka kami mulai membentuk formasi baru dengan menambah dua orang personil yakni I Nyoman Gede Budha Udayana alias Mangde sebagi drummer yang kini berprofesi sebagai desain grafis di bidang kerajinan dan Putu Naratama Nugraha alis Nara adalah personil termuda di grup band kami yang masih berstatus pelajar di SMAN 8 Denpasar.

“Jika dilihat saat ini Band Renaissance bisa dikatakan sudah lengkap dengan lima orang personil yang akan siap melanglang buana di dunia musik,” ucapnya. Selain memiliki profesi yang berbeda di setiap personil, namun kami semua memilki hobi yang sama di musik. Apalagi kita semua juga sudah mulai dipersatukan oleh jiwa musikalitas yang unik. Dimana ada sebuah grup band asal Irlandia yang menjadi ispirasi kami, dan bahkan kami bersepakat di tahun 2018 ini akan membuat tribute U2. Karena kami di grup band ini memiliki alas an tertentu untuk memilih tribute U2 yakni disesuikan dari sisi human yang paling menonjol atau mendasar seperti yang sudah kami dapat melalui penghargaan

Humanitary Honor. ”Walaupun demikian, grup band kami ini akan terus bereksplorasi dan bermetamorfosis mengikuti perubahan jaman,” imbuhnya. Dijelaskan, beberapa bulan belakangan ini kami sudah aktif kembali di konser-konser musik di seputaran Kota Tabanan seperti event Classic Blues Rock-Roxanne Blues, dan Juga kota Denpasar seperti even Brother Rock Community. Mengingat usia grup band rata-rata pemainya sudah diatas 45 tahun kecuali Nara yang masih muda, maka sudah tentu membutuhkan banyak agenda untuk bisa menciptakan lagu yang akan dibawakan ketika mendapat undangan manggung. “Saat ini lagu yang sudah dimainkan oleh grup band kami ini ada enam sepertiI Still Have’t Found What I’m Looking For, New Years Day, One, Pride, Sunday Bloody Sunday, dan Where The Streats Have No Name,” jelasnya.

Ditambahkan, kebersamaan kami ini tidak lepas dari faktor emosional yang mengikat satu dengan yang lain, hobi seni ini tidak hanya kami nikmati sendiri. Kami juga ingin memperkenalkan karya-karya kami kepada masyarakat.Bermain musik ternyata tidak hanya sekedar bentuk pemenuhan hobi saja, memainkan alat musik ternyata juga mendapatkan pengalaman baru yang tentunya akan sangat bermanfaat. Dilihat dari segi faedahnya, bermain musik sejatinya memiliki manfaat yang luar biasa. “Selain skill yang kian hari kian bertambah karena selalu diasah, bermain musik juga mampu memperluas pergaulan. Karena Musik identik dengan public dan organisasi,” tambahnya. (sus)