Atlet Asian Para Games Berprestasi Diusulkan Jadi ASN Tanpa Melalui Jalur Regular

(Baliekbis.com), Sebagai bentuk dukungan Pemprov Bali bagi para atlet-atlet penyandang disabilitas asal Bali yang akan mengikuti Asian Para Games 2018, Gubernur  Bali Wayan Koster berjanji akan membantu mengusulkan kepada Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan RB) RI agar atlet-atlet yang berhasil meraih medali bisa diterima menjadi Aparatur Sipil Negara tanpa harus mengikuti jalur regular. Penegasan tersebut disampaikan Gubernur Koster saat mengikuti acara Penerimaan Api Obor (Torch Relay) dan Pelepasan Parade  Torch Relay Asian Para Games di Rumah Jabatan Gubernur Bali, Jayasabha, Minggu (16/9).

“Menjawab aspirasi dari Ketua NPC, bagi para atlet-atlet yang meraih medali saya akan koordinasi langsung dengan MenpanRB dan Mensos supaya bisa disiapkan jalur khusus agar bisa diterima sebagai ASN. Kalau jalur regular itu ukurannya beda, ini ada ukuran tersendiri untuk kita pertimbangkan. Saya rasa pemerintah pusat pasti mendukung, karena Pemprov Bali sebelumnya juga sudah pernah melaksanakan hal serupa kepada para atlet,” tegas Koster seraya menyatakan Pemprov Bali akan mendukung penuh terkait bantuan anggaran pendanaan kegiatan pelatihan para atlet penyandang disabilitas dalam mengikuti even-even kedepan. “Begitu juga dengan aspirasi agar mendapatkan bantuan pendanaan untuk ikut serta PON 2020 di Papua akan kami dukung, kebetulan kami di Pemprov Bali kan belum membahas anggaran untuk tahun 2020, jadi nanti akan kami poskan itu, kami akan dukung sepenuhnya,” imbuhnya.

Terkait penyelenggaraan Asian Para Games 2018, dan kembali terpilihnya Bali sebagai salah satu kota yang dilewati pawai Obor Asian Para Games, Koster mengaku sangat bangga, memberikan apresiasi dan menyampaikan dukungan penuh terhadap pelaksanaan event tersebut. Ia pun berharap pelaksanaannya berjalan lancar dan sukses, yang diikuti raihan prestasi oleh para atlet. “Semoga para atlet bisa meraih prestasi yang bisa membanggakan nama Indonesia di kancah Internasional, apa lagi Indonesia menjadi tuan rumah untuk pertama kalinya. Semoga dengan dipilihnya Bali sebagai salah satu daerah yang dilewati pawai obor Asian Para Games, bisa memberikan vibrasi positif, apa yang digemakan oleh penyelenggara bagi para peserta penyandang disabilitas bisa tercapai,” pungkas Koster. (ist)

Sementara itu, Ketua Panitia Nasional Penyelenggara Asian Para Games 2018 (Inapgoc) Raja Sapta Oktohari dalam laporannya menyampaikan api obor (torch relay) Asian Para Games yang serupa dengan Asian Games diambil dari api abadi Mrapen, Grobongan untuk selanjutnya diarak untuk pertama kali di kota Solo, setelah itu ke Kota Ternate bertepatan dengan peringatan Haornas lalu. Berikutnya secara marathon menyinggahi kota-kota Makassar, Denpasar, Pontianak, Medan, Pangkalpinang, dan terakhir ke Jakarta pada 30 September untuk dimulainya penyelenggaraan pesta olahraga empat tahunan tingkat Asia. Penyelenggaraan Asian Para Games tahun ini merupakan yang ketiga kali di dunia dan Indonesia menjadi tuan rumah untuk pertama kalinya. Lebih jauh, penyelenggaraan even terbesar kedua di tingkat negara-negara Asian tersebut menurutnya bukan semata-mata hanya pertandingan olahraga semata, namun lebih dalam menyuarakan kesetaraan dan kepedulian kepada penyandang disabilitas. “Penyandang disabilitas bukanlah orang yang memiliki kekurangan, tetapi orang-orang yang memiliki kelebihan. Untuk itu mari kita dukung kesuksesan even ini,” ujarnya seraya menyampaikan kesetaraan tersebut juga diwujudkan dalam bentuk pengisian formasi official yang jumlahnya sekitar 1.500 orang lebih, hampir 75% merupakan penyandang disabilitas tuna daksa yang menggunakan bantuan kursi roda.

Ditambahkan Ketua Nasional Paralympic Comitee (NPC) Provinsi Bali I Nyoman Sumita yang mengaku sangat bahagia atas penyelenggaraan even tersebut. “Kami sangat berbahagia, kami ucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada pemerintah baik pusat maupun daerah, baru pada penyelenggaraan ini para atlet-atlet penyandang disabilitas disamakan dengan atlet normal,” ujarnya menceritakan ihwal dirinya yang berjuang membina para atlet penyandang disabilitas Bali dari tahun 1976, dan ikut serta pertama kalinya pada even nasional di Solo, hingga bisa meraih capaian saat ini. Beberapa atlet Bali pun tercatat berhasil menorehkan prestasinya di kancah internasional diantaranya Ni Nyoman Widiasih yang memperoleh medali perunggu pada penyelenggaraan Olimpiade Paralympic, dan saat ini telah diterima menjadi ASN melalui jalur khusus. Ia pun mengharapkan penghargaan yang serupa dari pemerintah bagi para atlet-atlet peserta Asian Para Games yang berhasil meraih medali, serta adanya bantuan anggaran pelatihan guna persiapan even PON di Papua pada tahun 2020. SUS