Bali Pelajari Penanganan Sampah di Surabaya, Ali Ashar: Bukan Kejar Profit, Tapi Utamakan Perbaiki Lingkungan

(Baliekbis.com),Pemkot Surabaya sukses menangani sampah di wilayahnya. Selain lingkungan bersih, sampah yang diolah berhasil memberi keuntungan dan membuka lapangan kerja.

“TPA Benowo ini mempekerjakan sedikitnya 150 tenaga kerja yang sebagian berasal dari warga sekitar. Mereka juga digaji sesuai UMR yakni minimal Rp3.800.000,” ujar Penanggung Jawab Operasional PT Sumber Organik selaku pengelola TPA Benowo Muhamad Ali Ashar didampingi Kepala Bidang Sarana dan Prasarana Dinas Kebersihan Pemkot Surabaya Imam Rahmadi, Selasa (17/9/2019) saat menerima rombongan Humas Pemprov Bali bersama wartawan yang melakukan kunjungan lapangan ke TPA Benowo.

Rombongan Humas dan Protokol Pemprov Bali yang dipimpin Asisten III Wayan Suarjana serta Karo Humas dan Protokol AA Ngurah Oka Suta Diana mengunjungi Surabaya untuk mengetahui tata cara pengolahan dan pengelolaan sampah yang dinilai sangat berhasil.

Dikatakan Ali Ashar, sebenarnya bukan soal keuntungan yang menjadi target utama pengolahan sampah di Kota Pahlawan ini. “Yang utama adalah bagaimana memperbaiki lingkungan agar bersih dan lestari. Kalau kemudian ada listrik yang dihasilkan itu merupakan bonus,” jelas jebolan teknik sipil ini.

Menurutnya terciptanya lingkungan bersih dan lestari sangat penting bagi kelangsungan anak cucu ke depannya. Karena itu PT Sumber Organik yang bekerja sama dengan Pemkot Surabaya menangani seribu ton lebih sampah dalam sehari ini menitikberatkan pada penyelamatan lingkungan ini.

Dikatakan mengelola sampah bukan pekerjaan ringan. Selain butuh teknologi, SDM yang cukup banyak juga kerja keras. “Kita pada awal-awalnya bahkan bekerja sampai dinihari di TPA seluas 37,4 hektar ini,” jelas Ali Ashar.

Menangani sampah juga sangat ditentukan oleh prilaku masyarakat. “Kuncinya juga ada pada prilaku. Jadi penting merubah mindset masyarakat agar tidak membuang sampah sembarangan,” tambah Imam Rahmadi.

Tidak itu saja, Pemkot juga memberikan semacam insentif bagi warga khususnya dalam hal penanganan sampah plastik. “Kami berikan tiket bus keliling kota Surabaya bagi warga yang mengumpulkan 10 gelas air mineral atau 5 botol plastik tanggung atau cukup tiga botol plastik air mineral ukuran besar,” jelasnya. Dengan berbagai upaya itu, Kota Surabaya bisa menjaga lingkungannya jadi bersih dan indah.

Soal pengolahan sampah, menurut Ali Ashar prosesnya tidak terlalu ribet. Sampah yang masuk setelah melewati jalur penimbangan untuk mengetahui berat sampah, langsung diproses dalam mesin dan menghasilkan listrik yang kemudian dijual ke PLN.

“Ada juga sebagian sampah ditimbun untuk menghasilkan gas metana yang kemudian dialirkan ke mesin untuk menghasilkan listrik. “Sampah sebagian ditimbun karena kapasitas mesin terbatas yakni 1.000 ton sampah/hari. Sementara sampah yang masuk bisa 1.500-1.700 ton/hari,” jelas Ali Ashar yang mengaku telah memproses sampah di TPA Benowo ini sejak 2012 silam. Dengan mesin yang canggih, nyaris tak ada sisa sampah yang selama proses. (bas)