Bali Perlu Berdayakan Potensi Ekonomi di Luar Pariwisata

(Baliekbis.com), Ketergantungan ekonomi Bali pada sektor pariwisata dinilai sangat rentan seperti halnya ketika terjadi erupsi Gunung Agung yang membawa dampak luas bagi ekonomi. Karena itu Bali perlu mengembangkan potensi ekonomi di luar pariwisata. Demikian antara lain mengemuka dalam acara Diseminasi Kajian Ekonomi Regional Periode Februari 2018 yang mengusung tema “Strategi dan Upaya dalam Mendorong Sumber-sumber Ekonomi Baru untuk Mendukung Stabilitas dan Akselerasi Pertumbuhan Ekonomi Bali” di Harrys Hotel Kuta, Rabu (28/3).

Acara yang digelar Bank Indonesia KPw. Bali itu dibuka Kepala Divisi Advisory dan Pengembangan Ekonomi Bank Indonesia KPw. Bali Azka Subhan dan tampil sebagai narasumber Vice President Corporate and Senior Economist PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. Ryan Kiryanto dan Guru Besar Ilmu Manajemen Undiknas Denpasar, Prof. Dr. IB Raka Suardana. Menurut Prof. Suardana akibat peningkatan aktivitas Gunung Agung belum lama ini kinerja ekonomi Bali triwulan IV 2017 jadi melambat. Ini karena sektor utama penggerak ekonomi yakni pariwisata mengalami dampak dari erupsi tersebut yang menyebabkan anjloknya kunjungan turis ke Bali. “Saya melihat kejadian ini bisa menjadi momentum bagi Bali untuk segera berbenah dengan menggali potensi-potensi baru sebagai sumber ekonomi selain pariwiisata,” jelas Prof. Suardana.

Menurut Prof. Suardana ada tiga sektor potensial yang bisa dikembangkan yakni pertanian, perkebunan, dan industri kreatif. Ketiga sektor ini bisa menjadi kekuatan ekonomi baru dengan memberdayakan aspek manajemen, penguatan kompetensi dan pengembangan usaha. “Pengembangan sektor pertanian bisa dikaitkan dengan potensi agrowisata, perkebunan seperti kopi Bali, dan ekonomi kreatif melalui pengembangan hasil kerajinan,” ujarnya.

Sementara SPV Chief Economic BNI Ryan Kiryanto mengatakan pentingnya menjaga sektor pariwisata mengingat Bali sudah sangat dikenal sebagai salah satu destinasi wisata dunia yang mampu memberi kontribusi besar bagi pertumbuhan ekonomi. “Kembangkan sektor pertanian, khususnya pertanian rakyat yang terkait dengan sektor dominan atau unggulan,” ungkap Ryan.
Ia menambahkan perlu kesiapan pelaku usaha di berbagai sektor, terutama pariwisata untuk menerapkan aplikasi atau perangkat ekonomi digital guna merespon perubahan perilaku masyarakat dalam melakukan kegiatan ekonomi. “Salah satunya dengan memberikan kemudahan kepada daerah di luar pusat kegiatan pariwisata untuk mengembangkan industri pariwisatanya,” kata Ryan. Sementara Azka Subhan di awal sambutannya mengatakan kinerja ekonomi global pada tahun 2017 menunjukkan kinerja yang membaik diikuti dengan peningkatan volume perdagangan dunia dan harga komoditas. Memasuki tahun 2018 menurutnya kinerja ekonomi Bali diprakirakan akan menunjukkan akselerasi, sejalan dengan menurunnya aktivitas vulkanis Gunung Agung. Bahkan pertumbuhan ekonomi Bali diprediksi meningkat cukup signifikan hingga 6 persen lebih.(bas)