Bahasa Inggris Jadi Prioritas, SMP Dwijendra Mulai Terapkan Pola Hidup Kebiasaan Baru

(Baliekbis.com), Kepala SMP Dwijendra I Ketut Budayasa, ST mengatakan sekolah yang dibinanya tersebut nantinya akan mulai menerapkan pola hidup kebiasaan baru di masa pandemi covid-19. Itupun kalau nantinya sudah dimulai pelaksanaan Pendidikan Tatap Muka (PTM).

“Pola hidup kebiasan baru yang diterpakan nantinya yakni mulai membiasakan hidup disiplin, dan paling utama lagi para peserta didik kami biasakan nantinya untuk bisa mengunakan bahasa yang baik dan benar seperti bahasa Indonesia, Inggris maupun bahasa Bali,” terangnya, Minggu (26/9).

Lanjutnya, namun yang diperdalam di SMP Dwijendra terkait penggunaan bahasa adalah bahasa Inggris. Karena memperdalam bahasa Inggris di zaman sekarang sangatlah bagus. “Dengan memperdalam bahasa Inggris, maka setelah tamat tentu ada bekal atau skil yang sewaktu-waktu bisa diterapkan di masyarakat,” jelasnya.

Selain itu, para siswa juga dibiasakan untuk selalu menggunakan bahasa Bali. Selain sebagai warisan budaya Bahasa Bali juga sebagai bahasa mayoritas umat Hindu. “Ini yang terpenting, jangan sampai hilang,” ujarnya.

Menurutnya, penggunaan bahasa yang baik dan benar sangatlah penting terutamanya untuk para peserta didik tingkat SMP. Sebab dari penggunaan bahasa yang baik dan benar juga akan bisa menilai sifat dan mental para peserta didik.

“Karena dari sana juga bisa menilai kebiasan sehari-hari para peserta didik kita. Semoga dengan menerapkan kebiasaan pola hidup baru tersebut akan lebih mampu meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan di SMP Dwijendra agar lebih diminati,” ucapnya.

Ketut Budayasa juga mengatakan untuk bisa mencerminkan SMP Dwijendra sebagai sekolah unggulan dan bisa juga diprioritaskan sebagai sekolah go internasional. Penggunaan bahasa Inggris inilah yang akan terus diprioritaskan.

“Kami ajak para peserta didik sehari-harinya rutin melakukan sapaan dengan menggunakan bahasa Inggris, namun tidak lepas juga sapaan menggunakan bahasa Bali,” imbuhnya.

Sembari menambahkan, para siswa juga tidak lepas untuk diajarkan berbagai keterampilan, yang mana nantinya disusun lagi di ekstra kulikuler. Jadi nantinya para peserta didik bisa langsung memilih keterampilan yang diinginkan.

“Karena lewat ekstra kulikuler, selain bisa mengasah skil juga bisa mengisi kebosanan. Karena kita tahu selama pandemi, pastinya para siswa merasa bosan dan jenuh,” tambahnya. (sus)