Atasi Kekurangan Programmer, Eko Cahyono: Bali Perlu Bangun Sekolah Coding Gratis

(Baliekbis.com), Ekonom yang juga pengamat ekonomi digital H.M Eko Budi Cahyono, S.E.,M.M.,M.H. mengatakan Indonesia termasuk Bali masih kekurangan SDM atau talenta dengan skill digital yang handal.

“Kita saat ini kekurangan programmer yang handal. Padahal kebutuhan terhadap programmer sangat tinggi baik untuk perusahaan teknologi yang sudah mapan maupun untuk startup (usaha rintisan) digital,” kata Eko Cahyono yang juga caleg DPR RI Dapil Bali nomor urut 2 dari PKB (Partai Kebangkitan Bangsa) itu Jumat (30/11) di Denpasar.

Untuk itu menurutnya harus ada upaya dan langkah serius pemerintah pusat bersama pemerintah daerah di Bali menyiapkan dan mencetak talenta digital khususnya di bidang programmer.

“Saya ingin perjuangkan ada sekolah programming atau sekolah coding gratis di Bali agar kita bisa mencetak lebih banyak programmer handal,” kata pebisnis dengan tagline “Masuk Pak Eko ke Senayan”.

Sekolah coding gratis ini diharapkan dapat melahirkan banyak SDM atau talenta digital untuk mengisi ekosistem digital di Tanah Air. Termasuk yang penting menguatkan ekosistem digital Bali dan menjadikan Bali sebagai “Sillicon Valley” berikutnya.

Eko mengatakan saat ini Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) RI dan Perancis melalui Menteri Sektor Digital Prancis telah menandatangani kerja sama untuk berkolaborasi untuk mendirikan sekolah coding gratis, L’Academie, di Indonesia.

Rencananya ada sejumlah sekolah coding gratis yang akan dibangun dan beroperasi mulai September 2019 seperti di Jakarta dan Bogor. Sebanyak 150 peserta didik sudah dipastikan akan mengikuti program pembelajaran selama tiga tahun.

“Sayangnya untuk tahap awal sekolah koding gratis ini belum ada di Bali. Makanya saya akan perjuangkan agar ada di Bali. Ini penting agar jangan sampai SDM Bali ketinggalan,” tegas Eko Cahyono yang dikenal juga getol membina dan memberdayakan pelaku usaha ekonomi kreatif dan UKM Bali lewat Economy Bali Creative (EBC)

Penulis buku ekonomi bisnis “best seller” berjudul “Sukses Ada di Pikiran dan Infrastruktur Ekonomi” ini menambahkan profesi programmer juga sangat diburu perusahaan dan menjanjikan gaji yang cukup tinggi.

Contohnya, sebagai junior programmer saja (dengan tanpa pengalaman kerja sebelumnya atau baru lulus kuliah/fresh graduated) bisa mengantongi gaji pokok Rp 5 juta. Tentu angka ini dua kali lipat lebih dari gaji pada umumnya orang yang baru bekerja untuk pertama kalinya

“Jadi ini kesempatan emas untuk anak-anak muda terjun jadi programmer. Jangan lagi hanya bercita-cita jadi PNS,” ujar Eko yang pernah mengabdi sebagai Tenaga Ahli Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal.

Dengan banyaknya dicetak programmer handal, Eko yang juga konsultan ekonomi manajemen keuangan dan properti itu berharap ekosistem digital tanah air makin kuat. Termasuk semakin mendorong generasi muda milenial menjadi technopreneur dengan mendirikan startup digital.

“Kami harapakan semakin banyak anak muda menjadi technopreneur mendirikan startup lalu banyak yang menjadi besar bahkan menjadi unicorn. Jika itu terjadi kami sangat optimis visi Indonesia menjadi kekuatan ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara yang mencapai USD 130 miliar pada 2020 dapat tercapai,” tandas Eko Cahyono. (emc)