Bali Raih Empat Emas dan Special Award di WYIE 2018

(Baliekbis.com),
Tim Bali berjaya dalam lomba penelitian tingkat internasional, bertajuk “World Youth Invention Expo (WYIE) 2018” di Kualalumpur, Malaysia dengan meraih 4 emas, 1 perak, 1 perunggu dan 1 special award, Sabtu (12/5).

Lomba yang berlangsung di Kualalumpur Convention Center (KLCC), dari tanggal 9 – 12 Mei 2018 diikuti 17 negara dari Asia dan Eropa dan melibatkan 600 tim peserta. Peserta terdiri dari siswa SD, SMP, SMA, mahasiswa, dosen, dan industri. Kegiatan lomba penelitian WYIE ini merupakan bagian dari event International Invention, Innovation, and Technologi Exhibition (ITEX) 2018. Adapun tim Bali tersebut, yakni Tim SMAN 3 Denpasar Sintia Arnita Damayanti dan Putu Berliana Putri meraih emas dengan membawakan Bioplastics Form Salak Skin Waste and Nata de Coco Bakteria. Emas juga diraih oleh Tim SMPN 3 Denpasar Ni Made Galuh Cakrawati Darmawija, I Gusti Agung Aditya Adnyana Putra, dan I Ketut Cahaya Dharma Putra membawakan limbah daun ketapang, emas dari Tim SMAN 6 Denpasar Romiza, perak dari tim SMAN 2 Denpasar Ni Made Angnes Perana Swari dan Ni Kadek Novi Ekayanti dengan karya helm dari biokompos.

Dua tim SMP Nusa Dua terdiri dari Ni Putu Prisilia Amanda Putri, Putu Ayu Sukma Pratiwi, Putu Dita Widiantari, Vina Maulina Rovika, Ronald Fitrah Satria Akbar dengan karya kerang dan lime stone sebagai semen berhasil meraih emas dan spesial award, serta Tim Prisilia juga sukses meraih medali perunggu. Agnes siswi SMAN 2 Denpasar mengaku senang mendapatkan prestasi tersebut. “Perasaan sih yang pasti itu senang banget, karena ini pengalaman pertama kali lomba penelitian dan langsung ikut event internasional. Astungkara penemuan (invention) kita dihargai dengan medali perak yang didapat,” kata Agnes saat ditemui di Denpasar, Senin (14/5).

Galuh siswi SMP 3 Denpasar mengaku senang dan bangga dapat mengharumkan bangsa dan negara Indonesia. Apalagi waktu Februari lalu, ia sempat lomba di Malaysia hanya dapat perak. “Jadi saya bersyukur akhirnya saya berhasil dapat emas di Malaysia pada lomba WYIE ini,” akunya. Berliana siswa SMAN 3 Denpasar juga mengaku sangat bangga mendapat gold award pada perlombaan WYIE. “Senang sekaligus terharu karena keinginan saya untuk mendapatkan gold medal akhirnya terwujud dan terutama bisa menjadi perwakilan dari Bali, khususnya sekolah (Trisma),” ujarnya.

Menurutnya, tantangan terberat menjalankan riset ini pada masalah waktu dengan teman dan membuat produk ini terutama pada proses pengovenan yang dilakukan di Universitas Udayana, yang perlu biaya banyak untuk pengovenannya. Selain itu, paparnya, juga menguras waktu sehingga sering pulang larut malam. “Apalagi ketika ovennya rusak, jadi kami harus cari lagi universitas yang ada oven untuk 24 jam dan akhirnya ada. Tidak hanya itu dari segi bahan-bahan pendukungnya juga. Kalau bahannya habis kami harus mengeluarkan biaya banyak dan tempat beli lumayan jauh,” sebutnya.

Keunggulan dari produknya tersebut, jelasnya, yaitu bioplastik sangat ramah lingkungan karena bahan-bahannya merupakan bahan alami yang tentu tidak akan merusak alam, lebih cepat terurai di tanah dibandingkan plastik konvensional, cepat larut didalam air, dan tahan terhadap jamur. “Dapat mengolah salak khususnya pada bagian kulitnya, tidak mudah putus dan fleksibel, dan keunggulannya juga dapat dibentuk sesuai dengan keinginan,” jelasnya. (afb)