Bali Coffee Festival Angkat Gengsi Kopi Bali

Jumpa pers, Jumat (16/12/2016) di Warung Kubu Kopi

Bali Coffee Festival akan digelar Minggu (18/12/2016) di Sekar Jambu Jalan Sedap Malam Nomor 99 Kesiman Denpasar. Event Bali Coffee Festival (BCF) ini bukan semata semata sebuah festival kopi yang diadakan di Bali tapi merupakan sebuah festival yang khusus diadakan untuk mengangkat gengsi kopi Bali di kalangan masyarakat sendiri. Dalam jumpa pers, Jumat (16/12/2016) di Warung Kubu Kopi, panitia menjelaskan untuk kegiatan ini serangkaian acara telah disusun agar festival ini lebih menarik. Bagi para barista, BCF telah menyediakan sebuah kompetisi kopi Bali penuh tantangan yakni V60 dan Latte Art Smackdown. Sementra bagi para penikmat maupun pencinta kopi saat even berlangsung telah disediakan bazaar kopi dan makanan yang melibatkan sejumlah produsen dan kedai kopi yang ada di Bali.

Komang Sukarsana
Komang Sukarsana

Dalam kegiatan tersebut juga terdapat pameran yang ingin mengangkat produuk seni dari bahan dasar kopi seperti lukisan ampas kopi yang memiliki  nilai filosofi yang begitu mendalam. Dari sisi edukasi pihak BCF menyiapkan film singkat tentanag kearifan lokal dan keunggulan kopi Bali serta akan ada cupping session yang akan dipimpin langsung oleh para petni kopi Bali. Tidak hanya itu untuk menghargai jasa para petani kopi khususnya yang ada di Bali akan ada sesi Farmer Award sebagai wujud apresiasi dan simpati atas jasa mereka yag telah  melestarikan komoditas lokal yakni kopi Bali. Guna semakin membuat acara semakin semarak pihalk BCF mempersiapkan entertainment dengan bintang tamu Robi Navicula dan Pygmy marmoset. Diharapkan lagu-lagu yang akan dibawakan oleh guest star tersebut tidak hanya menghibur juga memberikan nilai moral khususnya tentang melestarikan kopi itu sendiri. Salah seorang panitia yang juga pengusaha kopi asal Kintamani, Komang Sukarsana mengatakan bisnis kopi di masa mendatang sangat baik. Pasalnya harga kopi sejak tahun 2012 hingga sekarang terus meningkat. Harga kopi gabah sekarang ini berkisar Rp 46 ribu per kg.  “Dengan harga bagus ini telah mengangkat ekonomi petani dan banyak petani yang kembali mengembangkan tanaman ini,” jelas Sukarsana. (ist)