Atasi Mahalnya Harga Barang, Made Satria,S.H.: Transportasi ke Nusa Penida Perlu Ditingkatkan

(Baliekbis.com),Keterbatasan sarana transportasi ke Nusa Penida telah menyebabkan harga sejumlah barang di daerah ini menjadi tinggi. Kondisi tersebut berdampak cukup luas di antaranya mempengaruhi tingkat kesejahteraan masyarakat karena tingginya harga-harga. Juga daya saing pariwisata yang tengah berkembang.

Seperti diketahui selama ini jalur distribusi barang menuju Nusa Penida masih mengandalkan angkutan laut. Kapal Roro yang beroperasi melalui Pelabuhan Padangbai frekuensinya juga masih terbatas. Ini sangat mempengaruhi jumlah arus barang yang masuk. Kapal-kapal kecil yang beroperasi juga memiliki daya angkut terbatas.

Mencermati kondisi tersebut, salah seorang tokoh masyarakat Nusa Penida, Made Satria, S.H., mengatakan, Klungkung tidak bisa hanya bergantung pada Padangbai, namun sudah semestinya Klungkung memiliki pelabuhan sendiri.

“Keberadaan Padangbai cukup membantu, tapi belum maksimal. Jadi perlu ada terobosan untuk meningkatkan dan memperlancar arus barang khususnya ke Nusa Penida,” ujar Caleg DPRD Klungkung Dapil Nusa Penida nomor urut 1 dari PDI Perjuangan ini, Senin (25/2).

Ia berharap Klungkung ke depannya bisa memiliki pelabuhan sendiri, sehingga dapat memperlancar arus barang sehingga bisa menekan biaya.

“Melonjaknya harga barang-barang di Nusa Penida salah satu pemicunya, yaitu karena tidak lancarnya distribusi barang dan ini bisa jadi penyebab tingginya inflasi daerah ini yang berdampak pula pada tingkat kesejahteraan,” jelas kakak ipar dari Ni Luh Kadek Dwi Yustiawati yang juga caleg DPRD Provinsi Bali dari PDIP dapil Klungkung nomor urut 3.

Menurut Satria, peluang untuk membangun pelabuhan salah satunya dengan memaksimalkan pelabuhan Gunaksa. Dari informasi yang didapat, pemerintah Kabupaten Klungkung bahkan rencananya akan mengembangkan “Pelabuhan Segitiga Emas” di Klungkung. Pelabuhan ini rencananya dibangun di tiga titik strategis masing-masing di kawasan Pantai Pesinggahan, Desa Pesinggahan, Kecamatan Dawan (Klungkung daratan); Pantai Sampalan, Kecamatan Nusa Penida dan Pantai Bias Munjul, Nusa Ceningan, Kecamatan Nusa Penida.

Menurut Satria, untuk mempercepat realisasi program itu, pemerintah daerah agar membuka peluang terhadap investor. Sebab kalau hanya mengandalkan APBD daerah bisa memerlukan waktu yang sangat lama.

“Pelabuhan, bagi Nusa Penida sangat vital keberadaannya. Jika ini bisa cepat terealisasi maka jalur distribusi akan lancar, harga kebutuhan pokok terjaga dan inflasi bisa terkendali,” tutupnya.

Sebagamana diketahui dalam sebuah diskusi “Membedah Revisi RTRW Bali dari Perspektif Pelestarian Lingkungan” yang digelar di Kantor Kompas Jalan Jayagiri Denpasar, Jumat (22/2) sore terungkap salah satu isu yang dinilai penting yakni masih timpangnya harga barang khususnya di Nusa Penida. Menurut salah seorang nara sumber

Made Arca Eriawan dari KAP (Kelompok Ahli Pembangunan) Bali kendala di Nusa Penida itu akibat belum lancarnya transportasi ke kawasan terluas di Kabupaten Klungkung ini. Kondisi ini menurutnya harus segera dicarikan solusi agar bisa membantu masyarakat di sana. (lmc)