Bahas Millennial, PIB Gandeng PPM Manajemen Gelar Seminar Bersama

(Baliekbis.com), Politeknik Internasional Bali (PIB) bekerja sama dengan PPM Manajemen menyelenggarakan seminar “Attracting and Managing Millenials in the Comvetitive Hospitality Industry” di PIB, Sabtu (27/01). Seminar melibatkan Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi dengan Dr. Patdono Suwignjo,M.Eng.Sc. sebagai pembicara utama, Djatipurwanti Setyorini (Core Consultant PPM Management), Jason Lim (COO Smailing DMC, Jakarta) serta Markhani (General Manager Corporate Human Resources & General Affairs Santika Indonesia Hotels & Resorts, Jakarta).

Seminar ini merupakan kolaborasi antara PIB dan PPM Manajemen yang merupakan Yayasan Pendidikan dan Pembinaan Manajemen berpusat di Jakarta. 50 tahun berdiri, PPM Manajemen telah menyelenggarakan lebih dari 90 judul pelatihan dengan lebih dari 6.000 peserta serta telah menjadi mitra bagi organisasi pemerintah, BUMN, swasta ataupun organisasi nirlaba dalam berbagi pengalaman, asesmen dan sertifikasi.

Direktur Jenderal Kelembagaan Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Pendidikan Tinggi, Dr. Patdono Suwignjo, M.Eng.Sc. mengatakan industri pariwisata sebagai ujung tombak negara karena pariwisata merupakan penyumbang devisa tertinggi kedua. Harapannya, perguruan tinggi siap untuk menghadapi perkembangan terbaru dalam globalisasi dan bisa men-design layanannya sesuai dengan perkembangan generasi,” tutupnya. Dr. Patdono dalam kesempatan ini memberikan apresisasi setinggi-tingginya untuk PIB sebagai kampus pariwisata dengan fasilitas terlengkap untuk melahirkan sumber daya manusia yang berkualitas dan siap bekerja setelah lulus.

Direktur PIB, Prof. Dr. Ir. Sulistyawati, M.S.,M.M.,M.Mis.,D.Th.,Ph.D, menjelaskan PIB sebagai perguruan tinggi dengan experiential based-learning dalam bidang international hospitality, culinary arts dan MICE, bervisi untuk berperan penting dalam mentransformasi bangsa melalui pendidikan berbasis praktek kerja nyata yang siap diterjunkan ke industri. “Kami berkomitmen untuk menyiapkan lulusan yang berkualitas dengan skill manajemen dan wirausaha serta menyediakan akses ke industri pariwisata dunia,” jelasnya.

Mengenai karakteristik millennial (1998-2000), Jason Lim menjelaskan millennial karakteristik khasnya adalah fleksibel. Akses terhadap internet sangatlah tinggi, hal ini membuat mereka think differently dan ini mesti dilihat secara positif. Markhani juga menambahkan bahwa millennial mempunyai cara yang berbeda untuk membuat diri mereka bahagia. “Millennials lebih suka ditawari experience. Di perhotelan misalnya, millennial tidak terlalu peduli dengan brand, ketika mereka cari hotel yang mereka lihat ada review dan harganya.

Diakhir seminar, Djatipurwanti Setyorini mengkategorikan karakteristik millennial yaitu purpose of life, self-efficacy, technology savvy, positive open mind and relationship. “Tips untuk mengelola karyawan millennial yaitu menciptakan lingkungan kerja yang positif, life balance, leadership, memberikan kesempatan berkembang, dan memberikan reward yang tepat,” tutupnya. (pib)