Asbest Festival ke-2, Wahana Pengembangan Kerajinan Endek dan Songket Denpasar

(Baliekbis.com), Asosiasi Bordir, Endek & Songket Kota Denpasar (Asbest) kembali menggelar Asbest Festival Tahun 2019. Kegiatan guna mendukung perkembangan industri kreatif di Denpasar yang kali ini memasuki penyelanggaraan ke 2 ini dibuka Walikota Denpasar, IB Rai Dharmawijaya Mantra bersama Ketua Dekranasda Kota Denpasar, Ny. Selly Dhaarmawijaya Mantra yang ditandai dengan membunyikan angklung di Plaza Renon, Denpasar, Sabtu (16/3) malam dan akan berlangsung hingga 17 Maret.

Asbest Festival ke-2 ini dikemas dalam beragam kegiatan bernuansa bordiran endek dan songket. Bahkan uniknya lagi terdapat penampilan apik dari tujuh orang warga binaan pemasyarakatan (WBP)  Lapas Perempuan Kelas IIA Denpasar terlihat anggun dan memukau saat lengak-lengok di atas catwalk.

Penampilan  fashion show tujuh orang WBP ini mampu menarik hati pengunjung Plaza Renon tak terkecuali Walikota Rai Mantra serta Ketua Dekranasda Kota Denpasar Ny. Selly Dharmawijaya Mantra. Orang nomer satu di Kota Denpasar ini juga menyempatkan diri untuk mengabadikan penampilan fashion show para WBP melalui ponsel pribadinya.

Ketua Umum Asbest Ni Wayan Ria Mariani menambahkan dalam acara Asbest Festival Ke-2 Tahun 2019 terdiri dari lomba fashion show endek “back to 70’s”, lomba menyanyi lagu daerah dresscode modifikasi , parade fashion show tuna rungu, parade fashion show petugas dan WBP LPP Klas IIA Denpasar, Zumba Party The Touch of Endek, dan talk show “Cantik Tanpa Plastik”.

Dalam kesempatan tersebut, Walikota Rai Mantra memberikan apresiasi kepada Kalapas Perempuan Kelas II A Denpasar serta seluruh warga binaan lapas. Hal ini lantaran para WBP Lapas Perempuan Klas IIA Denpasar berhasil tampil dengan apik dalam acara Asbest Festival Ke-2 tahun 2019.

“Saya sangat mengapresiasi Ibu Kalapas atas penampilan apik WBP pada Asbest Festival II, hal ini merupakan salah satu terobosan pembinaan mental dan sosialisasi mereka. Sehingga mereka ada rehabilitasi secara langsung berinteraksi di dalam mendukung kegiatan-kegiatan seperti ini, dengan demikian mereka tidak harus terasing,” ujar Rai Mantra. Keikutsertaan WBP Lapas Perempuan Klas IIA Denpasar merupakan pemikiran out of the box. “Ini baru pertama kali kita lihat. Makanya saya bilang ini hebat. Ini adalah pemikiran yang bisa saya bilang out of the box,” tambahnya.

Rai Mantra menjelaskan bahwa WBP yang kini memiliki banyak aktifitas dan kreatifitas sehingga memiliki banyak hasil karya, sehingga tidak menutup kemungkinan untuk bekerja sama antara Pemerintahan Kota Denpasar dengan Lapas Perempuan Klas IIA Denpasar. “Boleh saja, nggak masalah kita punya konseling, itu tidak masalah kalau memang mau dipergunakan dengan mereka. Ini merupakan suatu interaksi rehabilitasi sosial kepada masyarakat,” ungkapnya.

Ketua Dekranasda Kota Denpasar Ny. Selly Dharmawijaya Mantra juga memberikan apresiasi penampilan tujuh WBP dalam Asbest festival ke 2 tahun. Menurutnya acara Asbest dapat memperkenalkan endek kepada masyarakat luas. Seperti yang kita lihat bahwa endek itu bisa digunakan dari berbagai kalangan mulai dari anak-anak, dewasa hingga orang tua.

Sehingga dalam Asbest Festival ini pihaknya melibatkan beberapa teman dari kalangan disabilitas untuk meramaikan fashion show ini. Pemerintah Kota Denpasar dalam berbagai kegiatan sering melibatkan anak-anak disabilitas. Hal tersebut untuk memberikan kepercayaan yang lebih  kepada mereka. “Dengan memberikan ruang kreatifitas yang sebebas-bebasnya ini memberikan pendidikan mental bagi para WBP, dan ini sangat efektif untuk pengembangan dirinya kedepan, termasuk ikut mempromosikan kerajinan endek dan songket ini,’’ ucapnya.

Sementara, Kalapas Perempuan Kelas II A Denpasar, Lili mengaku senang dan bangga karena WBP bisa ikut berpartisipasi dalam kegiatan ini. “Saya sangat bangga dan senang apalagi Bapak Walikota beserta ibu sangat menerima kami. Anak-anak kami ini, kami bilang jangan yang di luar, kami yang di dalam Lapas harus lebih unggul karena ini program pembinaan,” tegasnya

Menurutnya di dalam Lapas itu bakat dan keterampilan WBP diasah. Sehingga bisa disaksikan secara langsung penampilan terbaik mereka. “Tidak hanya orang di luar yang bisa mempromosikan, tapi para narapidana juga bisa mempromosikan endek melalui festival ini,” tuturnya sembari berharap agar selalu dapat bersinergi  dalam kegiatan kreatif bersama Pemkot Denpasar serta dukungan kepada para WPB. (ays)